Ali Fauzi Sebut Tiga Orang Ini Playmaker Teroris Saat Ini

Reporter

Editor

dewisuci

Minggu, 23 Oktober 2016 19:50 WIB

Oman Abdurrahman saat usai mengikuti sidang perdana teroris jaringan Aceh di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Kamis (26/8). Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Surabaya - Bekas pentolan Moro Islamic Liberation Front Ali Fauzi mengatakan serangan teroris tetap menjadi ancaman terbuka bagi Indonesia meskipun beberapa selnya telah diputus oleh aparat. Menurut adik kandung terpidana mati kasus bom Bali I Ali Ghufron dan Amrozi ini, dalam peta jaringan teror di Indonesia saat ini, masih terdapat tiga playmaker yang dia nilai mampu membangun sel-sel baru.


Tiga orang itu ialah Aman Abdurrahman, Ali Kalora dan Bachrumsyah. Aman, yang kini mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, kata Ali, punya peran penting dalam beberapa serangan teror sporadis yang belakangan terjadi. Dua di antaranya, kata dia, ialah serangan di Kepolisian Resor Kota Solo oleh Nur Rohman dan di pos polisi lalu lintas Cikokol, Kota Tangerang, yang dilakukan Sultan Azianzah.


“Seperti halnya peredaran narkoba, teroris pun dikendalikan dari penjara. Dalam hal ini Aman masih berperan,” kata Ali dalam kegiatan pelatihan bertema ‘Penguatan Perspektif Korban Dalam Peliputan Isu Terorisme Bagi Insan Media’ di Surabaya, Minggu, 23 Oktober 2016.


Setelah Aman, menurut Ali Fauzi, Ali Kalora, yang merupakan penerus Santoso dalam kelompok Mujahidin Indonesia Timur di Poso, Sulawesi Tengah juga patut diwaspadai. Setelah Santoso tewas, sejatinya Basri yang disiapkan menjadi penerus. Namun setelah Basri dibekuk aparat, Kaloralah sekarang memegang komando. “Memang anggota Majelis Mujahidin Indonesia Timur makin sedikit, tapi dalam perang gerilnya, makin sedikit orang makin sulit dideteksi,” kata dia.


Adapun Bachrumsyah, yang diduga masih berada di Suriah, juga berbahaya karena dideteksi menyokong dana dalam sejumlah operasi teror di Indonesia, salah satunya bom di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta awal tahun ini. “Kasus teror di Polresta Solo, Gereja Santo Yosep Medan dan pos polisi Tangerang yang dilakukan anak-anak muda menjadi bukti bahwa perekrutan teroris jalan terus,” katanya.


Advertising
Advertising

Peneliti Aliansi Indonesia Damai (AIDA) Sholahudin menambahkan potensi ancaman teror kian besar karena di antara tokoh-tokoh kunci teroris saat ini, yakni Aman Abdurrahman, Bahrun Naim dan Abu Jandal terlibat persaingan terbuka meskipun awalnya sama-sama berbaiat kepada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). “Mereka membentuk kelompok sendiri-sendiri dan bersaing mencari perhatian lewat aksi teror,” katanya.


Bahrun Naim dan Abu Jandal yang masih berada di Suriah, ujar Sholahudin, semula berpartner. Namun dalam perjalanannya mereka pecah kongsi karena Bachrun Naim mendirikan Katibah Nusantara. Sholahudin mencontohkan serangan bom Thamrin yang diduga diotaki Bahrun Naim tidak direspon baik oleh Abu Jandal. “Abu Jandal melarang anak buahnya ikut-ikut,” katanya.


Anggota Dewan Pers Nezar Patria menilai pemberitaan teror dengan porsi amat besar di media massa justru bisa menjadi etalase bagi teroris untuk menggandakan serangan mereka demi target tertentu. Bagi teroris, kata Nezar, pemberintaan dengan porsi besar justru sarana ‘kampanye.’ “Terutama untuk media televisi,” katanya.


Menurut Nezar operasi teror sengaja diarahkan kelompok radikal agar menarik perhatian publik. Aksi teror juga dipakai sebagai sarana merekrut lebih banyak pengikut. “Media berperan penting untuk mencapai dua hal itu,” katanya.


KUKUH S. WIBOWO

Berita terkait

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

5 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

7 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

21 hari lalu

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.

Baca Selengkapnya

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

41 hari lalu

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

Berbagai terobosan dan inovasinya dapat dirasakan langsung oleh warganya.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

8 Februari 2024

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya

Baca Selengkapnya

Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

6 Februari 2024

Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

Eri Cahyadi dinilai sejalan dengan semangat Pemuda Muhammdiyah menjadikan Surabaya yang maju dan religius.

Baca Selengkapnya

Perayaan Natal di Taman Surya, Balai Kota Surabaya

12 Januari 2024

Perayaan Natal di Taman Surya, Balai Kota Surabaya

Puluhan ribu umat Kristiani memeriahkan malam Natal di Taman Surya

Baca Selengkapnya

Ada Beasiswa Gandeng Kampus Top Jatim, Mengapa Banyak yang Tak Memanfaatkan?

6 November 2023

Ada Beasiswa Gandeng Kampus Top Jatim, Mengapa Banyak yang Tak Memanfaatkan?

Pimpinan DPRD Kota Surabaya meminta pemerintah kota setempat menjalankan program unggulan Beasiswa Pemuda Tangguh untuk jenjang SMA.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia U-17 2023: Penguat Sinyal di Stadion Gelora Bung Tomo Mulai Dipasang

25 Oktober 2023

Piala Dunia U-17 2023: Penguat Sinyal di Stadion Gelora Bung Tomo Mulai Dipasang

Pemerintah Kota Surabaya dan provider memasang penguat sinyal di Stadion Gelora Bung Tomo menjelang Piala Dunia U-17 2023.

Baca Selengkapnya

Bahagia Bocah Trenggalek, Raih Gelar Doktor Fisika ITS di Usia 27 Tahun

26 September 2023

Bahagia Bocah Trenggalek, Raih Gelar Doktor Fisika ITS di Usia 27 Tahun

Kebahagiaan menghampiri Vinda Zakiyatuz Zulfa, 27 tahun, yang meraih gelar doktor bidang fisika di Institut Teknologi Sepuluh Nopember atau ITS.

Baca Selengkapnya