Soal Aksi Bela Islam, Panglima TNI: Indonesia Akan Dibagi-bagi

Reporter

Editor

Elik Susanto

Kamis, 24 November 2016 17:03 WIB

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kiri) bersama Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memantau unjuk rasa 4 November di sisi barat Istana Merdeka, Jakarta, 4 November 2016. ANTARA/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan Aksi Bela Islam beberapa waktu lalu dan akan digelar lagi pada 2 Desember mendatang melibatkan campur tangan asing. Tuntutan pengusutan kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI nonaktif Basuki Tjahaja Purnama dalam unjuk rasa itu sudah dipenuhi.

Namun, kendati sudah dipenuhi, masih ada tuntutan lanjutan di luar kasus tersebut. Tujuannya, ucap Gatot, memecah belah persatuan bangsa Indonesia. Menurut Gatot, Aksi Bela Islam pada 4 November lalu yang dikenal sebagai 411 itu adalah aksi damai demokrasi Indonesia. "Demo itu membuat dunia tahu bahwa Indonesia sebagai negara mayoritas Islam yang damai, indah, dan demokratis," ujar Gatot di Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Kamis, 24 November 2016.

Meskipun terjadi bentrokan dalam aksi pada malam harinya, Gatot menilai bentrokan itu dilakukan orang yang tidak rela demokrasi di Indonesia berjalan. Menurut dia, demo tersebut berakhir ketika kepolisian menuruti keinginan demonstran.

Baca: FPI Akan Kerahkan Tig Juta Orang Untuk Aksi Bela Islam III

"Demo itu sudah selesai. Apa yang diminta sudah diberikan Kapolri (Jenderal Tito Karnavian) dengan memproses hukum Basuki sebagai tersangka. Kalau ada demo lagi, alasannya jatuhkan perlindungan Ahok, jatuhkan RI-1, itu sudah tidak murni," tutur Gatot.

Gatot bercerita, pada 20 November 2016, dia mendengar kabar bahwa Rizieq Shihab, pemimpin Front Pembela Islam, dianiaya anggota Kostrad. "Saya selidiki itu tidak ada," katanya. Ia pun meminta jajarannya memeriksa sumber berita tersebut.

Hasilnya, ucap Gatot, berita tersebut berasal dari sebuah media di Australia dan Amerika Serikat. "Saya telusuri berita itu, ada dua sumbernya, dari wilayah Australia dan New Jersey, USA," tuturnya, sembari meminta masyarakat Indonesia tetap bersatu. "Dari luar negeri, sudah bermain lewat media sosial. Tujuannya memecah bangsa. Kalau sudah dipecah, Indonesia akan dibagi-bagi," ujarnya.

ARKHELAUS W.

Berita Lain
Bikin Teduh, Pesan Sang Mama kepada Ahok Sebelum Dicecar Polisi
Diperiksa 8,5 Jam, Ahok Mendapat 27 Pertanyaan
Pemerintah Antisipasi Demo 2 Desember dari Daerah
Kapolda Metro Jaya Sebar Maklumat dari Helikopter
Buruh Ikut Demo 2 Desember, Ini Imbauan Menteri Hanif






Advertising
Advertising

Berita terkait

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

2 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

2 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

3 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

8 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

9 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

9 hari lalu

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

9 hari lalu

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

9 hari lalu

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK

Baca Selengkapnya

Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

38 hari lalu

Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

Begini suasana di kawasan Gedung KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

38 hari lalu

Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

Din Syamsuddin menjadi salah satu tokoh penggerak aksi unjuk rasa menolak pemilu curang

Baca Selengkapnya