3 Perusahaan di Hulu Cimanuk yang Memicu Banjir Tak Berizin  

Reporter

Jumat, 7 Oktober 2016 18:33 WIB

Presiden Joko Widodo meninjau area pengerukan pasca banjir bandang Sungai Cimanuk di Lapang Paris, Garut, Jawa Barat, 29 September 2016. Hingga saat ini 19 orang dinyatakan masih hilang dan 34 orang meninggal dunia. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Wakil Direktur Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Jawa Barat Ajun Komisaris Besar Diki Budiman menyebutkan sebagian perusahaan yang mendirikan bangunan di kawasan hulu Sungai Cimanuk tak memiliki izin. Hal tersebut terungkap setelah kepolisian memanggil enam perusahaan untuk keperluan penyelidikan pelanggaran hukum di kawasan hulu Sungai Cimanuk.

"Tiga dari enam perusahaan yang sudah dipanggil tak memiliki izin," ujar Diki kepada Tempo, Jumat, 7 Oktober 2016.

Enam perusahaan yang telah dibidik kepolisian itu bergerak di bidang pariwisata, agrobisnis, dan penyewaan properti. Namun Diki menolak menyebutkan nama enam perusahaan tersebut.

Pascabanjir bandang yang menerjang tujuh kecamatan di Kabupaten Garut, Polda Jawa Barat membentuk tim khusus untuk menginvestigasi adanya pelanggaran hukum yang terjadi di kawasan hulu Sungai Cimanuk. Kepolisian menduga ada tindakan melanggar hukum yang dilakukan perusahaan dan pemerintah dalam mengelola kawasan hulu Sungai Citarum, di antaranya perusakan lingkungan dan kawasan hutan serta tindak pidana korupsi.

Diki menuturkan, hingga Jumat, 7 Oktober 2016, pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap 15 pihak, di antaranya badan dan dinas terkait yang mengelola kawasan hulu Sungai Cimanuk. Selain itu, ada enam perusahaan yang turut diperiksa polisi. "Nanti pemeriksaan akan berlanjut. Sampai hari ini, sudah ada 15 pihak yang telah diperiksa," ucapnya.

Hasil pemeriksaan sementara, kata dia, polisi baru memeriksa dokumen terkait dengan kebijakan dan prosedur yang tengah dikeluarkan instansi pemerintahan. Adapun badan atau lembaga yang telah diperiksa polisi di antaranya Perhutani, Badan Pertahanan Nasional Kabupaten Garut, Dinas Tata Ruang dan Pemukiman, Badan Pengelola Lingkungan Hidup, dan PT Agro (BUMD). Selain itu, sejumlah camat turut diperiksa. "Yang diperiksa baru kepalanya saja. Kita masih memeriksa terkait dengan kebijakan," ujarnya.

Banjir bandang luapan Sungai Cimanuk menerjang tujuh kecamatan di Kabupaten Garut, 20 September 2016. Diduga, penyebab bencana yang menewaskan lebih dari 34 orang ini adalah rusaknya daerah aliran Sungai Cimanuk di bagian hulu.

IQBAL T. LAZUARDI S.

Baca juga:



Lihat, CCTV Rekam Roh Korban Tewas Kecelakaan Motor?
Reza Artamevia Laporkan Gatot Brajamusti ke Polisi, Ada Apa?
Setelah Beli Mangga, Nenek di Bekasi Ini Ditahan Polisi




Advertising
Advertising



Berita terkait

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

7 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

17 hari lalu

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

22 hari lalu

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.

Baca Selengkapnya

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

27 hari lalu

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.

Baca Selengkapnya

Pemprov DKI Jakarta Benahi Infrastruktur dan Operasional Sarana Banjir

37 hari lalu

Pemprov DKI Jakarta Benahi Infrastruktur dan Operasional Sarana Banjir

Langkah-langkah ini disusun dalam program penanganan banjir yang menjadi bagian dari rencana aksi roadmap untuk penyusunan RPJPD 2025-2045.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

53 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

4 Maret 2024

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

3 Maret 2024

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?

Baca Selengkapnya

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

29 Februari 2024

4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?

Baca Selengkapnya

Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

17 Februari 2024

Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

Selama pemilu, ada 345 orang petugas, termasuk KPPS yang terlibat proses pemilu mendapat pelayanan kesehatan selama pemilu berlangsung.

Baca Selengkapnya