Kementerian Luar Negeri: Pengamanan Laut Menyesuaikan Situasi di Lapangan

Reporter

Editor

Grace gandhi

Rabu, 23 November 2016 17:14 WIB

Menlu Retno Marsudi menemui Menteri Besar Sabah Dato Musa Aman, untuk membahas keamanan perairan Sabah, Malaysia, di Kota Kibabalu, 8 November 2016. Foto: Kementerian Luar Negeri RI

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, membenarkan rencana pelaksanaan trilateral lanjutan antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina terkait dengan pengamanan kawasan perairan.

Menurut dia, trilateral itu sudah dijadwalkan pada 23 November 2016 di Manila, Filipina.

"Dari trilateral pertama pada awal Mei lalu, diturunkan kesepakatan yang berupa pembentukan prosedur operasional standar (SOP)," ujar Arrmanatha di Kementerian Luar Negeri, Pejambon, Jakarta, Rabu, 23 November 2016.

Arrmanatha menuturkan SOP itu akan terus disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Sejak Mei 2016, penculikan dan penyanderaan terhadap warga negara Indonesia terjadi secara beruntun di perairan Filipina selatan dan Sabah, Malaysia.

Meski sejumlah WNI sudah terbebas dari sandera, kasus serupa masih terulang. Hingga yang terakhir pada 19 November lalu, dua WNI yang bekerja di kapal berbendera Malaysia diculik di perairan Lahad Datu, Sabah.

Rencana pertemuan tiga menteri pertahanan di Manila, kata Arrmanatha, membahas hal yang lebih teknis. "Ini soal perjanjian dalam konteks patroli bersama. Lalu soal joint working group, membahas bagaimana mereka menyelesaikan isu yang ada," ucapnya.

Trilateral itu, menurut dia, akan dihadiri juga oleh perwakilan dari TNI, antara lain Asisten Operasional Panglima TNI dan perwakilan TNI Angkatan Laut.

"Nanti laporannya kan dari mereka sebagai pihak yang terlibat di lapangan," ujar Arrmanatha.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meyakini, WNI tidak akan terculik jika tidak bekerja di perairan sekitar Sabah. Dia mengklaim pengamanan sudah berhasil dilakukan di kawasan Sulu, Filipina selatan. Kini ketiga negara sedang berupa mengamankan keamanan wilayah lain.

"Pengamanan yang sekarang itu sudah efektif. Ngarang kalau ada yang bilang gagal. Dari kelompok Abu Sayyaf itu sudah ada 400 orang yang mati. Yang culik sudah dibebaskan. Yang bilang enggak efektif enggak tahu aja," tuturnya.

Meski mengklaim pengamanan tiga negara sudah efektif, Ryamizard mengatakan pihaknya akan tetap rutin menggelar pertemuan dengan menteri pertahanan lain.

YOHANES PASKALIS




Berita terkait

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

1 jam lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya

Kondisi Atlet Sepak Bola Malaysia yang Disiram Air Keras Kini Kritis Tapi Stabil

10 jam lalu

Kondisi Atlet Sepak Bola Malaysia yang Disiram Air Keras Kini Kritis Tapi Stabil

Atlet sepak bola Malaysia yang menjadi korban serangan air keras, Faisal Halim, berada dalam kondisi kritis.

Baca Selengkapnya

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

11 jam lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

12 jam lalu

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

Suara pro-Palestina, termasuk mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, mengatakan perusahaan Lockheed Martin dan MBDA harus dilarang

Baca Selengkapnya

Daftar Negara di Asia Tenggara dengan Gaji Tertinggi, Indonesia Nomor Berapa?

13 jam lalu

Daftar Negara di Asia Tenggara dengan Gaji Tertinggi, Indonesia Nomor Berapa?

Berikut ini daftar negara di Asia Tenggara dengan gaji tertinggi. Indonesia memiliki rata-rata upah sebesar Rp5 juta. Ini informasinya.

Baca Selengkapnya

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

1 hari lalu

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

ASEAN didirikan oleh lima negara di kawasan Asia Tenggara pada 1967. Ini lima negara pendiri ASEAN serta tokohnya yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

1 hari lalu

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

Indonesia-Africa Forum kedua akan diselenggarakan di Bali pada 3 - 4 September 2024. Menlu Retno mengundang perwakilan dari Gambia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

2 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

2 hari lalu

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

Dua Kapal Ikan Asing berbendera Vietnam sempat hendak kabur sehingga petugas harus mengeluarkan tembakan peringatan.

Baca Selengkapnya