Bom di Gereja Samarinda, PGI Minta Umat Tak Tebar Opini Liar  

Reporter

Senin, 14 November 2016 12:22 WIB

Warga mengamati TKP ledakan bom molotov di Gereja Oikumene Samarinda, Kaltim, 13 November 2016. Seorang terduga pelaku peledakan berhasil ditangkap warga. TEMPO/Firman Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta – Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menyampaikan keprihatinan mendalam dan simpati bagi para korban teror bom di Gereja Oikumene, Sengkotek, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu, 13 November 2016. PGI mengecam keras tindakan pengeboman ini, sama seperti tindakan-tindakan teror lainnya.

"Tindakan kekerasan, apa pun bentuknya, tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah. Sebagai bangsa yang beradab, kita telah menyepakati bahwa alat pemaksa dan kekerasan hanya boleh digunakan oleh negara, dan itu pun harus melalui proses hukum," kata Sekretaris Umum PGI, Pendeta Gomar Gultom, dalam keterangan tertulis, Senin, 14 November 2016.

Kepada jemaat Gereja, PGI mengimbau agar tetap tenang dan tekun dalam doa atas tragedi kemanusiaan yang terjadi itu. "Kiranya Allah memberikan pemulihan bagi korban luka-luka, terutama anak-anak," kata Gomar Gultom.

Baca:
Densus 88 Periksa Juhanda, Pelaku Bom Gereja Samarinda
Kisah Dalang Bom Samarinda, Mantan Napi & Tinggal di Masjid
Gereja Dibom di Samarinda, Begini Kronologinya



PGI juga meminta umat Kristen di Indonesia tidak membangun opini liar. "Terutama di media sosial, yang semakin menebar teror dan kebencian bagi diri sendiri dan masyarakat umum," kata Gomar Gultom.

PGI mengajak jemaat tetap tenang dan mempercayakan penyelesaian kasus ini kepada pemerintah dan penegak hukum, dalam hal ini Kepolisian Republik Indonesia, sesuai dengan prosedur dan mekanisme hukum yang berlaku. "Sebagai warga bangsa, kita harus tunduk dan menjunjung tinggi konstitusi dan jangan memaksakan kehendak melampaui mekanisme hukum," ujar Gomar Gultom.

PGI meminta pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo menangani peristiwa ini secara tegas, segera, dan profesional. "Cukuplah sudah korban berjatuhan akibat dari teror dan tindak kekerasan di republik ini. Kami meminta pemerintah tidak mau kalah dari tekanan-tekanan kelompok-kelompok intoleran yang mengedepankan kehendak melalui cara-cara inkonstitusional, sekalipun mengatasnamakan agama," kata Gomar.

PGI juga mengimbau pemerintah agar dapat mencegah peristiwa sejenis dengan lebih dini menindak tegas bibit-bibit intoleransi dalam rupa ujaran kebencian yang akhir-akhir ini makin marak.

PGI mengajak seluruh komponen masyarakat Indonesia, khususnya para pemimpin agama, untuk tetap setia menanamkan dan menebarkan pesan-pesan perdamaian, kemanusiaan, dan kebangsaan kepada umatnya. Sebab, untuk itulah, semestinya, agama-agama hadir di muka bumi ini. "Segala bentuk aspirasi dan perbedaan pendapat hendaknya dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah atau melalui mekanisme hukum yang berlaku."

SAHAT SIMATUPANG




Advertising
Advertising

Berita terkait

Banjir Bandang Rendam 715 Rumah di Kendari, Satu Orang Meninggal Dunia

7 Maret 2024

Banjir Bandang Rendam 715 Rumah di Kendari, Satu Orang Meninggal Dunia

Banjir bandang di Kota Kendari merendam 715 rumah sejauh ini. Satu orang meninggal dunia akibat air bah tersebut.

Baca Selengkapnya

Di Ujung Ramadan Ngabuburit di Masjid Al Alam, Ikon Wisata Religi Kota Kendari

20 April 2023

Di Ujung Ramadan Ngabuburit di Masjid Al Alam, Ikon Wisata Religi Kota Kendari

Bagi masyarakat di Kota Kendari, khususnya para pelancong, Masjid Al Alam menjadi salah satu destinasi favorit.

Baca Selengkapnya

Teluk Kendari Akan Dikembangkan Seperti Kawasan Wisata Ancol Jakarta

7 Februari 2023

Teluk Kendari Akan Dikembangkan Seperti Kawasan Wisata Ancol Jakarta

Langkah pengembangan Teluk Kendari itu merupakan bagian dari rencana kegiatan strategis mengenai penanganan Teluk Kendari.

Baca Selengkapnya

Mobil Listrik Hyundai Ioniq Jadi Kendaraan Dinas Pemkot Kendari

11 Mei 2021

Mobil Listrik Hyundai Ioniq Jadi Kendaraan Dinas Pemkot Kendari

Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari baru saja meresmikan mobil listrik Hyundai Ioniq Electric untuk dijadikan sebagai mobil dinas.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Tewas di Kendari: 6 Polisi Kedapatan Bawa Pistol

3 Oktober 2019

Mahasiswa Tewas di Kendari: 6 Polisi Kedapatan Bawa Pistol

Penyidik Propam mendalami alasan mereka membawa pistol dalam pengamanan demonstrasi mahasiswa di Kota Kendari.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Tewas di Kendari, Polisi Usut Peluru Nyasar 9 Mm

27 September 2019

Mahasiswa Tewas di Kendari, Polisi Usut Peluru Nyasar 9 Mm

Mahasiswa UHO Kota Kendari, Randi, kena peluru tajam di depan BPR Bahteramas. Putri terkena peluru kakinya ketika sedang istirahat.

Baca Selengkapnya

Hasil Otopsi Mahasiswa Tewas di Kendari: Ditembak Peluru Tajam

27 September 2019

Hasil Otopsi Mahasiswa Tewas di Kendari: Ditembak Peluru Tajam

Luka di tubuh mahasiswa itu menunjukkan, proyektil peluru di bawah ketiak berdiameter 0,9 sentimeter dan luka tembusan diamater 2,1 sentimeter.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Temukan Dua Selongsong Peluru di Lokasi Demonstrasi

27 September 2019

Mahasiswa Temukan Dua Selongsong Peluru di Lokasi Demonstrasi

Menemukan satu selongsong, mahasiswa menyisir badan jalan dan kembali menemukan satu lagi. Jarak selongsong peluru pertama dan kedua sekitar 6 meter.

Baca Selengkapnya

Sampaikan Duka Cita, Jokowi Minta Tewasnya 2 Mahasiswa Diusut

27 September 2019

Sampaikan Duka Cita, Jokowi Minta Tewasnya 2 Mahasiswa Diusut

Presiden Jokowi menyampaikan duka cita atas meninggalnya 2 mahasiswa Universitas Halu Oleo Sultra setelah demo kemarin.

Baca Selengkapnya

Surya Paloh: Usut Tuntas Penyebab Tewasnya Mahasiswa Halu Oleo

27 September 2019

Surya Paloh: Usut Tuntas Penyebab Tewasnya Mahasiswa Halu Oleo

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh meminta dilakukan pengusutan tuntas atas jatuhnya korban dalam demo mahasiswa di Kota Kendari Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya