Pasangan calon Gubernur DKI Jakarta Jokowi (kiri) dan Ahok (kanan) bersama Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto usai mendaftar di KPUD Jakarta, 19 Maret 2012. Keduanya dicalonkan oleh partai PDI Perjuangan dan Partai Gerakan Indonesia (Gerindra). TEMPO/Amston Probel
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tampak akrab dengan Presiden Joko Widodo saat meninjau proyek light rail transit (LRT) dan mass rapid transit (MRT) pagi tadi, Jumat, 30 September 2016. Bahkan Ahok berada satu mobil dengan Jokowi dalam perjalanan menuju Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
Dalam pertemuan singkat itu, Ahok mengaku sempat mendapat nasihat dari Jokowi. Ahok diminta menguasai lapangan secara detail saat bekerja. "Semua laporan, kalau saya simpulkan, beliau tidak suka teori laporan tertulis, beliau lebih suka laporannya foto," katanya di Balai Kota, Jumat ini.
Selain itu, Ahok mengatakan pembicaraannya dengan Jokowi juga sedikit menyinggung soal cuti selama masa kampanye. Jokowi, kata Ahok, sempat mempertanyakan nasib Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) jika dia harus cuti.
Kekhawatiran itu pernah disinggung mantan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi Harjono saat menjadi ahli dalam sidang lanjutan permohonan uji materi Undang-Undang Nomor 10 Pasal 70 ayat 3 tentang cuti saat masa kampanye. "Pak Jokowi bilang, 'Apa yang disampaikan Profesor Harjono benar. Siapa yang tanda tangan APBD kalau cuti sampai empat bulan?'" tuturnya.
Namun Ahok tidak menjelaskan secara eksplisit sikap Jokowi soal permohonan yang ia sampaikan kepada Mahkamah Konstitusi. Menurut Ahok, Jokowi hanya khawatir akan nasib pengesahan APBD. "Iya dong (Jokowi khawatir). Masak mesti tunggu saya balik sampai Februari baru tanda tangan APBD?" ujarnya.
Ahok sendiri berkaca pada masa kampanye periode sebelumnya, ketika bakal calon gubernur-wakil gubernur baru mengajukan cuti kampanye saat rancangan APBD sudah diketok palu atau disetujui. "Ini bertentangan dengan sejumlah undang-undang. Tapi Pak Jokowi minta hormati MK," ucapnya.