Sebelum Terkenal, Dimas Kanjeng Pernah Kerja di PLTU Paiton?

Reporter

Editor

Grace gandhi

Senin, 10 Oktober 2016 19:05 WIB

Tersangka Dimas Kanjeng Taat Pribadi digiring petugas usai melakukan rekontruksi di padepokannya Desa Wangkal, Gading, Probolinggo, Jawa Timur, 3 Oktober 2016. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi diketahui pernah bekerja di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton di Kabupaten Probolinggo. Pekerjaan itu dilakukan setelah ia menikah dengan istri pertamanya.

Selain itu, dia bersama sejumlah rekan sekaligus pengikut awalnya mendirikan lembaga swadaya masyarakat (LSM).

"Entah kerja apa di sana saya kurang tahu. Tapi ada yang bilang jadi satpam," kata Kepala Desa Wangkal, Gading, Kabupaten Probolinggo, Syamsuri, 60 tahun, kepada Tempo, Senin, 10 Oktober 2016.

Baca juga: Kesaksian Putri Indonesia Melihat Gerbang Gaib Laut Selatan

Desa Wangkal merupakan lokasi di mana Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi berdiri di atas tanah seluas enam hektare itu.

Setelah tidak bekerja di PLTU Paiton, menurut Syamsuri, jejak Dimas Kanjeng tak banyak warga yang tahu.

Namun, menurut Erwin Hariyati, istri kedua Abdul Ghani, rekan dan pengikut awal Dimas Kanjeng yang dibunuh tim pengawal pedepokan bersama Ismail Hidayah, Dimas Kanjeng sempat mendirikan sebuah lembaga swadaya masyarakat di Probolinggo.

Simak: Mario Teguh Buka Suara di Facebook, Ini yang Dia Tulis

"LSM-nya apa saya kurang tahu," kata Erwin melalui sambungan telepon. Menurut cerita dari suaminya, keberadaan LSM itu merupakan cikal bakal berdirinya Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.

"Yang memberi nama Dimas Kanjeng adalah suami dan teman-temannya yang terlibat di LSM itu, termasuk Mishal Budianto yang membunuh suami saya."

Nama Dimas Kanjeng Taat Pribadi ramai dibicarakan orang setelah Kepolisian Daerah Jawa Timur menangkapnya terkait kasus pembunuhan terhadap dua pengikutnya, Ismail Hidayah dan Abdul Ghani, di padepokannya di Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Gading, Probolinggo, pada 22 September 2016 lalu. Penangkapan itu melibatkan sekitar 1.000 personel.

Berita lainnya: Sering Pakai Narkoba, Benarkah Reza Artamevia Tak Kecanduan?

Selain kasus pembunuhan, Dimas Kanjeng juga terlibat kasus penipuan dan penggelapan dengan kedok penggandaan uang terhadap ribuan pengikutnya. Puluhan orang telah melapor ke polisi terkait kasus tersebut. Mereka melapor dengan membawa sejumlah barang bukti. Di antaranya emas batangan dan uang palsu serta benda aneh yang dijanjikan bisa menghasilkan uang.

Penyidik Polda Jawa Timur telah menetapkan Dimas Kanjeng sebagai tersangka baik kasus penipuan maupun pembunuhan. Saat ini penyidik Direktorat Resersi Kriminal Polda Jawa Timur tengah terus melalukan mengembangkan kasus penipuan berkodok penggandaan uang. Sejauh ini, penyidik Polda Jawa Timur telah menerima lima laporan korban penipuan Dimas Kanjeng.

Dimas Kanjeng Taat Pribadi ternyata tidak hanya membuat pengikutnya bangkrut. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur Abdusshomas Buchori mengungkapkan pihaknya mendapatkan laporan banyak suami-istri bertengkar dan akhrinya bercerai gara-gara pemimpin Padepokan Dimas Kanjeng di Probolinggo itu.

Baca: Taat Pribadi Diperiksa Tim Psikolog Polda Jawa Timur

"Banyak laporan dari keluarga, bukan dari korbannya, ya. Misalnya, ayahnya yang terpengaruh, ibunya tidak, lalu terjadi cerai. Keluarga baik-baik lalu rusak," kata Abdussjomas Buchori kepada Tabloidbintang.com hari ini, Jumat, 7 Oktober 2016.

Buchori menuturkan, ada juga korban lain yang usahanya bangkrut karena seluruh uangnya disetorkan ke Dimas Kanjeng dengan harapan bisa dilipatgandakan. "orang yang punya usaha toko kemudian bangkrut karena uangnya disetorkan ke Ki Kanjeng," kata dia.

Ia mengaku heran dengan para korban Dimas Kanjeng yang lebih membela padepokan ketimbang keluarganya sendiri. "Tapi orang-orang ini cintanya bukan main sama padepokan," katanya.

Heboh Dimas Kanjeng mencuat setelah dia ditangkap Kepolisian Daerah Jawa Timur dan Kepolisian Resor Probolinggo karena diduga menjadi otak pembunuhan dua pengikutnya, Ismail Hidayah dan Abdul Gani. Keduanya ditemukan tewas Februari 2016.

Simak lainnya: Lagi, Kaki Tangan Dimas Kanjeng Menyerahkan Diri

Setelah penangkapan itu, kasus Dimas Kanjeng berkembang. Dia tidak hanya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan itu, tetapi juga menjadi tersangka kasus penipuan. Sejumlah korban mengaku tertipu dengan penggandaan uang yang dijanjikan Dimas Kanjeng.

Marwah Daud Ibrahim, politikus Partai Gerindra yang juga pengurus MUI dan pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), termasuk pengikut Dimas Kanjeng. Dia bahkan rela mundur dari kepengurusan MUI demi membela Dimas Kanjeng. Pengunduran dirinya itu disampaikan secara terbuka saat siaran langsung program televisi Indonesia Lawyer Club tvOne pada 4 Oktober lalu.

"Supaya seluruh prosesnya berlangsung objektif. Saya mengundurkan diri dari kepengurusan MUI, bisa untuk sementara atau selamanya. Agar tidak menjadi prasangka negatif, jadi sekarang saya sudah lepas," ujar Marwah, yang juga Ketua Yayasan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.

Marwah pun meminta semua pihak agar bersabar dan bisa menunggu pembuktian apa yang dia yakini tentang kelebihan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.

NUR HADI





Berita terkait

4 Tips Hindari Jadi Korban Penipuan Transaksi Digital

1 hari lalu

4 Tips Hindari Jadi Korban Penipuan Transaksi Digital

Berikut empat tips agar terhindar dari modus penipuan transaksi digital. Contohnya pinjaman online dan transaksi digital lain.

Baca Selengkapnya

Beredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK

3 hari lalu

Beredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK

Surat berlogo dan bersetempel KPK tentang penyidikan korupsi di Boyolali ini diketahui beredar sejumlah media online sejak awal 2024.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

3 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Memblokir SMS Spam atau Penipuan

4 hari lalu

Begini Cara Memblokir SMS Spam atau Penipuan

Jika Anda tak ingin menerima SMS spam atau penipuan, lakukan ikuti langkah berikut.

Baca Selengkapnya

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

8 hari lalu

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

Vietnam kembali melakukan tindakan keras dalam pemberantasan korupsi dengan memenjarakan konglomerat minuman ringan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

15 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.

Baca Selengkapnya

Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

18 hari lalu

Kelola Penggunaan Media Sosial agar Tidak Stres dengan Tips Berikut

Berikut beberapa tips untuk meminimalkan dampak penggunaan media sosial terhadap tingkat stres pada peringatan Bulan Kesadaran Stres.

Baca Selengkapnya

Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

20 hari lalu

Dosen di Malaysia Tuding Guru Besar Unas Praktik Penipuan dan Jurnal Predator

Disebutkan, ada sedikitnya 24 dosen dari Universiti Malaysia Terengganu yang telah dicatut namanya dalam sejumlah makalah Guru Besar Unas ini.

Baca Selengkapnya

'Crazy Rich' Vietnam Dijatuhi Hukuman Mati untuk Kasus Penipuan Senilai Rp 200 T

21 hari lalu

'Crazy Rich' Vietnam Dijatuhi Hukuman Mati untuk Kasus Penipuan Senilai Rp 200 T

Wanita 'Crazy Rich' Vietnam dijatuhi hukuman mati atas perannya dalam penipuan keuangan senilai 304 triliun dong atau sekitar Rp 200 T.

Baca Selengkapnya

Waspada Penipuan Bermodus Belanja Online Menjelang Lebaran

26 hari lalu

Waspada Penipuan Bermodus Belanja Online Menjelang Lebaran

Hati-hati penipuan melalui percakapan teks yang mengatasnamakan kurir dalam fitur pesan instan saat menggunakan platform belanja online.

Baca Selengkapnya