Anggota Komisi III DPR fraksi Partai Demokrat Ruhut Sitompul memberikan keterangan terkait penonaktifan dirinya dari jabatan koordinator juru bicara Partai Demokrat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 22 Agustus 2016. Setelah dinonaktifkan dari jubir partai, Ruhut ditugaskan menjadi Koordinator bidang Polhukam. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul meminta rekan-rekan di partainya menghormati keputusan dia yang tidak mendukung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017.
Ruhut berseberangan dengan partainya dan memilih mendukung Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat.
"Saya mohon sepuluh jari, hormatilah hak demokrasi saya," kata Ruhut di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 4 Oktober 2016.
Menurut Ruhut, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono selalu menghormati hak demokrasinya. Ia mengenang saat dia pamit pada SBY untuk mendukung Joko Widodo dalam pemilihan presiden 2014 lalu. Selain itu, kata Ruhut, Agus Harimurti juga telah menghormati pilihannya.
Meski berbeda pilihan, anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat ini menyatakan tetap menghormati keputusan Partai Demokrat. "Tapi, aku akan tetap turun bersama Ahok," ujarnya.
Ruhut menuturkan dirinya sudah menganggap Agus seperti adiknya sendiri. Ia menyatakan pernah menitipkan Agus ke Jokowi karena yakin akan menjadi Jenderal bintang empat.
Sikap Ruhut yang berbeda ini mendapat tanggapan dari kader-kader Demokrat. Wakil Ketua Umum Demokrat Roy Suryo menyatakan bahwa rekan-rekan di Demokrat sudah tidak lagi menganggapnya.
Selain itu, Roy bahkan menuturkan pihaknya tengah memproses keanggotaan Ruhut di Demokrat.