Hari HAM, Jokowi Dicap Gagal Selesaikan HAM di Papua

Reporter

Sabtu, 10 Desember 2016 17:06 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpidato kepada para pedagang di Pasar Pharaa, Sentani, Jayapura, Papua, 27 Desember 2014. TEMPO/Cunding Levi

TEMPO.CO, Wamena- Memperingati hari Hak Asasi Manusia (HAM) 10 Desember 2016, sejumlah aktivis dan penggiat HAM di wilayah pegunungan tengah Papua menilai penyelesaian pelanggaran HAM di Papua masih sangat lambat.

“Kita semua tahu penyelesaian kasus pelanggaran HAM di Papua oleh negara sejak 1961 hingga saat ini sangat lambat,” ujar Ketua Jaringan Advokasi Hukum dan HAM Pegunungan Tengah Papua, Theo Hesegem, dalam jumpa pers bersama yang digelar di Rumah Bina, Wamena, Jumat, 9 Desember 2016.

Hal itu dibenarkan oleh Pastor Jhon Jonga yang sudah sampai pada pada kesimpulan bahwa pemerintah Joko Widodo (Jokowi) memang tidak mampu menyelesaikan berbagai kasus pelanggaran HAM di Papua. Kasus Paniai adalah bukti paling jelas ketidakmampuan tersebut.

“Padahal Presiden waktu itu berjanji akan menyelesaikan kasus Paniai secepat mungkin, tetapi hingga dua tahun tidak ada kejelasan,” ungkap Pastor Jhon.

Baca:
Hari HAM, Jokowi Diminta Ampuni Mary Jane dan Merry Utami
Alasan Lesbumi NU Pecat Ahmad Dhani Dibeberkan

Hal itu tidak dirasa heran oleh Ketua KNPB Wilayah Lapago, Simeon Dabi. Menurut dia pelaku pelanggaran HAM di Papua adalah negara sehingga sulit berharap keadilan bisa ditegakkan oleh negara.

“Setiap warga negara harusnya dilindungi negara bukan (malah) dihabisi oleh negara sehingga menyebabkan banyak ketidakadilan di Papua,” kata Simeon Dabi yang turut ambil bagian dalam jumpa pers tersebut.

Dia menekankan bahwa KNPB, yang selama ini kerap jadi sasaran pelanggaran HAM oleh negara, akan tetap maju sebagai media yang memperjuangkan suara masyarakat Papua. “Tidak peduli jika nyawa sekalipun taruhannya,” tegas Dabi.

Atas situasi tersebut, Theo Hasegem menyebutkan bahwa peringatan Hari HAM Internasional di Tanah Papua menjadi kewajiban semua orang yang memahami nilai-nilai kemanusiaan.

“Semua orang mempunyai kewajiban yang sama untuk melakukan peringatannya, artinya di hari HAM masing-masing orang menyampaikan nilai-nilai kemanusiaan itu,” kata Theo sembari menekankan bahwa Hari HAM tidak perlu dipolitisir.

Peringatan Hari HAM kali ini juga bertepatan dengan meningkatnya dukungan internasional terhadap perjuangan hak asasi manusia di Papua, termasuk di Sidang Umum PBB lalu.

Baca:
Ridwan Kamil Desak Ormas PAS Minta Maaf ke Panitia Kebaktian
Tokoh Pesantren dan Aktivis Nilai Ahok Tak Menista Islam

Bagi Theo, adanya desakan dunia internasional khususnya negara-negara di Pasifik, seharusnya mendorong negara Indonesia bergegas menyelesaikan kasus-kasus HAM di Papua. Namun kenyataannya masih jalan di tempat.

“Pelanggaran HAM di Papua harus diseriusi negara. Ada kesan negara kalau mengurusi masalah korupsi atau lainya kerjanya maraton alias cepat selesainya, tetapi kalau masalah HAM sangat lambat, sehingga secara tidak langsung menyakiti perasaan keluarga korban dan juga masyarakat Papua,” tegasnya.

Lambatnya penyelesaian di pihak negara ini disadari oleh Dominikus Sorabut, Sekretaris Dewan Adat Papua Wilayah Lapago, sebagai bagian dari kenyataan pelanggaran HAM Papua yang tidak terlepas dari dari pemasungan hak politik.

Sejak 1961 hingga saat ini adalah proses yang panjang dimana masyarakat Papua terus mengalami kekerasan yang begitu banyak, baik itu kekerasan terhadap manusia, dan pengambilan hak terhadap tanah, dan sumber daya alam, ungkap Dominikus Surabut.

“Semua tidak diperuntukan untuk pembangunan manusia Papua, justru itu membunuh manusia Papua dengan mengambil hak itu. Kurang lebih selama 55 tahun ini, orang Papua berada dalam posisi ancaman besar, dan ancaman itu mengarah pada sebuah genosida dan penghilangan pemusnahan etnis Melanesia,” ujar Domi.

Maka dari itu, lanjutnya, perjuangan yang dilakukan pihaknya akan tertap konsisten menuntut pengakuan terhadap hak politik dan eksistensi masyarakat adat Papua.

“Saya mau tegaskan, bahwa pelanggaran HAM di Papua bukan terjadi karena soal makan minum, tetapi karena soal mati dan hidup, sehingga tidak bisa dibayar dengan uang atau diganti dengan kompensasi apapun, bayarannya hanya dengan pengakuan hak politik, titik,” tegas Domi.

Atas dasar pelanggaran dan pembiaran yang begitu lama, Pastor Jhon Djonga memandang kehendak kemerdekaan rakyat Papua tidak terhindarkan.

“Makanya, cepat atau lambat jika masalah HAM di Papua tidak diselesaikan, Papua pasti akan merdeka,” ujar Jhon Jonga sembari mengungkapkan bahwa setiap masyarakat Indonesia khususnya di Papua punya hak untuk menentukan nasibnya sendiri.

Turut hadir dalam kesempatan jumpa pers tersebut Ketua Forum Masyarakat Jayawijaya Pegunungan Tengah Papua, Mully Wetipo; tokoh perempuan Helena Lokobal, dan mantan tahanan politik, Yetrei Musib.
TABLOID JUBI


Berita terkait

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

8 menit lalu

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, NTB, pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Dampingi Presiden Gowes Sapa Warga di Mataram

24 menit lalu

Mentan Amran Dampingi Presiden Gowes Sapa Warga di Mataram

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman turut serta bersama presiden menyapa warga Mataram.

Baca Selengkapnya

Dua Hari Serangan TPNPB, TNI-Polri akan Tambah Pasukan di Intan Jaya

29 menit lalu

Dua Hari Serangan TPNPB, TNI-Polri akan Tambah Pasukan di Intan Jaya

TNI-Polri akan kirim pasukan tambahan imbas serangan TPNPB pada 30 April dan 1 Mei 2023 di Intan Jaya

Baca Selengkapnya

Soal Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora, Bagaimana Peraturannya?

40 menit lalu

Soal Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora, Bagaimana Peraturannya?

Jokowi pernah memerintahkan pengkajian soal status bagi diaspora, tapi menurun Menteri Hukum bukan kewarganegaraan ganda.

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

51 menit lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

1 jam lalu

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

Pengamat menilai hubungan Jokowi dengan Megawati yang renggang membuat Jokowi dan Prabowo akan terus bersama.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

2 jam lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

2 jam lalu

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

Timnas Indonesia kalah melawan Uzbekistan dalam semifinal Piala Asia U-23 2024. Ini komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

2 jam lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Polres Yahukimo Tangkap 5 Tersangka Pembunuhan Bripda Oktavianus Buara, Polisi: Dua Masih Dikejar

14 jam lalu

Polres Yahukimo Tangkap 5 Tersangka Pembunuhan Bripda Oktavianus Buara, Polisi: Dua Masih Dikejar

TPNPB-OPM menyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan seorang polisi Bripda Oktovianus Buara di Distrik Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan.

Baca Selengkapnya