Ismail, Pengikut Dimas Kanjeng yang Dihabisi Dikenal Licin
Editor
Kukuh S Wibowo Surabaya
Kamis, 29 September 2016 07:19 WIB
TEMPO.CO, Probolinggo - Koordinator pengikut Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi untuk wilayah timur, Ismail Hidayah, tewas dibunuh pada Februari 2016. Ismail diduga dihabisi oleh orang-orang suruhan Taat Pribadi karena tidak menyetorkan uang dari para pengikutnya. “Cerita itu saya dapatkan dari beberapa korban Dimas Kanjeng,” kata seorang sumber Tempo, Rabu, 28 September 2016.
Menurut sumber yang mengaku kenal dengan korban tersebut, sebelum bergabung dengan Padepokan Dimas Kanjeng, Ismail bekerja sebagai calo penyalur tenaga kerja ke luar negeri. “Orangnya memang licin, dia sempat menipu warga yang dijanjikan jadi TKI ke Malaysia."
Setelah jadi calo TKI, Ismail sempat berjualan pakaian di pasar maupun sejumlah tempat secara berpindah-pindah. “Lalu sekitar tahun 2011 dia ikut Dimas Kanjeng sampai ditemukan meninggal dunia,” katanya.
Mayat Ismail ditemukan di Desa Tegalsono, Kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo, Februari 2016. Menurutnya, Ismail merupakan salah satu orang kepercayaan Dimas Kanjeng untuk menghimpun pengikut dari wilayah timur. “Wilayahnya mulai dari Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi sampai Bali, dan Lombok,” katanya.
Baca: Dimas Kanjeng Tolak Demokan Penggandaan Uang, Karena Jin...
Jaringan bisnis gelap yang diotaki Dimas Kanjeng, ujar dia, juga sempat menyewa ruko di Situbondo sebagai kantor. Ismail yang mengoperasikan kantor tersebut sehari-harinya.
Dimas Kanjeng, 46 tahun, ditangkap aparat gabungan Polda Jawa Timur dan Polres Probolinggo dalam penggerebekan besar-besaran, 22 September 2016. Selain Ismail, Taat Pribadi juga dicurigai sebagai otak pembunuhan Abdul Gani. Mayat Abdul Gani ditemukan di Wonogiri, Jawa Tengah, April 2016.
Simak: Begini Cara Dimas Kanjeng Taat Pribadi 'Menggandakan' Uang
Polisi menetapkan sepuluh orang sebagai tersangka, baik eksekutor maupun orang yang membantu proses pembunuhan berencana tersebut. Masih ada beberapa orang yang terlibat pembunuhan dan buron.
Selain terlibat pembunuhan, Taat juga dituduh melakukan penipuan dengan modus penggandaan uang secara gaib. Polda Jawa Timur menerima dua laporan pengaduan penipuan tersebut dan masih penyelidikan dan pengumpulan bukti. “Sudah ada dua laporan dugaan penipuan dan sedang kami selidiki,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Timur Komisaris Besar Argo Yuwono.
ISHOMUDDIN
Populer:
Dimas Kanjeng dan Peti Ajaib Pengganda Uang, Isinya...
Begini Ritual Syahwat Gatot Brajamusti Selama Sembilan Tahun