Bertemu Wapres JK, Korpri Suarakan Nasib Guru Honorer  

Reporter

Senin, 28 November 2016 13:40 WIB

Sejumlah guru honorer melakukan aksi unjuk rasa menuntut kesejahteraan dan kesetaraan di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, 31 Oktober 2016. Ribuan guru honorer dari seluruh Jawa Barat meminta pemerintah provinsi segera mengalokasikan besaran standar upah guru honorer di anggaran tahun 2017. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantornya di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta. Dalam pertemuan itu, ada beberapa hal yang menjadi bahan pembicaraan, salah satunya ialah perlindungan karier aparatur sipil negara dan kejelasan status guru honorer.

Salah satu anggota Korpri mempertanyakan proses Tim Penilai Akhir (TPA) untuk memilih pejabat eselon I. Muhammad Sadli, anggota Korpri itu, menilai proses pemilihan oleh TPA berdasarkan posisi atau jabatan tertentu, bukan jenjang karier. Dengan demikian, bila ada satu dari tiga kandidat yang lolos, dua lainnya langsung tersisih alias tidak mendapatkan posisi. "Dulu kami alami, tapi belum beruntung," katanya di Jakarta, Senin, 28 November 2016.

Jusuf Kalla mengatakan tiga kandidat eselon I yang sudah masuk pilihan TPA mempunyai kapasitas yang sama. Keputusan pemilihan antara satu kandidat dan kandidat lainnya bukan berdasarkan peringkat terbaik. Ihwal dua kandidat lainnya yang gagal lolos, kata Kalla, pemerintah akan mengkaji lagi apakah bisa diberikan jabatan di lembaga lain.

Baca: Jokowi Putuskan Penghapusan Ujian Nasional Pekan Ini

Menanggapi keinginan guru honorer yang minta diangkat menjadi pegawai negeri sipil, Wapres menyebut pemerintah tidak bisa memenuhinya. Pemerintah hanya sanggup mengangkat 50 persen guru honorer, dari total 820 ribu guru honorer per 2015, menjadi PNS.

Sebab pemerintah tengah berupaya memangkas jumlah PNS. "Kami ingin negatif gros lima tahun mendatang," ujar Kalla. Tujuannya ialah agar anggaran negara tidak banyak terserap untuk belanja pegawai.

Sekretaris Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Dwi Wahyu Atmaji mengatakan hanya ada tiga sektor yang tidak mengalami moratorium penerimaan PNS. Sektor itu ialah kesehatan, pendidikan, dan pertanian. "Tenaga kesehatan, pendidikan, pertanian bisa dikaji dapat penerimaan," ucapnya.

Simak: Bertemu, Begini Nasihat Gus Mus kepada 3 Pemuda Penghinanya

Ke depan, kata Dwi, pemerintah akan memetakan jumlah PNS di suatu daerah. Nantinya daerah yang kekurangan PNS akan menerima dari daerah lain yang berlebih. "Bisa mutasi dan retribusi," tuturnya.

ADITYA BUDIMAN

Berita terkait

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

16 jam lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

11 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

13 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

14 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

15 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

26 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

26 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

26 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

27 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

27 hari lalu

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bakal merayakan lebaran tahun ini di Jakarta. Rencananya, Anies akan salat id di masjid dekat rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh partai politik pengusungnya dan para politikus senior.

Baca Selengkapnya