Helikopter itu mendarat dua kali di atas gedung Berita Satu Plaza, Jakarta, 3 November 2016. TEMPO/Richard Andika
TEMPO.CO, Jakarta - Siluet empat helikopter Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyerupai jenis Bell terbang beriringan di atas Istana Kepresidenan, Kamis sore, 3 November 2016. Helikopter yang dilengkapi senjata laras panjang itu beberapa kali melintas menjelang demo 4 November 2016, sehingga membuat sejumlah orang di kompleks Istana Kepresidenan tertegun.
Salah seorang yang tertegun adalah Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Kemaritiman. Luhut tersenyum sampai mendiamkan wartawan yang menanyakan tentang pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo.
"Maaf, saya jadi ingat masa-masa tugas saya," ujar mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan itu. Kedatangan Luhut ke Istana untuk membahas rencana dia mengunjungi Jepang terkait dengan proyek kereta Jakarta-Surabaya.
Luhut mengaku tak tahu tujuan patroli helikopter tersebut. "Kalau menurut saya, mereka sedang latihan, standing operation TNI untuk bersiap menghadapi keadaan yang perlu penanganan cepat dan baik," katanya.
Luhut memberi isyarat bahwa demonstrasi itu tidak akan berbahaya. Malah, ia mengatakan, besok dirinya akan datang ke Istana Kepresidenan untuk kembali rapat bersama Jokowi. "Presiden juga ngantor, saya juga menghadap. Agenda beliau besok menerima saya dulu," tuturnya.
Aksi unjuk rasa itu direncanakan sejumlah organisasi masyarakat Islam, termasuk Front Pembela Islam. Tujuannya, menuntut hukuman untuk calon Gubernur DKI Jakarta inkumben Basuki Tjahaja Purnama yang dituding menodai agama.