KPK Sita Mobil VW Kodok Milik Keluarga Sekda Jombang

Reporter

Rabu, 7 Desember 2016 15:07 WIB

Penyidik KPK menyita tiga mobil dan satu sepeda motor gede dari rumah Sekda Jombang Ita Triwibawati dan dititipkan di Markas Polres Jombang, 6 Desember 2016. TEMPO/ISHOMUDDIN

TEMPO.CO, Jombang - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menyita mobil mewah milik keluarga pasangan suami istri Bupati Nganjuk Taufiqurahman dan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jombang Ita Triwibawati.

Sebuah mobil Volkswagen (VW) Beetle atau populer disebut VW kodok warna hitam tersebut dititipkan di Markas Kepolisian Resor Jombang. Informasi yang dihimpun menyebutkan mobil bernomor polisi S 989 XI itu disita penyidik KPK dari rumah sekaligus kompleks kantor perusahaan keluarga Ita dan Taufiqurahman di Jalan Raya Mojosongo 99, Desa/Kecamatan Diwek, Jombang.

Kepala Kepolisian Resor Jombang Ajun Komisaris Besar Agung Marlianto membenarkan adanya tambahan mobil mewah yang disita KPK dan dititipkan di Polres Jombang. “Jadi total ada empat unit kendaraan roda empat dan satu unit kendaraan roda dua,” katanya pada wartawan, Rabu, 7 Desember 2016.

Sebelumnya, KPK juga menyita dan menitipkan tiga mobil mewah dan satu motor milik keluarga Ita dan Taufiqurahman yang disita dari rumah mereka di Jombang. Kendaraan tersebut antara lain mobil Jeep Wrangler bernomor polisi B 99 FIQ, Toyota Innova seri terbaru bernomor polisi S 1106 YZ, mobil merek Smart ForTwo bernomor polisi B 1485 WKI, dan motor BMW R1200GS bernomor polisi B 4873 BGX.

Baca: KPK Sita Jeep Wrangler dan Motor BMW di Rumah Sekda Jombang

Agung mengatakan rencananya sejumlah barang bukti mobil dan motor tersebut akan diambil KPK dan dibawa ke Jakarta hari ini. “Namun setelah dikonfirmasi, rencananya besok akan diambil,” ujarnya.

Pasangan suami-istri Taufiqurahman dan Ita Triwibawati diduga melakukan korupsi dan tengah disidik KPK. Mereka memiliki perusahaan dan sejumlah kelompok usaha yang sering memenangkan lelang dan mengerjakan proyek pembangunan fisik di Nganjuk dan Jombang selama tahun 2008 hingga 2016.

Baca: KPK: Bupati Nganjuk Terlibat Pemborongan Lima Proyek

Belum diketahui jenis proyek apa saja yang terindikasi korupsi sehingga disidik KPK. Hingga hari ini penyidik KPK masih berada di Nganjuk dan Jombang untuk merampungkan proses penyidikan.

Penyidik telah menggeledah dan menyita dokumen dari sejumlah tempat antara lain ruang kerja Taufiqurahman di Pemkab Nganjuk, ruang kerja Ita di Pemkab Jombang, rumah dinas dan rumah pribadi, kantor perusahaan milik keluarga, serta instansi terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan, dan Dinas PU Cipta Karya, Tata Ruang, Kebersihan, dan Pertamanan Jombang.

ISHOMUDDIN

Baca juga:
Gempa Aceh, Kementerian Sosial Kerahkan Tim Tagana
Gempa di Pidie Jaya, 4 Korban Tewas Teridentifikasi

Berita terkait

Dua Kali Mangkir dari Pemeriksaan KPK, Gus Muhdlor Jalani Sidang Praperadilan di PN Jaksel Hari Ini

1 jam lalu

Dua Kali Mangkir dari Pemeriksaan KPK, Gus Muhdlor Jalani Sidang Praperadilan di PN Jaksel Hari Ini

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menggelar sidang perdana praperadilan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali atau Gus Muhdlor, Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

6 jam lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sudah Dua Kali Mangkir, KPK: Penyidik Bisa Menangkap Kapan Saja

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengatakan jemput paksa terhadap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor tak perlu harus menunggu pemanggilan ketiga.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

2 hari lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

2 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

2 hari lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

3 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

3 hari lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

3 hari lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya