TEMPO Interaktif, Sidoarjo: Lapindo Brantas Inc. tetap akan membuang lumpur ke Desa Kunjorowesi, Ngoro, Mojokerto, meski belum mendapat persetujuan Bupati Mojokerto Achmady. Bekas galian pasir yang akan menampung lumpur dinilai ideal karena ada cekungan tanah seperti mangkuk dengan kedalaman sekitar 30 meter."Tempat itu bisa menampung puluhan ribu meter kubik lumpur per hari," kata anggota tim pemindahan lumpur, Arman, di Sidoarjo kemarin. Pembuangan lumpur padat sudah dilakukan pada Ahad dan Senin, tapi dihentikan Bupati Achmady karena belum ada analisis mengenai dampak lingkungan.Sedangkan air lumpur yang sudah diproses dengan water treatment tetap akan dibuang ke Kali Porong dan Laut Madura. Gubernur Jawa Timur Imam Utomo berharap nelayan di pesisir Madura tidak khawatir karena air ini sudah memenuhi standar baku mutu. "Yang dibuang airnya, bukan lumpurnya," kata Imam.Menurut Imam, air lumpur yang dibuang ke sungai dan laut tidak akan menimbulkan dampak negatif terhadap ekosistem dan kehidupan manusia. Sedangkan lumpur yang sudah dipisahkan dari air akan dijadikan bahan bangunan dan industri atau dibuang ke bekas galian golongan C.Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar mengingatkan Lapindo tidak membuang lumpur ke laut melalui saluran irigasi di sungai Renokenongo. Untuk memastikan lumpur tidak dibuang ke laut, Rachmat akan mengirim tim yang memeriksa saluran ini.Tentang pembuangan lumpur ke laut, Rachmat berkukuh tidak akan mengizinkan selama kolam penampungan masih mampu menampung lumpur. "Selama (kolam) masih mampu (menampung lumpur), izin tidak akan dikeluarkan," katanya. Kalau izin terpaksa keluar, paling hanya berlaku selama lima sampai enam bulan.Anggota Komisi Pertambangan DPR, Alvin Lie, mengingatkan pembuangan lumpur ke laut merupakan alternatif terakhir. Pilihan ini bisa dilakukan jika tidak merusak ekologi. Politikus PAN ini mencontohkan PT Newmont Nusa Tenggara yang membuang lumpur ke laut sejauh tiga kilometer. "Kalau dicari relung yang dalam, tidak akan mengganggu," katanya.Kemarin warga Desa Renokenongo mengamuk dengan melempari ekskavator yang sedang memperbaiki tanggul. Kemarahan mereka dipicu oleh jebolnya tanggul yang mengubur jalan tol Surabaya-Gempol setinggi 30 sentimeter. Operator ekskavator ketakutan melihat aksi warga dan melarikan diri. Setelah ditangani aparat, perbaikan tanggul bisa dilanjutkan. Kukuh S Wibowo | Rohman Taufik | Adi Mawardi | Aqida Swamurti