Tak Setuju Dukung Ahok, Pengurus DPP Partai Golkar Mundur

Reporter

Senin, 10 Oktober 2016 18:08 WIB

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (tengah), perwakilan partai politik Nasdem, Hanura, dan Golkar, serta perwakilan dari Teman Ahok berfoto bersama saat Halal Bihalal di Markas Teman Ahok, Pejaten, Jakarta, 27 Juli 2016. Gubernur yang akrab disapa Ahok itu memutuskan maju sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017 melalui jalur partai politik. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Departemen Bidang Energi dan Energi Terbarukan DPP Partai Golkar, Dedy Arianto, menyatakan mundur dari kepengurusan Partai Golkar. Hal ini terkait dengan dukungan Partai Golkar kepada Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. "Secara resmi sudah saya sampaikan via whatsapp tapi mereka meminta dikirim surat di atas materai Rp 6 ribu, mungkin besok saya berikan," kata Dedy saat dihubungi, Jakarta, Senin, 10 Oktober 2016.

Dedy mengatakan bahwa dia sudah sejak lama tidak setuju dengan keputusan partainya untuk mendukung Ahok. Alasannya bukan hanya perbedaan prinsip dalam hal agama saja. Dedy juga mengamati bahwa Ahok bukanlah seorang yang loyal. Menurut Dedy, sebenarnya banyak pihak yang sepemikiran dengan dia. Namun, belum semua orang mau mengutarakannya. Ia pun mengaku telah berdiskusi dengan rekan-rekannya di Golkar.

Namun karena tidak ada respon ia pun akhirnya mengambil langkah untuk mundur dari kepengurusan DPP. "Saya tunggu tidak ada respon dari partai sampai akhirnya muncul soal Al-Maidah. Saya pun meyakini saya harus mengambil sikap yang tegas," kata dia.

Meski telah mundur sebagai pengurus DPP partai Golkar, Dedy mengaku memilih bertahan di partai berlambang beringin tersebut. Sebagai anggota ia pun meyatakan saat ini ia hanya bisa menyadarkan rekan-rekan lainnya mengenai dukungan terhadap Ahok.

Dedy pun mengatakan agar rekan-rekan, yang memiliki pandangan sepertinya berani bersikap. Dedy pun mengatakan bahwa tidak bisa seolah-olah partai memaksa untuk memiliki pandangan yang sama.

Dedy juga mengaku enggan menarik pernyataan mundurnya meski Ahok telah meminta maaf. Dedy menyebutkan Ahok meminta maaf merupakan sebuah keharusan lantaran pernyataannya dianggap telah melukai umat muslim. "Meski sudah dimaafkan, luka itu belum tentu hilang," ujar dia. *

MAWARDAH NUR HANIFIYANI

Berita terkait

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

7 hari lalu

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

"Ya semuanya teman, halalbihalal yo ditekani kabeh (ya didatangi semua)," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

18 hari lalu

Momen Idul Fitri Keluarga Jokowi ke Medan: Buat Amankan Peluang Bobby Nasution?

Setelah hari pertama Idul Fitri di Jakarta, Jokowi terbang ke Medan untuk merayakan hari ke-2 Lebaran. Buat amankan tiket Bobby Nasution ke Pilgub?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

26 hari lalu

Pengamat Sebut Pilkada 2024 Jadi Batu Loncatan Golkar untuk Pemilu 2029

Ujang pun menyampaikan bahwa para tokoh itu memiliki modal yang cukup untuk dikatakan sebagai calon unggulan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

27 hari lalu

Airlangga Klaim Didukung Seluruh DPD untuk Jadi Ketum Golkar Lagi

Menurut Airlangga, dukungan dari ormas merupakan salah satu kunci agar dirinya dapat kembali terpilih untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

Baca Selengkapnya

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

27 hari lalu

Airlangga Bicara Peluang Aklamasi Pemilihan Ketua Umum di Munas Golkar

Airlangga menyatakan dukungan itu merupakan amanah yang harus dijaga.

Baca Selengkapnya

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

28 hari lalu

Airlangga Targetkan Partai Golkar Menang 60 Persen di Pilkada 2024

Ketua Umum Golkar menargetkan partainya mampu menang lebih dari 50 persen dalam kontestasi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

31 hari lalu

Disebut Sempat Ingin Rebut Kursi Ketua Umum PDIP, Apa Tanggapan Presiden Jokowi?

Presiden Jokowi membantah dirinya sempat ingin merebut posisi Ketua Umum Partai Golkar maupun Ketua Umum PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

36 hari lalu

Prabowo Ingin Bentuk Kepemimpinan Kolegial Terdiri dari Para Sahabat

Menurut Prabowo, keinginan itu bisa dilakukan bila ada dukungan untuk memberi nasihat. Prabowo meminta Golkar mendukungnya membangun pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

36 hari lalu

Prabowo Sebut Golkar Punya Peran Besar di Pilpres 2024

Prabowo meminta maaf karena belum sempat mendatangi semua kader-kader Golkar di daerah dalam tahapan kampanye pemilu.

Baca Selengkapnya

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

43 hari lalu

Partai Golkar Menang di Sumut, Peran Musa Rajekshah Disorot

Partai Golkar dan kadernya mengambil langkah tepat memilih Ijeck

Baca Selengkapnya