Konflik Papua, Ray Rangkuti Minta Peran TNI Dibatasi  

Reporter

Rabu, 5 Oktober 2016 14:39 WIB

Pangkostrad TNI Letjen Edy Rahmayadi memberi arahan kepada Prajurit Batalion Infantri Para Raider 330 Kostrad saat akan diberangkatkan dalam Satgas Pam (Pengamanan) perbatasan RI-Papua Nugini melalui Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, 9 Mei 2016. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti menilai Presiden Joko Widodo harus turun tangan dalam membatasi peran TNI dalam konflik Papua.

Menurut dia, seharusnya TNI tidak dapat turun tangan dalam mengatasi konflik di tanah tersebut. Apalagi jika konflik tersebut tidak membahayakan keamanan negara.

Ray menilai, dalam menghadapi masyarakat Papua, yang menginginkan kemerdekaan, pemerintah harus mengedepankan negosiasi. Ia menilai tidak tepat jika TNI diturunkan, apalagi jika massanya hanya 30-40 orang.

Rangkuti menilai itu sebagai tugas polisi, bukan TNI. "TNI harus ditarik dan difungsikan sebagaimana fungsinya dan peran polisi dimaksimalkan," kata Ray dalam konferensi pers “Solusi Tanah Papua Damai” di Graha Oikumene PGI, Jakarta, Rabu, 5 Oktober 2016.

Isu penyelesaian permasalahan hak asasi manusia di Papua kembali menyita perhatian publik, terutama di ranah Internasional. Hal ini seiring dengan dibawanya isu tersebut ke sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa yang ke-71.

Baca: Pantau Sidang La Nyalla, KPK: Ini Permintaan Kejaksaan

Beberapa negara di wilayah Pasifik meminta Indonesia mengakhiri permasalahan HAM di Indonesia. Negara tersebut di antaranya Kepulauan Solomon, Vanuatu, Nauru, Kepulauan Marshal, Tuvalu, dan Tonga.

Menurut Ray, hanya presidenlah yang dapat membatasi peran TNI di tanah Papua. Apalagi dengan kondisi psikologis masyarakat Papua terhadap TNI, pemerintah seharusnya dapat lebih peka. Kalaupun TNI digunakan, harus dalam keadaan yang benar-benar mendesak dan membahayakan NKRI. Itu pun, menurut dia, presiden perlu mengumumkan lebih dulu kepada publik.

Simak: Panglima: Tak Punya Hak Politik, TNI seperti Warga Asing

Meskipun, peran polisi dalam ranah sipil perlu ditingkatkan dalam kasus di Papua. Ray mengakui hal ini masih memerlukan dukungan polisi, yaitu dengan adanya revolusi mental. Ray mengakui revolusi struktural telah dilakukan kepolisian. Namun, dari segi mentalitas, Ray menilai hal ini masih harus diperbaiki.

Hal serupa diungkapkan rohaniwan Katolik, Romo Benny Susetyo, dalam diskusi tersebut. Menurut dia, sebaiknya aparat keamanan tidak langsung bereaksi keras terhadap permintaan rakyat Papua untuk merdeka. Alih-alih dengan upaya militer, Benny menekankan pentingnya pendekatan kultural dalam menyelesaikan konflik di Papua.

MAWARDAH NUR HANIFIYANI

Berita terkait

Kopassus Buka Ekspedisi NKRI 2017, Pendaftaran Secara Daring  

22 Mei 2017

Kopassus Buka Ekspedisi NKRI 2017, Pendaftaran Secara Daring  

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat kembali membuka pendaftaran calon peserta Ekspedisi NKRI 2017.

Baca Selengkapnya

Ini Kata Kapolri tentang Penyelesaian Pelanggaran HAM Papua  

25 April 2016

Ini Kata Kapolri tentang Penyelesaian Pelanggaran HAM Papua  

Ada dua cara penyelesaian: pertama, dengan pendekatan politis; dan kedua, dengan pendekatan hukum.

Baca Selengkapnya

BIN Sebut 20 Penembakan di Papua Selama 2015  

9 Februari 2016

BIN Sebut 20 Penembakan di Papua Selama 2015  

Pemerintah menegaskan bahwa tindakan tegas tetap harus ada.

Baca Selengkapnya

Penyerangan Polsek Sinak, TNI AD Tingkatkan Kewaspadaan  

28 Desember 2015

Penyerangan Polsek Sinak, TNI AD Tingkatkan Kewaspadaan  

TNI Angkatan Darat juga menyiagakan intelijen untuk pencegahan dini serangan lanjutan.

Baca Selengkapnya

Kenapa Kasus Kekerasan Militeristik Terus Menguat di Papua?

7 September 2015

Kenapa Kasus Kekerasan Militeristik Terus Menguat di Papua?

Menurut Komnas HAM, hampir setiap minggu terjadi kasus kekerasan di Papua.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Berdemo Tuntut Jokowi Tarik Militer dari Papua  

4 September 2015

Mahasiswa Berdemo Tuntut Jokowi Tarik Militer dari Papua  

Para mahasiswa yang berdemo mengingatkan Jokowi kalau jumlah rakyat Papua yang terbunuh sejak 1 Mei 1963 mencapai 500 ribu jiwa.

Baca Selengkapnya

TNI Tembak Warga di Timika, Ini Kronologi Versi Warga  

28 Agustus 2015

TNI Tembak Warga di Timika, Ini Kronologi Versi Warga  

Penembakan itu dilakukan dua pemuda mabuk yang belakangan diketahui anggota TNI di Mimika

Baca Selengkapnya

Anak-anak Papua Akan Disekolahkan di Bandung  

14 Agustus 2015

Anak-anak Papua Akan Disekolahkan di Bandung  

Staf Khusus Presiden Jokowi untuk urusan Papua ingin memboyong anak-anak Papua belajar sampai sarjana di Bandung.

Baca Selengkapnya

KSAD: Kodam Baru di Papua Selesai Januari 2016

30 Mei 2015

KSAD: Kodam Baru di Papua Selesai Januari 2016

Nama Kodam baru di Papua belum ditentukan. Penetapan nama diserahkan pada masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

TNI AD Segera Bangun Jalan di Papua  

25 Oktober 2013

TNI AD Segera Bangun Jalan di Papua  

TNI AD sudah menerjunkan tim survei dan mempersiapkan proyek ini dengan matang.

Baca Selengkapnya