Jejak Sejarah Surakarta di Klenteng Tien Kok Sie

Reporter

Editor

Mustafa moses

Selasa, 18 Oktober 2016 01:25 WIB

Warga Tionghoa sedang menyalakan lilin persembahan sebelum berdoa malam Imlek di Klenteng Tien Kok Sie Pasar Gede Solo, Rabu (2/2) malam. TEMPO/Andry Prasetyo

TEMPO.CO, Surakarta - Dengan hati-hati, para pegawai Klenteng Tien Kok Sie melipat dan merangkai kertas-kertas dupa (toa kim) berwarna kuning hingga menyerupai bunga teratai yang menjuntai di sela-sela lampion gantung. Siang itu, Senin, 17 Oktober 2016, salah satu klenteng tertua di Indonesia tersebut sedang merias diri menjelang peringatan Hari Makco Kwan She Im Poo Sat mencapai nirwana.

Klenteng Tien Kok Sie yang juga dikenal sebagai Vihara Avalokiteswara terletak di selatan Pasar Gede Kota Surakarta. Tempat ibadah Tridharma (Taoisme, Khonghucu, dan Budha) itu ditetapkan sebagai cagar budaya melalui Keputusan Wali Kota Surakarta pada 2014. Sebagian orang meyakini usia klenteng bercorak Budha itu tidak terpaut jauh dengan Keraton Surakarta Hadiningrat yang dibangun pada 1744.

“Sayangnya tidak ada prasasti atau dokumen resmi yang secara pasti menjelaskan ihwal kapan klenteng ini dibangun,” kata Humas Klenteng Tien Kok Sie, Chandra Halim kepada Tempo. Namun, berdasarkan catatan sejarah yang pernah ia baca, Halim meyakini pada 1780 klenteng Tien Kok Sie sudah eksis sebagai tempat peribadatan sekaligus tempat interaksi sosial warga Tionghoa.

Halim mengatakan, Klenteng Tien Kok Sie semula berada tak jauh dari Keraton Kartasura pada masa Sunan Paku Buwana (PB) II. Kala itu, warga Tionghoa yang sebagian berasal dari Semarang menjadi dukungan kekuatan bagi Keraton Kartasura untuk melawan VOC. Namun, setelah PB II berbalik mendukung VOC, warga Tionghoa pun melakukan perlawanan yang berujung pada hancurnya Keraton Kartasura.

Setelah PB II membangun Keraton Surakarta sebagai istana baru di Desa Sala, bandar kecil di tepi barat Bengawan Solo, warga Tionghoa juga meninggalkan Kartasura dan bermukim di utara Pasar Gede. “Pada zaman dulu, Sungai Pepe di belakang klenteng ini menjadi akses menuju Bengawan Solo yang menjadi jalur perdagangan utama dari Jawa Tengah ke Jawa Timur,” kata Halim.

Keberadaan altar Thian Siang Sing Bo atau dewi laut di Klenteng Tien Kok Sie bisa menjadi salah satu petunjuk bahwa Kota Surakarta pernah dikenal sebagai kota pelabuhan. “Kepada Dewi Laut, warga Tionghoa pada masa itu berdoa meminta perlindungan dari marabahaya saat berlayar,” kata Halim, alumnus jurusan ilmu sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Altar Thian Siang Sing Bo adalah satu dari 15 altar yang terdapat di klenteng Tien Kok Sie. Adapun altar utama untuk tuan rumah Makco Kwan She Im Poo Sat yang juga dikenal dengan nama Dewi Kwan Im. “Peringatan Makco Kwan She Im Poo Sat mencapai nirwana ini diselenggarakan pada Selasa dan Rabu, 18-19 Oktober,” kata pegawai klenteng, Harti, di sela kesibukannya merangkai kertas-kertas dupa.

DINDA LEO LISTY

Berita terkait

Wali Kota Banjarbaru Serahkan Hibah untuk Rumah Ibadah di Landasan Ulin

37 hari lalu

Wali Kota Banjarbaru Serahkan Hibah untuk Rumah Ibadah di Landasan Ulin

Wali Kota Banjarbaru, H. M. Aditya Mufti Ariffin, menjalankan rangkaian Safari Ramadhan dengan menyampaikan hibah untuk Rumah Ibadah

Baca Selengkapnya

Pegadaian Peduli Rumah Ibadah, Bangun Masjid Al Hikmah di Sumatera

43 hari lalu

Pegadaian Peduli Rumah Ibadah, Bangun Masjid Al Hikmah di Sumatera

Masjid mengusung konsep dan tema Green Architecture

Baca Selengkapnya

Studi Peminum Ciu di Surakarta, Mayoritas Islam Abangan

51 hari lalu

Studi Peminum Ciu di Surakarta, Mayoritas Islam Abangan

Pemilik pabrik ciu di Surakarta bahkan didapati sudah menjalani ibadah Haji.

Baca Selengkapnya

Kampanye di Sumut, Mahfud MD Janji Permudah Pendirian Rumah Ibadah hingga Buka 17 Juta Lapangan Kerja

28 Januari 2024

Kampanye di Sumut, Mahfud MD Janji Permudah Pendirian Rumah Ibadah hingga Buka 17 Juta Lapangan Kerja

Kampanye di Sumalungun, Sumater Utara, Mahfud MD janjikan akan permudah pendirian rumah ibadah, hingga buka 17 juta lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

Kompleks Kerohanian UGM Diresmikan, Ada Rumah Ibadah Enam Agama

20 Desember 2023

Kompleks Kerohanian UGM Diresmikan, Ada Rumah Ibadah Enam Agama

Kompleks fasilitas kerohanian di lingkungan kampus UGM itu memiliki rumah ibadah enam agama.

Baca Selengkapnya

Ganjar Janji Cari Solusi Izin Mendirikan Rumah Ibadah, Bagaimana Prosedur Mengajukannya Sekarang?

2 Desember 2023

Ganjar Janji Cari Solusi Izin Mendirikan Rumah Ibadah, Bagaimana Prosedur Mengajukannya Sekarang?

Ganjar janji mencarikan solusi terkait izin mendirikan rumah ibadah. Bagaimana cara dan syarat izin mengajukannya saat ini?

Baca Selengkapnya

Kantor Kemenag Bisa Jadi Tempat Ibadah, Ini Syarat dan Ketentuannya

24 November 2023

Kantor Kemenag Bisa Jadi Tempat Ibadah, Ini Syarat dan Ketentuannya

Pemanfaatan Kantor Kemenag sebagai rumah ibadat sementara berlaku selama 3 (tiga) bulan.

Baca Selengkapnya

Gelar Muscab 2023, HDCI Surakarta Komitmen Ikut Promosikan Pariwisata Daerah

21 Oktober 2023

Gelar Muscab 2023, HDCI Surakarta Komitmen Ikut Promosikan Pariwisata Daerah

Promosi pariwisata daerah disebut menjadi bagian tak terpisahkan dari program touring HDCI Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

Kementerian Agraria Pastikan Tidak Ada Diskriminasi di Sertifikasi Rumah Ibadah

21 September 2023

Kementerian Agraria Pastikan Tidak Ada Diskriminasi di Sertifikasi Rumah Ibadah

Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Raja Juli Antoni memastikan sertifikasi rumah ibadah tanpa diskriminasi.

Baca Selengkapnya

Kantongi SKTL Kemenag, Pengurus Kapel Cinere Sebut Wali Kota Depok Masih Mengambang.

21 September 2023

Kantongi SKTL Kemenag, Pengurus Kapel Cinere Sebut Wali Kota Depok Masih Mengambang.

Pengurus kapel Cinere mengatakan Wali Kota Depok Mohammad Idris belum bilang silakan beribadah.

Baca Selengkapnya