Raja Gowa Mengadu ke Mabes Polri

Reporter

Jumat, 30 September 2016 18:52 WIB

Juru bicara Kerajaan Gowa Andi Hasanuddin (kiri depan), Raja Gowa ke-37 Andi Maddusila Sultan Alauddin II, Sekretaris Jenderal Silaturahmi Nasional Raja Sultan Nusantara Indonesia Raja Upu Latu Benny Ahmad Samu-Samu, Raja Cantung Kalimantan Selatan Yanuar Imam, beserta raja lainnya telah bertemu Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Syafruddin dan jajarannya di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Jumat, 30 September 2016. Mereka meminta polisi tegas menyelesaikan kasus di Gowa terkait konflik antara kerajaan dengan pemerintah. Tempo/Rezki A

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa raja dari kerajaan di nusantara mendatangi Markas Besar Polri di Jalan Trunojoyo Nomor 1, Jakarta Selatan pada hari ini, Jumat, 30 September 2016. Raja Gowa, Andi Maddusila Sultan Alauddin II atau Andi Maddusila Andi Idjo ikut dalam rombongan ini.

Mereka mendatangi Mabes Polri untuk mengadukan masalah konflik antara Kerajaan Gowa dan Bupati Gowa, Sulawesi Setalan. "Kami diterima Wakil Kepala Polri Komjen Syafruddin, didampingi Kepala Bareskrim, Asisten Kapolri Bidang Operasi, dan Wakil Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri," kata Sekretaris Jenderal Silaturahmi Nasional Raja Sultan Nusantara Indonesia, Upu Latu Benny Ahmad Samu-Samu, seusai mengadu ke Mabes Polri.

Benny menjelaskan, mereka meminta Kepolisian agar menunjukkan fungsi, tugas, dan wewenangnya dalam menangani kasus Kerajaan Gowa. "Tidak semata-mata hanya melihat pejabat atau apa, atau apa," katanya.

Konflik antara Kerajaan Gowa dan Bupati Gowa ini sudah lama terjadi. Konflik ini mengakibatkan terjadinya kebakaran di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gowa, beberapa hari lalu. Saat itu, massa pro Kerajaan Gowa berunjuk rasa di kantor DPRD Gowa menolak Peraturan Daerah yang mengangkat Bupati Gowa sebagai Raja Gowa.

Andi Maddusila mengatakan kebakaran itu merupakan dampak dari pembongkaran benda pusaka milik Kerajaan Gowa. Ia bercerita, peristiwa pembongkaran itu terjadi pada malam Hari Raya Idul Adha, 11 September lalu. Andi Maddusila mengaku punya rekaman CCTV. Dari rekaman CCTV itu, kata dia, ada sekitar 12 orang pelaku pembongkaran brankas di antaranya Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo dan Wakil Bupati Abdul Rauf.

Andi Maddusila mengatakan kerugian Kerajaan Gowa atas pembongkaran brankas itu tak ternilai harganya. "Isinya peninggalan sejarah, dari Belanda, pemberian Ratu Wilhelmina," kata dia. Salah satu isinya, katanya, adalah emas. Total barang yang hilang setelah kejadian itu sekitar 20 kilogram. Menurut dia, brankasnya sendiri sudah hancur.

Juru bicara Kerajaan Gowa Andi Hasanuddin menambahkan, sebelum kejadian ini sudah ada konflik antara kerajaan dengan pemerintah daerah. "Konflik pertama, beliau sebagai raja (Maddusila) pernah berseteru di dalam pilkada bupati selama tiga kali. Bupati tidak mau menerima dia sebagai raja," kata Hasanuddin.

Ia mengatakan Andi Maddusila dilantik sebagai Raja Gowa ke-37. Dalam pelantikan itu, katanya, Kerajaan Gowa membuat konsep wisata untuk dunia, tapi Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo menentangnya.

Konflik kedua, kata Hasanuddin, terjadi saat kerajaan hendak mengadakan rekonsiliasi. Kegiatan ini berlangsung pada halal bi halal di bulan Ramadan lalu. Hasanuddin mengatakan bupati dipanggil untuk memberi arahan kepada pengurus kerajaan, tapi bupati tidak menerimanya.

"Ketiga, beliau (bupati) mau jadi raja di Gowa sementara tidak ada keturunan dan hubungan keluarga," kata Hasanuddin. Menurut dia, bupati juga menerbitkan peraturan daerah yang berisi pengangkatan bupati Gowa sebagai Raja Gowa. "Yang melantik sebagai raja adalah Ketua DPRD. Padahal raja secara turun-temurun dilantik oleh masyarakat adatnya," ujar Hasanuddin.

Andi Maddusila mengatakan, setelah pertemuan tersebut, Wakil Kapolri Syafruddin memutuskan kasus di Gowa akan ditarik dan ditangani oleh Mabes Polri, baik kasus pembongkaran benda kerajaan maupun pembakaran di kantor DPRD Gowa. "Saya yakin tuntas di Mabes Polri, karena Wakapolri yang menjamin. Yang bersalah dijadikan tersangka," kata Andi Maddusila.

Menurut dia, kepolisian di sana terkendala menangani kasus ini lantaran Bupati Gowa adalah keponakan dari Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo.

Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Komisaris Jenderal Ari Dono Sukmanto mengatakan Raja Gowa datang ke Mabes Polri sekaligus memberikan informasi perkembangan di sana. "Ini menyangkut indikasi oknum pemerintah dan kerajaan," katanya.

Dia membenarkan kasus ini akan ditangani oleh Mabes Polri. "Nanti ada tahapannya, gelar perkara dulu. Pokoknya itu semua kasus ditangani," kata Ari.

REZKI ALVIONITASARI

Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

4 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

5 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

11 jam lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

1 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

1 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

1 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

1 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

1 hari lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

1 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya