Polisi Duga Massa Sudah Tahu Demo 4 November Bakal Ricuh  

Reporter

Senin, 7 November 2016 16:44 WIB

Kepulan asap terlihat di tengah kumpulan masa demo Aksi Bela Islam II yang berkumpul di depan Istana Negara. Diduga sebuah ban yang dibakar sejak magrib tadi. Jumat, 4 November 2016. TEMPO/Ahmad Faiz

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menduga ada yang memprovokasi peserta unjuk rasa Aksi Bela Islam II yang berakhir ricuh pada Jumat, 4 November 2016. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono mengatakan dugaan adanya provokator bisa dilihat dari massa yang mempersiapkan diri menghadapi lontaran gas air mata.

"Pukul 18.14 WIB, massa sudah mengolesi wajahnya dengan odol, artinya apa? Mereka sudah mempersiapkan," kata Awi di Markas Polda Metro Jaya, Senin, 7 November 2016.

Menurut dia, tindakan itu diduga dilakukan karena massa sudah bisa membaca situasi akan terjadi kericuhan dalam demo 4 November. "Padahal polisi belum menembakkan gas air mata. Mereka sudah tahu rencana selanjutnya. Ini belum ada tembakan, dorong-dorongan belum ada," tutur dia.

Baca juga: Jokowi kepada Tentara Penjaga Demo 4 November: Terima Kasih

Awi memastikan saat ini polisi tengah menyelidiki dan mencari aktor di balik insiden ricuh yang menodai demonstrasi yang semula berjalan damai tersebut. Pemeriksaan atas sejumlah saksi dan video yang merekam kegiatan tersebut masih berlangsung. "Kami perlu waktu untuk melakukan analisis digital forensik terkait dengan data dan saksi yang telah diperiksa," ujarnya.

Dalam aksi Bela Islam II di depan Istana Merdeka Jumat lalu, peserta unjuk rasa dorong-dorongan dan melempari barang-barang ke pasukan pengamanan dari Polri dan TNI. Sejumlah kendaraan Polri dan TNI dibakar dan dirusak.

Polisi sempat melontarkan gas air mata beberapa kali untuk membubarkan massa yang semakin tak terkendali. Kerusuhan juga terjadi di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, dekat permukiman tempat tinggal Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Di Gedong Panjang, Jakarta Utara, beberapa rumah dirusak dan sebuah minimarket dijarah kelompok massa.

INGE KLARA




Simak juga:

Jokowi Pakai Jaket Bomber, 'Pemimpin Kita Mengikuti Tren'
Diperiksa Kasus Kerusuhan 4 November, Ketua HMI Tak Datang

Berita terkait

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

7 jam lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

20 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

21 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

1 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

1 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

1 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

1 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

2 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

2 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya