Indeks Ketahanan Nasional Indonesia Kurang Tangguh

Reporter

Rabu, 23 November 2016 17:34 WIB

Presiden Joko Widodo diangkat oleh dua anggota Marinir saat mengunjungi Markas Korps Marinir Tentara Nasional Indonesia (TNI), Cilandak, Jakarta, 11 November 2016. Jokowi gencar menyambangi pasukan TNI setelah terjadinya aksi demonstrasi yang dilakukan ratusan ribu umat Islam. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks ketahanan nasional Indonesia pada 2016 mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Meskipun demikian, posisi ketahanan nasional saat ini dianggap kurang tangguh.

"Indeks ketahanan nasional pada 2016 sampai Oktober adalah 2,60; meningkat dibanding tahun sebelumnya dengan indeks 2,55," kata Ketua Laboratorium Pengukuran Ketahanan Nasional, Miyasto, saat diskusi dengan redaksi media massa dan wartawan, Rabu, 23 November 2016, di kantor Lemhanas, Jakarta. Pengukuran indeks 2016 itu baru sampai Oktober, sehingga belum memperhitungkan situasi setelah demo 411.

Dalam mengukur ketahanan nasional, Miyasto menjelaskan, Labkurtannas menghitung indeks dari delapan gatra, yaitu geografi, demografi, sumber kekayaan alam, ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya, serta pertahanan dan keamanan. Delapan gatra terdiri dari 108 variabel dan 821 indikator.

Pengolahan data terdiri dari dua, yakni data kualitatif (diambil dari data kebijakan), dan data kuantitatif (data kinerja). Data tersebut kemudian digabungkan sehingga menghasilkan indeks komposit yang menunjukan ketahanan nasional. Indeks komposit terdiri dari angka 1 hingga 5.

Indeks 1 menunjukan ketahanan nasional berada pada posisi rawan, indeks 2 kurang tangguh, indeks 3 cukup tangguh, indeks 4 tangguh, dan indeks 5 sangat tangguh. Dari kriteria tersebut, Miyasto mengatakan, potret ketahanan nasional Indonesia pada 2015-2016 berada pada posisi kurang tangguh.

Kriteria kurang tangguh ini didefinisikan dalam beberapa hal, yaitu, keuletan dan ketangguhan bangsa berada pada posisi lemah; dalam jangka pendek negara masih dapat bertahan dari tantangan, ancaman, hambatan, gangguan (TAHG); namun apabila tidak segera ada perbaikan, dalam jangka panjang stabilitas nasional akan goyah. "Posisi kurang tangguh ini disebut juga warning," kata Miyasto.

Meskipun secara agregat indeks pada 2016 meningkat, namun ada tiga gatra yang mengalami penurunan, sementara lima gatra mengalami peningkatan. Tiga gatra yang menurun itu adalah sumber kekayaan alam, ideologi, serta sosial dan budaya. Lima gatra lainnya yang meningkat adalah geografi, demografi, politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan.

Yang menarik, dari semua gatra, indeks hanya berada di kisaran 2 koma. Hanya gatra pertahanan dan keamanan yang mempunyai indeks di atas 3, yaitu 3,08. Indeks di atas 3 menunjukan gatra pertahanan dan keamanan dianggap cukup tangguh.

Labkurtannas adalah laboratorium yang berada di bawah Lemhanas. Pengukuran ketahanan nasional ini dilakukan setiap tahun sejak 2010.

AMIRULLAH

Berita terkait

Rektor Unhas Jelaskan Peran Kampus Atasi Potensi Konflik Pemilu 2024

14 Juli 2022

Rektor Unhas Jelaskan Peran Kampus Atasi Potensi Konflik Pemilu 2024

Rektor Unhas mengatakan perlu pembentukan tim terpadu pengelolaan konflik sosial Pemilu 2024 yang diinisiasi oleh Lemhanas bekerja sama dengan kampus.

Baca Selengkapnya

BPIP dan Lemhannas Komitmen Perkuat Ideologi Pancasila

12 Maret 2022

BPIP dan Lemhannas Komitmen Perkuat Ideologi Pancasila

Kementerian atau lembaga pemerintah perlu menyamakan persepsi tentang materi Ideologi Pancasila sehingga tidak ada beragam versi soal Pancasila.

Baca Selengkapnya

Alex Noerdin Ikuti Orientasi dan Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan dari Lemhanas

26 Agustus 2019

Alex Noerdin Ikuti Orientasi dan Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan dari Lemhanas

Mantan Gubernur Sumatera Selatan H Alex Noerdin, yang terpilih sebagai anggota DPR RI periode tahun 2019-2024, mengikuti Orientasi dan Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan yang digelar oleh Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) bagi Anggota DPR RI dan DPD RI Terpilih Periode 2019-2024, Senin, 26 Juli 2019.

Baca Selengkapnya

Tunjangan Kinerja Pegawai Lemhanas Bisa Capai Rp 29 Juta

24 Juli 2018

Tunjangan Kinerja Pegawai Lemhanas Bisa Capai Rp 29 Juta

Pemerintah melakukan penyesuaian tunjangan kinerja pegawai Lembaga Ketahanan Nasional atau Lemhanas.

Baca Selengkapnya

Komisioner Ombudsman: Pelantikan M. Iriawan Seperti Dipaksakan

20 Juni 2018

Komisioner Ombudsman: Pelantikan M. Iriawan Seperti Dipaksakan

Secara administratif tidak ada masalah, tapi Ombudsman mempertanyakan kenapa M. Iriawan dipaksakan menjadi Pelaksana Tugas Gubernur Jawa Barat?

Baca Selengkapnya

Jadi Penjabat Gubernur Jawa Barat, Iriawan Dikabari saat Lebaran

18 Juni 2018

Jadi Penjabat Gubernur Jawa Barat, Iriawan Dikabari saat Lebaran

Sekretaris Utama Lemhannas Mochamad Iriawan baru tahu ditunjuk jadi penjabat Gubernur Jawa Barat pada Lebaran kedua.

Baca Selengkapnya

Alasan Tjahjo Kumolo Ajukan Lagi Iriawan Jadi Gubernur Jawa Barat

18 Juni 2018

Alasan Tjahjo Kumolo Ajukan Lagi Iriawan Jadi Gubernur Jawa Barat

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyatakan penunjukan Sestama Lemhannas Iriawan sebagai penjabat Gubernur Jawa Barat sesuai aturan.

Baca Selengkapnya

Mutasi Pati Polri, Irjen Iriawan Jadi Sekretaris Utama Lemhanas

9 Maret 2018

Mutasi Pati Polri, Irjen Iriawan Jadi Sekretaris Utama Lemhanas

Mutasi juga dilakukan di tubuh Badan Reserse Kriminal Polri.

Baca Selengkapnya

Gubernur Lemhanas: Senjata Sesuai Tugas Pokok Institusi

27 September 2017

Gubernur Lemhanas: Senjata Sesuai Tugas Pokok Institusi

Yang pasti, kata Gubernur Lemhanas, Agus Widjojo, keputusan untuk mempergunakan senjata itu ditentukan oleh otoritas politik sipil.

Baca Selengkapnya

Kata Gubernur Lemhanas Tanggapi Kasus Saracen dan Hoax

28 Agustus 2017

Kata Gubernur Lemhanas Tanggapi Kasus Saracen dan Hoax

Terkait Saracen, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Letjend
(Pur) Agus Widjojo mengatakan masyarakat harus punya
kapasitas menangkal berita bohong.

Baca Selengkapnya