Bertemu Prabowo, Jokowi Imbau Rakyat Tidak Terprovokasi  

Reporter

Editor

Budi Riza

Senin, 31 Oktober 2016 19:50 WIB

Presiden Jokowi di atas kuda tunggangan didampingi Prabowo Subianto menjawab wartawan, di Padepokan Garuda Yaksa, Desa Bojong Koneng, Hambalang, Bogor, 31 Oktober 2016. Humas Setkab/Rahmat

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo meminta masyarakat untuk tidak mudah terpancing dengan upaya provokasi menjelang pemilihan kepala daerah pada 2017. Jokowi juga meminta kepada para tokoh bangsa bersedia mendinginkan suasana menjelang pilkada serentak di 101 daerah pada tahun depan. Ini diungkapkan Presiden Jokowi setelah bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Hambalang, Jawa Barat.

"Saya kira tadi kita di dalam sampai tertawa bareng-bareng. Rivalitas itu ada sampai pada saat Pilpres (pemilihan presiden). Itulah demokrasi. Namun, setelah itu, kita bersama bahu-membahu membangun negara dari segala sisi. Saya kira ini yang kita sampaikan. Mungkin nanti tahun 2019 bisa saja ada rivalitas lagi, tapi nanti bahu-membahu lagi," kata Jokowi dalam keterangan pers di Jakarta, Senin, 31 Oktober 2016.

Keterangan pers ini juga menyebutkan Prabowo berharap pelaksanaan pesta demokrasi rakyat dilakukan dengan baik dan tenteram. Dia juga berpesan agar mewaspadai setiap upaya yang dapat memecah belah bangsa.

Baca: Demo 4 November, Polda Metro Jaya Siapkan 7.000 Personel

"Kita harus jaga jangan sampai ada, katakanlah, unsur-unsur yang mau memecah belah bangsa. Itu yang sangat kita jaga. Kita negara yang majemuk, kita negara banyak suku, banyak agama, banyak ras. Kalau ada masalah, marilah kita selesaikan dengan sejuk, dengan damai," kata Prabowo.

Dalam kunjungan ini, Presiden Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Adapun Presiden beserta rombongan saat itu diterima Prabowo Subianto serta Wakil Ketua Umum Bidang Kaderisasi dan Informasi Partai Gerindra Sugiono.

Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin, dalam keterangan persnya, menggambarkan suasana akrab terasa dalam pertemuan ini. Menurut dia, pertemuan ini adalah contoh demokrasi dan kebesaran hati para pemimpin. "Tak selamanya para tokoh bangsa yang berniat mulia membenahi negeri ini harus terus berseberangan," kata Bey.

Seperti diberitakan, sejumlah ormas bakal menggelar aksi unjuk rasa pada 4 November 2016 memprotes Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama, karena dinilai telah menistakan agama. Ahok merupakan salah satu dari tiga kandidat Gubernur DKI Jakarta untuk masa jabatan periode 2017-2022.

ARKHELAUS W.

Berita terkait

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

5 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

6 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

6 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

7 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

13 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

14 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

14 hari lalu

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

14 hari lalu

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

14 hari lalu

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK

Baca Selengkapnya

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

34 hari lalu

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

Harta kekayaan Jokowi Rp 95,8 miliar selama menjabat. Bandingkan dengan harta kekayaan presiden sebelumnya, Megawati dan SBY. Ini paling tajir.

Baca Selengkapnya