Alat Pendeteksi Bencana Rusak, BNBP: Ada yang buat Jemuran

Reporter

Kamis, 24 November 2016 08:27 WIB

Aplikasi Magma Indonesia dalam tampilan website buatan tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, menyajikan informasi kebencanaan geologi terkini. TEMPO/ANWAR SISWADI

TEMPO.CO, Depok - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengeluhkan vandalisme masyarakat terhadap peralatan pendeteksi bencana. Masyarakat kerap mencuri dan merusak alat yang dipasang untuk pendeteksi dini bencana alam.

"Memang kami ada masalah dari peralatan untuk mendeteksi bencana. Banyak vandalisme dan pencurian alat pendeteksi bencana yang dipasang pemerintah," kata Sutopo dalam seminar “Perubahan Iklim, Bencana Terus Mengintai: Waspada Perubahan Cuaca Ekstrem” di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Rabu, 23 November 2016.

Sutopo menyebutkan, di kawasan Bromo, Jawa Timur, sensor milik pemerintah untuk mendeteksi bencana hilang. Padahal pemerintah telah menyimpan alat tersebut di dalam kotak besi dan digembok.

Pemerintah, kata Sutopo, tidak mungkin dalam 24 jam terus mengawasi alat pendeteksi bencana. Seharusnya ada rasa memiliki dari masyarakat dan pemerintah daerah yang sudah dipasangi alat pendeteksi bencana di wilayah mereka. "Yang terjadi bahkan dirusak. Bahkan ada yang dijadikan tiang jemuran."

Kasus lainnya, sistem peringatan dini longsor yang dipasang pemerintah di Banjarnegara banyak yang rusak dan tidak berfungsi. Hal tersebut terlihat dari pemotongan kabel alat pendeteksi longsor karena berbunyi sirene dianggap membuat masyarakat cemas. "Perlu ada pendekatan social engineering yang berbasis komunitas. Sebab, bunyi sirene dianggap mengganggu masyarakat," ucap Sutopo.

Menurut dia, banyak contoh vandalisme yang terjadi pada alat pendeteksi dini bencana di Indonesia. Bahkan baterai seismograf untuk memantau Gunung Sinabung dicuri dan sempat terganggu. "Padahal gunung tersebut sangat aktif. Mereka tidak paham akibatnya bisa berdampak pada nyawa masyarakat."

Selain vandalisme, permasalahan yang terjadi pada peralatan pendeteksi bencana adalah terbatasnya biaya operasional dan pemeliharaan yang sangat minim. Dengan demikian, alat tersebut dimakan waktu dan sudah seharusnya diganti, tapi tidak bisa dilakukan karena anggaran minim. "Alat semestinya sudah diganti dan di-upgrade. Namun, karena tidak adanya anggaran, jadi makin rusak," ujar Sutopo.

IMAM HAMDI

Berita terkait

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

1 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

2 hari lalu

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

2 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

2 hari lalu

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

Dengan naiknya status aktivitas Gunung Ruang tersebut, daerah bahaya kembali diperlebar menjadi radius 6 kilometer. Termasuk waspada potensi tsunami

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

3 hari lalu

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran membantah banyak wisatawan pulang mendadak dan sebabkan kemacetan pasca-guncangan gempa pada dinihari tadi.

Baca Selengkapnya

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

4 hari lalu

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

Warga Depok merasakan guncangan gempa 6,5 magnitudo yang terjadi pada Sabtu malam. Titik gempa di laut selatan Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

4 hari lalu

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

BMKG memperbarui informasi gempa yang mengguncang kuat dari laut selatan Pulau Jawa pada Kamis menjelang tengah malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

4 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa tersebut dirasakan di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kota Gorontalo hingga Kabupaten Pohuwato.

Baca Selengkapnya

Alasan PKS Usung Kader Internal di Pilkada 2024 Kota Depok

8 hari lalu

Alasan PKS Usung Kader Internal di Pilkada 2024 Kota Depok

Imam Budi Hartono akan melanjutkan RPJMD Kota Depok 2021-2026 jika terpilih pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

9 hari lalu

Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

Kebanyakan gempa memiliki Intensitas guncangan pada skala III MMI. Ada juga yang IV MMI. Simak data selengkapnya dari BMKG.

Baca Selengkapnya