Polisi Akan Sita Aset Dimas Kanjeng Taat Pribadi  

Reporter

Senin, 3 Oktober 2016 14:58 WIB

Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Ishomuddin

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bagian Penerangan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan polisi akan menyita aset Dimas Kanjeng Taat Pribadi. "Dan untuk melihat aset-aset yang ada apa saja, hari ini kami mengirim penyidik Bareskrim dan Bank Indonesia dari Jakarta," kata Martin di Divisi Humas Polri, Markas Besar Polri, Senin, 3 Oktober 2016.

Menurut Martin, polisi juga mengundang kejaksaan untuk melihat proses penyelidikan awal. Gunanya, agar jaksa penuntut umum bisa mengetahui aset Taat dan bisa membantu mereka dalam penuntutan nanti. Taat diduga menipu pengikutnya dengan cara berjanji menggandakan uang mereka.

Martin mengaku penyidik belum menghitung jumlah aset Taat Pribadi. Namun, berdasarkan laporan yang diterima polisi, ada pengadu yang kehilangan uang Rp 200 miliar, yakni dari Sulawesi Selatan. Ada pula korban di Jakarta yang menitipkan uangnya kepada Taat sebanyak Rp 20 miliar. Polisi memperkirakan jumlahnya sekitar Rp 227 miliar. "Itu ke mana? Masih akan jadi pengembangan penyidikan dan dilakukan upaya penindakan melalui tindak pidana pencucian."

Sampai saat ini, kata Martin, ada empat laporan penipuan yang sudah ditindaklanjuti polisi. Satu di antaranya ditangani Direktorat Tindak Pidana Umum Badan Reserse Kriminal Polri, yaitu dugaan penipuan dengan kerugian Rp 25 miliar. Sedangkan tiga laporan lain ditangani Kepolisian Daerah Jawa Timur. Yakni masing-masing korban kehilangan Rp 800 juta, Rp 1,5 miliar, dan Rp 200 miliar dari pelapor di Sulawesi Selatan.

"Dua laporan akan menyusul, yaitu dari Probolinggo dan Tanjung Perak," ujar Martin. Dia mengatakan polisi menunggu dan berharap ada korban lain yang berani melaporkan penipuan ini.

Menurut Martin, korban Taat Pribadi baru bermunculan belakangan ini karena proses untuk menjadi pengikut Taat tidak mudah. "Menurut keterangan para pengikut, pada saat penyampaian mahar, ditekankan perlu keikhlasan luar biasa baru mahar itu bisa kembali 100 kali lipat." Ini yang membuat mereka patuh, diam, taat, dan setia dengan instruksi Taat.

Pengikut Taat yang masih berada di padepokan ada 86 orang. Martin mengatakan polisi sudah mencoba mendekati mereka melalui posko terpadu pemerintah daerah. Bahkan, ujarnya, Pemerintah Provinsi Jawa Timur turun membantu pengikut itu dari sisi kesehatan, psikologis, konsumsi, dan ongkos buat mereka kembali ke rumahnya. "Mereka masih bertahan karena mereka menunggu Taat kembali dan menyerahkan hasil seratus kali lipat itu." Namun, sampai saat ini juga belum ada pengikut yang mendapatkan uangnya kembali seperti yang dijanjikan.

"Ada yang mendapatkannya, tapi dalam bentuk batangan dan batangannya emas palsu," kata Martin. Ada juga yang diberi kartu ATM, tapi tidak bisa digunakan untuk mengeluarkan uang.

REZKI ALVIONITASARI

Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

1 hari lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

1 hari lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

1 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

Tersangka kasus mayat dalam koper di Bali berupaya menghilangkan barang bukti.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

1 hari lalu

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

Selain di Bekasi, kasus pembunuhan mayat dalam koper juga terjadi di Kuta, Bali

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

1 hari lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

Tarsum mengakui telah membunuh dan memutilasi istrinya sendiri

Baca Selengkapnya

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

1 hari lalu

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

Seorang ayah di Bekasi berinsial N, 61 tahun, menghantam anak kandungnya sendiri berinisial C, 35 tahun menggunakan linggis hingga tewas.

Baca Selengkapnya

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

1 hari lalu

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

Polres Ciamis Jawa Barat, belum dapat memastikan motif pembunuhan dan mutilasi oleh suami ke istri di Dusun Sindangjaya.

Baca Selengkapnya

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

1 hari lalu

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

Keributan antara bapak dan anak di Bekasi ini dipicu urusan menantu, atau istri dari korban. Si anak minta ayannya mencari keberadaan sang istri.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

2 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya