Gempa Bumi di NTT Termasuk Klasifikasi Kuat

Reporter

Senin, 5 Desember 2016 12:22 WIB

Ilustrasi. allvoices.com

TEMPO.CO, Kupang - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Muhammad Riyadi, mengatakan gempa tektonik yang mengguncang hampir seluruh wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, termasuk klasifikasi gempa bumi kuat. Gempa berkekuatan 6,4 SR itu terjadi Senin pagi, 5 Desember 2016, pukul 08.13 WIB.

Meski begitu, gempa bumi hiposentrum dalam (deep focus earthquake) tidak berpotensi merusak, juga tidak berpotensi menimbulkan tsunami. “Masyarakat pesisir di seluruh wilayah NTT diimbau agar tetap tenang,” kata Riyadi melalui rilis yang diterima Tempo dari BMKG Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin, 5 Desember.

Riyadi menjelaskan, hasil analisis pendahuluan yang dikeluarkan BMKG pada lima menit pertama menunjukkan gempa ini berkekuatan M= 6,4. Setelah dilakukan pemutakhiran (update) berdasarkan analisis final, diperoleh parameter gempa bumi dengan kekuatan M= 6,1.

Adapun episentrum terletak pada koordinat 7,38 Lintang Selatan dan 123,43 Bujur Timur. Tepatnya di Laut Flores, pada jarak 193 kilometer arah timur laut Kota Maumere dengan kedalaman 517 kilometer. “Sehingga wajar dengan kedalaman ini guncangan gempa bumi tersebar dalam wilayah sangat luas hampir di seluruh NTT,” kata Riyadi.

Peta tingkat guncangan menunjukkan dampak gempa berupa guncangan dirasakan di Wetar, Alor, Lomblen, Maumere, Ende, dan Sika pada skala intensitas II SIG BMKG atau III MMI. “Banyak warga di daerah tersebut terkejut akibat guncangan gempa bumi ini, tetapi hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan akibat gempa bumi,” kata Riyadi.

Secara tektonik, zona bawah Laut Flores merupakan zona pertemuan lempeng yang memiliki keunikan tersendiri karena di wilayah ini Lempeng Indo-Australia menyusup curam ke bawah Lempeng Eurasia hingga 600 kilometer.

Gempa bumi dalam dengan hiposentrum di atas 300 kilometer di Laut Flores merupakan fenomena menarik, karena sangat jarang terjadi.

Jika ditinjau mekanisme sumbernya yang berupa oblique turun (kombinasi sesar turun dan mendatar dengan dominasi pergerakan turun), tampak bahwa aktivitas yang terjadi sangat mungkin masih dipengaruhi gaya tarikan lempeng ke bawah.

Dalam hal ini gaya tarikan lempeng ke bawah (slab pull) yang lebih dominan karena pada kedalaman Zona Transisi Mantel bagian bawah terjadi ketidakseimbangan gaya yang dipengaruhi gaya apung lempeng (slab bouyancy) dan dominasi ada pada gaya menarik lempeng ke bawah.

“Aktifnya deep focus earthquake di Laut Flores ini menjadi petunjuk bagi kita semua bahwa proses subduksi lempeng dalam di utara NTT hingga kini masih berlangsung,” kata Riyadi.

YOHANES SEO


Berita terkait

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

12 menit lalu

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

Jakarta diprediksi cenderung berawan hari ini, Rabu, 1 Mei 2024. Sejumlah wilayah berpeluang hujan siang nanti.

Baca Selengkapnya

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

7 jam lalu

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

BMKG mencatat kejadian gempa bumi dengan kekuatan M5,5 di wilayah Maluku Utara. Pusat gempa di laut, dipicu deformasi batuan Lempeng Laut Maluku.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

18 jam lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

18 jam lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

20 jam lalu

Rekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig

Garut alami gempa bumi belum lama ini. Daerah ini memiliki beragam destinasi wisata unggulan, antara lain Candi Cangkuang hingga Pantai Cijeruk.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

20 jam lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan Tebal Hingga Hujan Ringan

23 jam lalu

BMKG Prakirakan Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan Tebal Hingga Hujan Ringan

BMKG memprakirakan cuaca Jakarta hari ini, 30 April 2024, berawan tebal hingga hujan ringan.

Baca Selengkapnya

Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Sama Cerah Berawan Pagi Ini, Bagaimana Siang dan Malam?

23 jam lalu

Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Sama Cerah Berawan Pagi Ini, Bagaimana Siang dan Malam?

Prediksi cuaca dari BMKG menyebut Jabodetabek seluruhnya cerah berawan pada pagi ini, Kamis 30 April 2024.

Baca Selengkapnya

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

1 hari lalu

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

Korban gempa Garut bertahan di rumah mereka yang rawan roboh karena tidak ada tempat pengungsian.

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

1 hari lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya