Wakil Presiden Jusuf Kalla, memberikan keterangan kepada awak media, di Istana Wakil Presiden, Jakarta, 7 Desember 2016. Jusuf Kalla menyatakan Pemerintah menyampaikan rasa bela sungkawa atas bencana gempa bumi berkekuatan 6,4 SR menyebabkan korban jiwa yang terjadi di Kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Biereun di Provinsi Aceh, sementara pemerintah tidak memiliki kriteria apakah musibah gempa ini tergolong bencana nasional atau tidak. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO,Jakarta – Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap masyarakat terdidik dalam menghadapi segala bentuk bencana alam agar dapat menghindari dampak yang ditimbulkan.
”Untuk menghindari bencana, perlu pendidikan bersama sehingga masyarakat bisa melakukan persiapan,” katanya saat memberikan sambutan peringatan Hari Tsunami Dunia (World Tsunami Awareness Day) di Hotel Fairmont, Jalan Asia-Afrika, Senayan, Jakarta, Kamis, 15 Desember 2016.
Kalla melihat masyarakat yang tinggal di Pulau Sumatera bagian barat dan Pulau Jawa bagian selatan sudah memiliki kultur menghadapi bencana. Setiap kali ada gempa besar, masyarakat di wilayah itu langsung lari ke perbukitan untuk menghindari gelombang tsunami.
”Di Pulau Simeulue juga begitu saat terjadi bencana tsunami 2004. Meskipun banyak korban di Aceh, sampai 200 ribu lebih, jumlah korban di Simeulue hanya tujuh orang karena terdidik oleh kultur ratusan tahun untuk menghindari bencana,” kata Wapres Jusuf Kalla, yang ketika terjadi bencana tsunami di Aceh 12 tahun silam berperan sebagai Koordinator Nasional Tanggap Darurat.
Dalam acara yang difasilitasi oleh Badan PBB yang mengurusi Penanggulangan Bencana (UNISDR), Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, dan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) itu, Wapres menyampaikan apresiasinya atas penyelenggaraan acara tersebut.
”Kita punya pengalaman panjang tentang tsunami. Walaupun tsunami itu istilah Jepang, korban tewas karena tsunami yang paling banyak dari Indonesia, khususnya Aceh yang mencapai 222 ribu orang,” ujarnya.
Pihaknya juga telah berterima kasih kepada sejumlah negara, termasuk Jepang, yang memberikan bantuan kepada korban tsunami di Aceh. Bahkan Indonesia juga mendapat penghargaan dari PBB karena bisa menyelesaikan program rehabilitasi senilai US$ 6 miliar dalam jangka waktu lima tahun.
Ihwal bencana gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, beberapa waktu lalu, Kalla menyatakan tidak membutuhkan bantuan banyak dari pihak asing.
”Kita tidak mengharapkan banyak bantuan dari luar karena bencana itu tidak terlalu besar dibanding pada 2004. Sebenarnya dalam negeri kita sanggup mengatasinya,” katanya ditemui seusai acara.