Anomali Cuaca, Produksi Gula Jawa Barat Tak Capai Target  

Reporter

Senin, 7 November 2016 21:53 WIB

Warga berjalan di antara kebun tebu di Wates, Jogjakarta, Sabtu (15/2). Abu vulkanik berdampak juga pada bidang pertanian dan perkebunan. ANTARA/Rosa Panggabean

TEMPO.CO, Cirebon – Produksi gula di Jawa Barat tidak bisa mencapai target karena anomali cuaca. Petani tebu rakyat terpukul karena biaya tinggi tapi tingkat rendemen justru rendah.

“Produksi gula PT PG Rajawali II di Jawa Barat pada musim giling tahun ini dipastikan tidak mencapai target,” kata Direktur Utama PT PG Rajawali II Agus Siswanto, Senin, 7 November 2016.

Indikator ini bisa dilihat dari realisasi produksi yang saat ini baru mencapai 76.600 ton. Sedangkan sisa area yang ada dan belum dilakukan panen saat ini diperkirakan hanya mampu menghasilkan 10 ribu ton gula. Padahal, Agus melanjutkan, PT PG Rajawali II selama musim giling tebu 2016 menargetkan produksi sebanyak 96.100 ton. “Berarti yang sudah terealisasi saat ini baru sekitar 79,6 persen,” ujar Agus.

Saat ditanya penyebab terhambatnya produksi tebu di Jawa Barat, Agus mengatakan salah satunya karena anomali cuaca. “Penyebabnya karena masih ada air hujan sehingga proses masaknya pohon tebu juga terhambat,” tutur Agus.

Akibatnya, rendemen yang dihasilkan tebu menjadi kurang maksimal karena batang tebu yang seharusnya berisi gula malah berisi air akibat hujan yang masih sering turun saat kemarau. Selain itu, anomali cuaca yang terjadi sepanjang 2016 membuat kendaraan angkutan tebu kesulitan mencapai areal perkebunan. Akibatnya, biaya tebang angkut mengalami kenaikan.

Adapun rendemen rata-rata yang dihasilkan pabrik gula milik PG Rajawali II pada musim giling tebu 2016 rata-rata 6,1 persen. Dengan rendemen sebesar itu, tentu akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian target produksi gula.

Adapun terkait dengan prediksi produksi gula pada musim giling tahun berikutnya, Agus mengungkapkan, kondisinya akan lebih baik. Sebab, benih tebu yang ditanam saat ini memiliki pasokan air yang cukup bagus. “Dengan catatan, saat musim giling Mei 2017 tidak terjadi anomali cuaca seperti tahun ini,” ucap Agus. Sebab, saat masuk musim giling, tanaman tebu butuh sinar matahari yang maksimal agar memiliki kadar gula yang banyak.

Petani tebu rakyat di Jawa Barat sangat terpukul dengan hasil produksi musim giling 2016. “Biaya produksi naik, kendaraan angkutan sulit masuk ke perkebunan, hingga tingkat rendemen yang rendah,” kata Sekretaris Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jawa Barat Haris Sukmawan. Menurut dia, harga gula saat ini pun sudah jatuh. “Ini membuat petani tebu rakyat di Jawa Barat semakin terpuruk.”

Haris menjelaskan, harga gula pada tingkat petani saat lelang pekan lalu jatuh pada harga Rp 10.800 per kilogram. Harga ini turun drastis dari harga lelang perdana musim giling 2016 yang mencapai Rp 14.500 per kilogram. Turunnya harga lelang gula ini, menurut Haris, dipengaruhi kebijakan pemerintah yang membebaskan gula rafinasi masuk pasar sehingga turut menekan harga gula lokal.

Tidak hanya itu, Haris menuding anjloknya harga gula karena pemerintah tidak mampu memproteksi petani tebu rakyat. Padahal pemerintah sudah berjanji harga gula pada tingkat petani minimal Rp 11 ribu per kg dan harga pada tingkat konsumen Rp 12.500 per kg. Namun, kenyataannya, harga gula pada tingkat petani saat ini justru di bawah Rp 11 ribu per kg. “Pemerintah pun saat ini tidak bisa berbuat apa-apa,” kata Haris.

IVANSYAH


Berita terkait

5 Rekomendasi Wisata Cirebon yang Bisa Dikunjungi Minggu Ini

1 November 2023

5 Rekomendasi Wisata Cirebon yang Bisa Dikunjungi Minggu Ini

Wisata Cirebon terkenal dengan keindahan alam serta kulinernya yang enak. Berikut ini beberapa rekomendasi wisata Cirebon yang bisa Anda kunjungi.

Baca Selengkapnya

Simak 5 Hal Unik yang Menjadi Tradisi Budaya dan Kosmologi di Cirebon

3 April 2023

Simak 5 Hal Unik yang Menjadi Tradisi Budaya dan Kosmologi di Cirebon

Banyak kalangan masyarakat Cirebon meyakini Sunan Kalijaga mandi di sungai Drajat dan berguru pada Sunan Djati untuk menghindari Rebo Wekasan.

Baca Selengkapnya

Deretan Kuliner Khas Cirebon

2 April 2023

Deretan Kuliner Khas Cirebon

Berikut beberapa kuliner khas Cirebon yang wajib Anda cicip.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Unik yang Hanya Ada di Cirebon

2 April 2023

5 Fakta Unik yang Hanya Ada di Cirebon

Dijuluki sebagai kota udang, apa hal unik lainnya dari Cirebon?

Baca Selengkapnya

Hari Ini adalah HUT Kabupaten Cirebon, Simak Perayaan Pesta Rakyat

2 April 2023

Hari Ini adalah HUT Kabupaten Cirebon, Simak Perayaan Pesta Rakyat

Hari ini adalah HUT Kabupaten Cirebon, selamat ulangtahun Cirebon.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Berharap Revitalisasi Industri Gula Penuhi Kebutuhan Nasional Jangka Panjang

10 Oktober 2022

Erick Thohir Berharap Revitalisasi Industri Gula Penuhi Kebutuhan Nasional Jangka Panjang

Erick Thohir mengungkapkan revitalisasi industri gula dapat memenuhi kebutuhan gula nasional.

Baca Selengkapnya

Badan Pangan Nasional Buat Regulasi Atur Tata Kelola Gula

4 Agustus 2022

Badan Pangan Nasional Buat Regulasi Atur Tata Kelola Gula

Badan Pangan Nasional akan membuat regulasi tata-kelola gula untuk memperkuat industri gula nasional.

Baca Selengkapnya

Lebih dari 50 Persen Pasokan Gula RI Masih Tergantung Impor

4 Agustus 2022

Lebih dari 50 Persen Pasokan Gula RI Masih Tergantung Impor

Badan Pangan Nasional mencatat kebutuhan total gula secara nasional mencapai 7,3 juta ton per tahun.

Baca Selengkapnya

2.433 Rumah di Cirebon Terendam Banjir Akibat Hujan Lebat

6 Maret 2022

2.433 Rumah di Cirebon Terendam Banjir Akibat Hujan Lebat

Banjir yang merendam 2.433 unit rumah itu terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi melanda daerah itu pada Sabtu sore hingga malam.

Baca Selengkapnya

Polresta Cirebon Lakukan Penyekatan Jalan di Zona Merah Covid-19

23 Juni 2021

Polresta Cirebon Lakukan Penyekatan Jalan di Zona Merah Covid-19

Penyekatan dilaksanakan di tiga titik di wilayah Kecamatan Sumber yang saat ini masuk zona merah Covid-19.

Baca Selengkapnya