TEMPO Interaktif,
Jakarta:Sampai saat ini sudah tiga warga negara Indonesia yang diduga menderita infeksi SARS (Severe Acute Respiratory Sindrome). Pertama di Batam, kedua di rawat di Rumah Sakit Islam Jakarta, dan ketiga di Rumah Sakit Pusat Infeksi Suryanti Saroso di Sunter, Jakarta Utara, kata Menteri Kesehatan Achmad Suyudi dalam jumpa pers usai rakor kesra di kantor Menko Kesra, Jakarta, Selasa (1/4). Ketiga pasien itu memiliki kondisi kesehatan yang berbeda. Di Batam, menurut Suyudi, semula diduga menderita SARS. Tetapi setelah dirawat selama tiga hari, saat ini kondisinya sudah membaik. Kini, pasien yang bekerja di Singapura ini sudah kembali ke rumah. Pasien kedua, yang dirawat di RS Islam Jakarta, saat ini masih dalam perawatan. Sedangkan pasien yang di RSPI Suryanti, dicurigai menderita SARS karena melakukan kontak dengan orang Singapura. Ia sekarang sedang dalam perawatan serta diamati kesehatannya. Dia mendapat rujukan dari RS Pluit ke RSPI karena dicurigai SARS. Baru kemarin malam masuk ke RSPI, kata Suyudi. Dia juga menjelaskan bahwa berdasarkan laporan yang diterimanya, telah meninggal dunia satu mahasiswa Indonesia di Singapura karena positif menderita SARS. Dia menegaskan kembali bahwa di Indonesia, yang diduga menderita baru tiga pasien tersebut. Jadi kalau ada rumor penderita SARS di rumah sakit lain, itu tidak benar. Dan ini harus segera diselidiki, tegasnya. Menurut Suyudi, sampai saat ini, Indonesia belum memiliki peralatan kedokteran untuk mendiagnosa penyakit SARS. Peralatan yang bisa dipergunakan untuk tes penyakit ini adalah sebuah uji memasukkan sebuah serum ke dalam tubuh sehingga tubuh bereaksi. Hasilnya baru diketahui dalam 10 hari, kata Menteri. Tetapi tes ini baru dapat dilakukan di Atlanta, Amerika Serikat. Suyudi menjelaskan ketiga pasien di Indonesia belum pasti mengidap penyakit ini. Tetapi, dia menambahkan, ancaman wabah penyakit ini merupakan hal yang perlu diwaspadai sehingg diperlukan tindakan law enforcement. Menko Kesra Jusuf Kalla, mengatakan pemerintah Indonesia mulai saat ini mendeklarasikan wabah penyakit SARS sebagai ancaman nasional. Beberapa mekanisme yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi menularnya penyakit ini dengan memberikan kartu kuning pada setiap warga negara asing terutama yang berasal dari negara-negara seperti Singapura, Hongkong, Cina dan Thailand, pada saat mereka mendarat di sembilan bandara internasional di Indonesia. Jadi kaum pendatang akan diberi registrasi dan dilakukan pemeriksaan fisik. Kalau terkena wabah akan dirawat di rumah sakit Indonesia, kata Kalla. Kemudian bagi WNI yang beniat bepergian keluar negeri menuju negera-negara yang terkena wabah SARS, pemerintah berusaha membatasi dengan memberikan travel advisory dan mengharuskan balita tidak ikut. Kalau tidak penting, lebih baik jangan pergi, kata Kalla. Pemerintah juga mengharuskan semua WNI yang pergi keluar negeri mematuhi semua aturan di negara tujuan, misalnya memakai masker. Pemerintah juga meminta semua maskapai penerbangan yang menuju negara-negara tersebut untuk membagikan masker pelindung. Dalam dua hari ke depan, pemerintah yang akan membagikan masker ini. Tetapi setelah hari ketiga, masing-masing maskapai harus menyediakan sendiri masker untuk penumpang. Depkes juga akan melatih semua jajarannya untuk dapat mendeteksi penyakit ini. Rumah Sakit khusus yang digunakan untuk merawat pasien SARS (dan mengkarantina) adalah RS Pusat Infeksi di Sunter dan RS Persahabatan di Rawamangun, Jakarta Timur. Disediakan satu bangsal untuk 20 orang di RS tersebut, kata Suyudi. Inspektur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan, Umar Fahmi Achmadi, yang mendampingi Menkes, menjelaskan masyarakat diminta untuk mewaspadai penyakit ini dengan cara menghindari tempat yang padat penghuninya dan ruangan sempit, menghindari berkunjung ke rumah sakit bila tidak perlu, menghindari penyakit demam panas dan batuk, menghindari berhubungan dengan mulut, mata dan hidung dengan orang lain yang menderita gejala seperti di atas dan menggunakan masker. Untuk informasi lebih lanjut, Umar menunjuk kepada Rumah Sakit Pusat Infeksi dengan nomor telepon 021-6506568. SARS adalah penyakit baru yang belum diketahui cara penularannya. Tetapi WHO menyimpulkan bahwa penyakit ini diakibatkan oleh virus dari famili pararamixo siridiae. Penyakit virus sindrom penapasan akut ini mempunyai masa inkubasi 3-6 hari melalui kontak dekat dengan penderita. Gejalanya antara lain batuk kering, sulit bernapas, pneumonia, demam tinggi hingga 38 derajat celcius, sakit kepala, kejang otot, hilangnya nafsu makan, badan tidak sehat, merasa bingung, bintik-bintik merah pada kulit dan diare. Peserta Rakor itu Menkokesra Jusuf Kalla, Mensos Bachtiar Chamsyah, Menteri Kesheatan Sujudi, Marie Muhammad, ketua PMI, Fritz De Hans, utusan WHO. (Diah A ChandraningrumTNR)