Harga Migas dan Sawit Anjlok, Ekonomi Riau Lesu  

Reporter

Minggu, 1 Januari 2017 18:34 WIB

Perkebunan kelapa sawit dan permukiman terlihat dari udara di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo, Riau, 29 April 2015. Hasil penelitian terbaru Walhi menunjukkan lahan gambut seluas 914.067 hektare hilang dalam tiga tahun selama kebijakan moratorium kehutanan di Indonesia. ANTARA/FB Anggoro

TEMPO.CO, Pekanbaru - Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengakui terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi Riau di 2016 dibanding tahun-tahun sebelumnya. Lesunya pertumbuhan ekonomi Riau disebutnya, dampak dari anjloknya harga migas dan kelapa sawit di pasaran dunia.

"Pertumbuhan ekonomi Riau mengalami pelambatan lantaran harga dua sektor unggulan migas danu perkebunan anjlok pada level terendah," kata Arsyadjuliandi Rachman, Minggu, 1 Januari 2017.

Namun Arsyadjuliandi mengklaim di 2016 ini Riau mampu menekan angka kemiskinan dan pengangguran pasca anjloknya dua sektor unggulan di pasar dunia sejak 2015 alu.

Menurut Arsyadjuliandi, angka kemiskinan sempat meningkat pada 2015 mencapai 8,82 persen dibanding tahun 2014 hanya 7,99 persen. Begitu juga angka pengangguran di 2015 lalu mencapai 7,83 persen, jauh meningkat dibanding tahun 2014 pada angka 6,55 persen.

"Penurunan pertumbuhan ekonomi berdampak pada penurunan daya serap tenaga kerja maupun PHK," katanya.

Namun pada 2016 ini kata dia, angka kemiskinan dan pengangguran kembali dapat ditekan pada angka 7,89 persen menyusul pertumbuhan ekonomi pada 2016 ini jauh lebih baik dari 2015, meskipun tidak lagi didukung sektor migas dan perkebunan.

Menurut Arsyadjuliandi, Riau mulai mengembangkan destinasi wisata sebagai alternatif pertumbuhan ekonomi saat dua sektor unggulan migas dan perkebunan sudah tak mampu lagi diharapkan. "Tahun ini lebih baik dari tahun lalu, meskipun tidak lagi didukung migas dan perkebunan."

Aryadjuliandi mengatakan penurunan harga komoditi unggulan seperti karet dan kelapa sawit disebabkan kebijakan perdagangan negara tujuan ekspor yang tidak mendukung. Namun ia mengklaim, pelemahan ekonomi tidak hanya terjadi di Riau, melainkan menyeluruh di Indonesia. "Perlambatan ekonomi ini terjadi secara nasional," kata dia.

RIYAN NOFITRA


Baca juga:
Turis Pertama di Lombok Disambut Kalungan Selendang Sasa
Bupati Biak Numfor Tersangka Korupsi Tahun Baruan di Lapas



Advertising
Advertising

Berita terkait

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

3 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

3 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

3 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

5 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

6 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

7 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

9 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

16 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kemenparekraf Prediksi Libur Lebaran Dorong Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen

25 hari lalu

Kemenparekraf Prediksi Libur Lebaran Dorong Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen

Kemenparekraf memprediksi perputaran ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif selama Lebaran 2024 mencapai Rp 276,11 triliun.

Baca Selengkapnya

Syarat Rasio Pajak Naik, Jaga Stabilitas Ekonomi

35 hari lalu

Syarat Rasio Pajak Naik, Jaga Stabilitas Ekonomi

Rasio pajak bisa naik jika stabilitas ekonomi terjaga. Sebab penyumbang penerimaan terbesar masih pajak badan dari dunia usaha.

Baca Selengkapnya