Tanaman Padi Non-Glukosa Dikembangkan di Konawe Utara  

Reporter

Rabu, 9 November 2016 11:40 WIB

Ilustrasi petani menanam bibit padi. ANTARA/Maulana Surya

TEMPO.CO, Kendari - Pemerintah Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, segera mengembangkan budi daya tanaman padi non-glukosa atau padi tanpa glukosa, yang sama sekali tidak mengandung kadar gula.

Hal itu dikemukakan Bupati Konawe Utara Ruksamin. Menurut dia, budi daya padi non-glukosa merupakan hasil kerja sama penelitian bidang pertanian antara Pemerintah Kabupaten Konawe Utara dan Pemerintah Kota Yeongwol, Provinsi Gangwon, Korea Selatan.

Ruksamin mengatakan produksi non-glukosa lebih tinggi dibanding dengan jenis padi lokal. Sesuai hasil penelitian dan uji coba, dalam satu helai (tangkai) padi non-glukosa, buah atau bulirnya mencapai 730 biji. Sedangkan padi lokal dalam satu helai cuma 120 biji. Namun dia masih merahasiakan nama varietas padi non-glukosa itu. "Masih rahasia,” katanya, Rabu, 9 November 2016.

Pengembangan budi daya padi non-glukosa, kata Ruksamin, penting dilakukan karena sangat bermanfaat bagi warga yang menderita penyakit gula. Itu sebabnya Pemerintah Kabupaten Konawe Utara telah melakukan berbagai langkah demi mewujudkan budi daya padi non-glukosa. Padi jenis itu juga meningkatkan produksi pangan di Kabupaten Konawe Utara.

Ruksamin menjelaskan, untuk menjaga kualitas bibit padi non-glukosa, telah diambil sampel PH tanah di lokasi tempat pencanangan penanaman padi itu. Tujuannya untuk meneliti kadar nitrogen, fosfor, dan internalnya.

Ruksamin mengatakan, untuk langkah awal, lokasi penanaman padi non-glukosa dilakukan di Kecamatan Sawa. Bagi para petani yang bersedia menanamnya, Pemerintah Kabupaten Konawe Utara akan memberikan bibit secara gratis. Bahkan para petani diberi bantuan alat teknologinya.

Setelah dilakukan di Kecamatan Sawa, budi daya padi ini akan terus dikembangkan di seluruh kecamatan lainnya di Kabupaten Konawe Utara. "Ini kami lakukan untuk mengembangkan kesejahteraan petani,” ujar Ruksamin.

Pada Mei 2016, Ruksamin mengunjungi Kota Yeongwol, Provinsi Gangwon, Korea Selatan, untuk melihat sektor pertanian di sana. Di kota itu, Ruksamin melihat secara langsung produksi padi yang melimpah, meski lahan petaninya terbatas. Hasil panen tidak hanya untuk kebutuhan warga Kota Yeongwol, tapi juga kota-kota lainnya di Provinsi Gangwon.

ROSNIAWANTY FIKRI


Berita terkait

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

2 hari lalu

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

BRIN sampaikan bisa saja padi hibrida dari Cina itu dicoba ditanam. Apa lagi, sudah ada beberapa varietas hibrida di Kalimantan. Tapi ...

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

5 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

6 hari lalu

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

Rencana pemerintah membuka lahan sejuta hektar di Kalimantan Tengah untuk proyek penanaman padi Cina dinilai tidak perlu.

Baca Selengkapnya

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

7 hari lalu

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

8 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

8 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

8 hari lalu

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

Bulog mengaku siap jika diminta pemerintah menjadi off-taker gabah dari kerjasama pertanian Indonesia dan Cina

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

9 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

43 hari lalu

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bakal melakukan pompanisasi pada 500 ribu hektare lahan tadah hujan di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya

Beijing Sepakati Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah Periode 2024

50 hari lalu

Beijing Sepakati Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah Periode 2024

Sidang parlemen "Dua Sesi" Cina resmi ditutup dengan hasil akhir menyepakati anggaran pemerintah pusat dan daerah periode 2024, menerima laporan kerja

Baca Selengkapnya