Organda Klaim Pengguna Bus Bertambah Sejak Ada 'Om Telolet Om'  

Reporter

Senin, 26 Desember 2016 16:22 WIB

Poster om telolet om saat bus melewati Pasar Panorama Lembang, Kabupaten Bandung Barat, 25 Desember 2016. Anak-anak ini menunggu lewatnya bus pariwisata di kawasan wisata Lembang. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Semarang – Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Semarang mengklaim fenomena “om telolet om”, yang berawal dari kreasi suara klakson, mampu meningkatkan minat publik untuk menggunakan angkutan bus. Suara “telolet” yang kini banyak diburu publik untuk direkam saat bus lewat menjadikan masyarakat mencintai salah satu moda angkutan umum itu.

“Tak hanya anak-anak, saat ini publik mulai minat naik bus karena berharap ada klakson telolet,” kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang Organda Kota Semarang, Wasi Darono, Senin, 26 Desember 2016.

Menurut Darono, klakson telolet merupakan kreasi para pengemudi yang tak disangka mampu membetot perhatian publik. “Sebenarnya itu kreasi saja, seperti menghias mobil pribadi. Tapi ini kreasi suara klakson untuk angkutan umum,” ucapnya.

Meski tak menjelaskan perbandingan animo publik terhadap bus setelah “om telolet om” merebak, Darono menyebutkan keberadaan bus antarkota-antarprovinsi di Pantai Utara Jawa mulai bersaing memodifikasi klakson telolet untuk memanjakan pengguna. Para pengemudi mengaku klakson bersuara khas telolet banyak dipilih penumpang.

Menurut Darono, selama ini para pengusaha angkutan bus di Kota Semarang yang tergabung dalam Organda tak melarang pengemudinya yang memasang klakson telolet. Dia menilai keberadaan klakson telolet justru menjadi evaluasi bagi Organda agar kreatif dalam menarik minat penumpang.

“Keberadaan pengguna menjadikan kami kreatif termasuk dengan menggunakan klakson telolet,” katanya.

Andi Tiansyah, anggota komunitas Bus Lover yang juga pengemudi bus PT Kanaya Kanaya Trans Wisata Jakarta, menyatakan “om telolet om” memang sedang marak. Bahkan, ia menyebutkan, saat ini pengguna bus yang memesan layanan wisata sering meminta layanan khusus klakson telolet. “Itu di luar fasilitas layanan kabin lain, seperti televisi, video, AC, dan Wi-Fi,” kata Andi.

Andi mengaku perusahaan bus tempatnya bekerja tetap tidak menaikkan tarif kendati telah melayani permintaan klakson telolet. Menurut dia, penggunaan klakson khusus itu hanya menggunakan sistem udara yang bisa diproduksi ketika mesin bus menyala. “Sederhana, suara tolelot muncul karena tekanan angin yang diproduksi mesin,” katanya.

EDI FAISOL



Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup sampai Senin, MTI Minta Pemerintah Awasi Angkutan Gelap

10 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup sampai Senin, MTI Minta Pemerintah Awasi Angkutan Gelap

Bandara Sam Ratulangi di Manado masih ditutup imbas erupsi Gunung Ruang. Semua penerbangan dari dan ke Manado dibatalkan.

Baca Selengkapnya

Arus Balik saat Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Pengguna Angkutan Umum Capai 1 Juta

14 hari lalu

Arus Balik saat Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran, Pengguna Angkutan Umum Capai 1 Juta

Kemenhub menyatakan pergerakan penumpang angkutan umum pada arus balik dan hari pertama kerja usai libur Lebaran masih tinggi.

Baca Selengkapnya

Hasil Riset MTI: Travel Gelap Berkembang Pesat saat Pandemi

16 hari lalu

Hasil Riset MTI: Travel Gelap Berkembang Pesat saat Pandemi

Salah satu poin yang membuat masyarakat meminati travel gelap adalah layanan door to door.

Baca Selengkapnya

Travel Gelap Masih Beroperasi di Sekitar Cawang UKI, Disebut Aman dari Razia Polisi

16 hari lalu

Travel Gelap Masih Beroperasi di Sekitar Cawang UKI, Disebut Aman dari Razia Polisi

Mobil berpelat hitam yang diduga dioperasikan sebagai angkutan umum ilegal atau travel gelap masih dengan mudah ditemui di kawasan Cawang UKI

Baca Selengkapnya

Pengguna Angkutan Umum saat Arus Mudik pada H-3 Lebaran Capai 1.181.705 Orang

23 hari lalu

Pengguna Angkutan Umum saat Arus Mudik pada H-3 Lebaran Capai 1.181.705 Orang

Kemenhub mencatat pengguna angkutan umum sudah mencapai 1.181.705 orang selama H-3 Lebaran, atau Minggu, 7 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Satu Juta Pemudik Gunakan Angkutan Umum Hingga H-5 Lebaran, Naik 26 Persen

25 hari lalu

Satu Juta Pemudik Gunakan Angkutan Umum Hingga H-5 Lebaran, Naik 26 Persen

Satu juta lebih pemudik menggunakan angkutan umum hingga Jumat, 5 April. Naik 26 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

38 hari lalu

Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Berharap Operasi Keselamatan Jaya 2024 Tumbuhkan Kesadaran Masyarakat terhadap Aturan Lalu Lintas

58 hari lalu

Polda Metro Jaya Berharap Operasi Keselamatan Jaya 2024 Tumbuhkan Kesadaran Masyarakat terhadap Aturan Lalu Lintas

Polda Metro Jaya berharap masyarakat akan lebih sadar dan patuh terhadap aturan lalu lintas.

Baca Selengkapnya

Kondangan di Australia, Keluarga Inggris Ini Pilih Jalur Darat Berbulan-bulan ketimbang Naik Pesawat

6 Januari 2024

Kondangan di Australia, Keluarga Inggris Ini Pilih Jalur Darat Berbulan-bulan ketimbang Naik Pesawat

Mereka melakukan perjalanan melalui Eropa, Kazakhstan, Cina, Laos, Thailand dan Indonesia, lalu mencapai Dili, Timor Leste tanpa naik pesawat.

Baca Selengkapnya

Angkutan Umum di Bandung Barat Dicek Kelaikannya Jelang Tahun Baru

28 Desember 2023

Angkutan Umum di Bandung Barat Dicek Kelaikannya Jelang Tahun Baru

Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung Barat menggelar pengecekan kelaikan angkutan umum jelang Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya