Belajar Toleransi dari Riyanto, Banser Korban Bom Natal  

Reporter

Senin, 26 Desember 2016 23:05 WIB

Adik Riyanto, Biantoro, mengunjungi makam Riyanto di pemakaman umum Kelurahan/Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto, Jawa Timur. Riyanto adalah anggota Banser NU yang jadi korban bom Natal saat mengamankan kebaktian di gereja Eben Haezer, Kota Mojokerto, tahun 2000. TEMPO/ISHOMUDDIN

TEMPO.CO, Mojokerto - Tepat 16 tahun lalu atau 24 Desember 2000, sekitar pukul 17.00, Riyanto, kala itu berusia 25 tahun, berpamitan pada ayahnya, Sukarmin, kini berusia 67 tahun. Mengenakan seragam loreng hijau khas Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) dan mengendarai vespa kesayangannya, Riyanto menuju tempat tugas untuk bergabung dengan kepolisian mengamankan kebaktian di gereja Eben Haezer, Jalan Kartini Nomor 4, Kota Mojokerto, Jawa Timur.

Tak ada firasat apa pun dalam benak Sukarmin. Dia tak menyangka saat itu adalah terakhir kali ia melihat Riyanto sebelum gugur terkena ledakan bom yang diamankannya ketika ikut menjaga gereja Eben Haezer pada malam sebelum puncak perayaan Natal.

Sukarmin yang sehari-hari bekerja sebagai tukang becak, malam itu sedang berada di luar rumah mencari pengguna jasa becaknya. “Waktu itu saya di luar dan sempat mendengar katanya ada bom yang meledak di gereja,” ujar Sukarmin, warga Lingkungan Sabuk RT 02 RW 04, Kelurahan/Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Senin, 26 Desember 2016.

Sukarmin mendengar kabar bahwa korban bom yang meledak di gereja adalah orang Banser dari kampungnya. Ia pun bertanya ke teman-teman Riyanto sesama anggota Banser, tapi mereka sudah pulang ke rumah masing-masing.

Ia pun semakin khawatir anaknya menjadi korban bom. Hingga akhirnya, ia bertemu dengan anggota Banser di salah satu rumah sakit dan dipastikan anaknya menjadi korban bom. “Namun saya tidak diizinkan melihat jenazahnya dan saya disuruh pulang ke rumah," katanya. Di rumahnya, sudah banyak orang berdatangan setelah mendengar Riyanto meninggal dunia akibat ledakan bom di gereja.

Malam itu juga, jenazah Riyanto dibawa ke rumah duka dan keesokan harinya, 25 Desember 2000, dimakamkan di pemakaman umum Kelurahan/Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto. Riyanto, putra sulung dari tujuh bersaudara dari pasangan suami-istri Sukarmin dan Katinem, lahir di Kediri pada 19 Oktober 1975.

Semasa hidupnya, Riyanto jadi tulang punggung keluarga. “Dia dulu bekerja menimbang kedelai di koperasi,” kata Sukarmin. Riyanto yang belum menikah hingga akhir hayatnya dikenal sebagai pribadi penurut. “Enggak pernah membantah nasihat orang tua,” tuturnya. Duka mendalam kadang masih dirasakan keluarga Riyanto. Seragam terakhir yang digunakan almarhum pun masih disimpan.

Pengorbanan Riyanto juga dikenang Rudi Sanusi Wijaya, pendeta gereja Eben Haezer. Rudi menceritakan, seusai kebaktian pada 24 Desember 2000 malam, pengurus gereja menemukan dua barang mencurigakan di dua lokasi. “Pertama, bungkusan tas plastik ditemukan di bawah telepon umum di depan gereja dan yang satunya tas berisi kado di dalam gereja di bawah bangku,” ujarnya.

Dua barang mencurigakan itu pun dibuka karena khawatir berisi bom. Tas plastik yang ditemukan di bawah telepon umum itu berisi rangkaian kabel. Salah satu anggota Banser NU, Riyanto, membuka lalu membuangnya di lubang gorong-gorong yang hanya berjarak sekitar 10 meter di depan gereja. Saat dibuang, bom tersebut meledak dan menewaskan Riyanto.

Sedangkan tas yang ditemukan di bawah bangku di dalam gereja sempat dibuka Rudi. “Tidak ada kitab (Injil) dan berisi kotak seperti kado,” katanya. Lantas Rudi menyuruh pengurus gereja meletakkannya di depan gereja. Setelah diletakkan, bom kedua pun meledak.

Menurut Rudi, diduga ada dua pelaku yang menaruh bom di dalam dan di luar gereja. “Salah satu pelaku diduga ikut kebaktian dan meninggalkan tas berisi bom,” katanya. Berdasarkan penyidikan kepolisian, kawanan pelaku bom adalah anak buah Ali Imron, pelaku bom Bali.

Meski sudah 16 tahun, bekas kerusakan gereja dan bangunan sekitarnya akibat dua bom yang meledak masih terlihat. Misalnya, toko milik Ang Kin Kie, 62 tahun, di samping kiri gereja. “Kaca lemari toko pecah dan genting toko saya hancur berjatuhan,” kata Ang. Sampai sekarang, kaca lemari tokonya yang pecah belum diganti. Saat kejadian, Ang tidak berada di dalam toko dan sedang berada di luar kota. “Yang ada di dalam toko, kakak perempuan saya, tapi selamat,” katanya.

Kerusakan cukup berat juga dialami studio foto Kartini yang berada tepat di depan gereja Eben Haezer. “Papan nama studio foto saya rusak dan atap hancur,” kata pemilik studio foto, Sulikin, 72 tahun.

Sulikin juga mengalami luka di dada terkena serpihan paku dari bom kedua yang meledak di depan gereja atau persis di depan studio fotonya. “Waktu bom yang pertama meledak saya keluar melihat dan saya masuk lagi. Enggak lama kemudian, bom kedua meledak dan saya kena
serpihan paku,” katanya.

Pengorbanan Riyanto membawa berkah. Sebagai penghargaan atas jasanya, pihak gereja memberikan bantuan biaya pendidikan kepada salah satu adik Riyanto, Supartini. “Kami memberikan beasiswa kepada salah satu adiknya hingga lulus kuliah,” kata pendeta Eben Haezer, Rudi Sanusi Wijaya. Rudi mengatakan bantuan tersebut sebagai salah satu bentuk penghargaan atas jasa Riyanto.

Selain itu, umat Kristiani, khususnya di Mojokerto, juga selalu mendoakan Riyanto setiap perayaan Natal. “Kami selalu mendoakan dan memperingatinya melalui Bamag (Badan Musyawarah Antar Gereja),” katanya.

Adik Riyanto, Biantoro, membenarkan adiknya atau anak nomor enam, Supartini, menerima bantuan pendidikan dari gereja. “Mulai SMA sampai dia kuliah memang dibantu biaya tiap bulan,” ucapnya. Supartini telah lulus dari Universitas Islam Majapahit (Unim) Mojokerto lima tahun lalu dan sekarang sudah bekerja.

Nama Riyanto juga diabadikan sebagai nama salah satu jalan di Kota Mojokerto. Jalan Riyanto berada di Kelurahan/Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto, Jawa Timur, di bantaran sungai Brangkal. Di ujung jalan dibangun gapura cukup megah bertuliskan nama Jalan Riyanto.

Tak hanya toleransi antar-umat beragama, nilai pengorbanan ada pada sosok Riyanto. Untuk mengenang jasanya, Pengurus Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor bersama Bamag Indonesia menggelar peringatan (haul) kematian Riyanto pada 22 Desember 2016 lalu. Kegiatan ini dihadiri Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas, Ketua Umum Bamag Indonesia Agus Susanto, dan Kapolres Mojokerto Kota Ajun Komisaris Besar Nyoman Budiarja. Haul dimulai dengan mengheningkan cipta dan menaburkan bunga di tempat meledaknya bom di Gereja Eben Haezer dan dilanjutkan dengan berziarah ke makam Riyanto.

ISHOMUDDIN

Berita terkait

Pemkot Mojokerto Rilis Implementasi Sertifikat Elektronik

7 hari lalu

Pemkot Mojokerto Rilis Implementasi Sertifikat Elektronik

Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto bersama Kantor Pertanahan (Kantah) Kota Mojokerto, resmi merilis implementasi sertifikat elektronik pada layanan pertanahan

Baca Selengkapnya

KAI Commuter Layani 14,8 Juta Penumpang KRL Selama Periode Natal dan Tahun Baru

9 Januari 2024

KAI Commuter Layani 14,8 Juta Penumpang KRL Selama Periode Natal dan Tahun Baru

Selama hari libur Nataru data volume pengguna tertinggi pada 30 Desember 2023 yaitu sebanyak 859.564 penumpang KRL.

Baca Selengkapnya

Akhir Libur Nataru, 500 Ribu Kendaraan Telah Kembali ke Jabotabek

3 Januari 2024

Akhir Libur Nataru, 500 Ribu Kendaraan Telah Kembali ke Jabotabek

Jasa Marga mencatatkan sebanyak 515.778 kendaraan kembali ke wilayah Jabotabek setelah libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023/2024.

Baca Selengkapnya

Tahun Baru, 34 Ribu Orang Penumpang Naik Kereta dari Yogyakarta

3 Januari 2024

Tahun Baru, 34 Ribu Orang Penumpang Naik Kereta dari Yogyakarta

PT KAI (Daop) 6 Yogyakarta mencatat sebanyak 34.034 orang naik kereta api (KA) dari seluruh stasiun di wilayah tersebut pada Senin, 1 Januari 2024.

Baca Selengkapnya

Kereta Cepat Whoosh Layani 220.227 Penumpang pada Natal dan Tahun Baru

3 Januari 2024

Kereta Cepat Whoosh Layani 220.227 Penumpang pada Natal dan Tahun Baru

PT KCIC mengapresiasi minat masyarakat yang menjadikan Whoosh sebagai pilihan utama selama libur Nataru.

Baca Selengkapnya

Puncak Arus Balik, Waspadai Gelombang Tinggi di Selat Bangka

1 Januari 2024

Puncak Arus Balik, Waspadai Gelombang Tinggi di Selat Bangka

Saat arus balik, tinggi gelombang hingga tujuh hari ke depandi sekitar perairan Selat Bangka diprakirakan berkisar 0.5 hingga 0.75 meter.

Baca Selengkapnya

Liburan Tahun Baru, 32 Ribu Tiket Kereta dari Semarang Masih Tersedia

1 Januari 2024

Liburan Tahun Baru, 32 Ribu Tiket Kereta dari Semarang Masih Tersedia

PT KAI Daerah Operasi 4 Semarang menjelaskan bahwa hingga kini masih ada sekitar 32 ribu tiket kereta untuk keberangkatan periode 1-7 Januari 2024.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Puncak Arus Balik Libur Nataru, Jasa Marga: 140 Ribu Kendaraan Bakal Masuk ke Jakarta

1 Januari 2024

Hari Ini Puncak Arus Balik Libur Nataru, Jasa Marga: 140 Ribu Kendaraan Bakal Masuk ke Jakarta

Jasa Marga memprediksi puncak arus balik libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 bakal jatuh pada hari ini, 1 Januari 2024.

Baca Selengkapnya

Mudik Natal dan Tahun Baru, PLN Siapkan 624 SPKLU di 411 Titik

1 Januari 2024

Mudik Natal dan Tahun Baru, PLN Siapkan 624 SPKLU di 411 Titik

PLN telah menyiapkan 624 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di 411 titik lokasi untuk pengisian daya kendaraan listrik.

Baca Selengkapnya

Dishub Yogyakarta Siapkan Rekayasa Lalu Lintas di Malam Tahun Baru

29 Desember 2023

Dishub Yogyakarta Siapkan Rekayasa Lalu Lintas di Malam Tahun Baru

Ratusan ribu kendaraan dari berbagai daerah tercatat sudah memasuki wilayah Yogyakarta pada masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023-2024.

Baca Selengkapnya