Seorang aktivis menunjukkan pita merah, simbol kepedulian HIV/AIDS, selama kampanye di Surabaya, Jatim, 1 Desember 2014. Indonesia memiliki jumlah kasus HIV/AIDS 45.000 pada 2013 dan 14.400 kematian, menurut studi Institut di AS untuk Kesehatan Metrik dan Evaluasi diterbitkan pada September dalam jurnal kedokteran Inggris Lancet. AFP/JUNI KRISWANTO
TEMPO.CO, Ternate - Jumlah pengidap human immunodeficiency virus (HIV) yang dapat mengakibatkan penyakit AIDS di Maluku Utara kian mengkhawatirkan. Data yang diperoleh Tempo, pada 2004-2015, kasus HIV di Maluku Utara mencapai 627 kasus yang terdiri atas 203 kasus HIV dan 424 kasus AIDS.
Dari jumlah tersebut, Kota Ternate menjadi daerah yang memiliki kasus HIV/AIDS tertinggi, yaitu mencapai 243 kasus, disusul Kabupaten Halmahera Utara dengan 229 kasus, Halmahera Barat 40 kasus, dan Halmahera Timur 33 kasus. Adapun HIV/AIDS di Kota Tidore Kepulauan mencapai 31 kasus, Halmahera Selatan 19 kasus, Kepulauan Sula 18 kasus, Pulau Morotai 10 kasus, dan Halmahera Tengah 4 kasus.
Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat Rorano Maluku Utara Asgar Saleh mengatakan tingginya kasus HIV/AIDS di Maluku Utara umumnya akibat hubungan seksual. Jika berdasarkan persentase kumulatif usia, pengidap HIV AIDS tertinggi di Maluku Utara lebih banyak terjadi pada usia produktif 30-39 tahun yang mencapai 38,7 persen dan usia 20-29 tahun sebanyak 38,4 persen. “Kondisi ini sudah mengkhawatirkan,” ucap Asgar, Senin, 26 September 2016.
Menurut Asgar, untuk mengurangi dan mencegah penyebaran HIV/AIDS di Maluku Utara, yang harus dilakukan adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya penyakit tersebut. Langkah ini penting mengingat banyak pengidap HIV/AIDS di Maluku Utara terjangkit melalui hubungan seksual.
Menanggapi data tersebut, Wali Kota Ternate Burhan Abdurahman menuturkan telah menyusun peraturan daerah tentang HIV/AIDS. Peraturan tersebut nantinya akan mencantumkan sanksi atas praktek prostitusi. Langkah lain yang dilakukan adalah melibatkan anak muda untuk mengkampanyekan bahaya penyakit tersebut. “Kami harap langkah seperti ini bisa mencegah penyebaran HIV di Ternate, ” kata Burhan
Aliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!
2 Desember 2022
Aliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!
Di Indonesia, hanya 25% dari anak-anak yang hidup dengan HIV menjalani pengobatan ARV yang menyelamatkan jiwa. UNAIDS Indonesia, Jaringan Indonesia Positif, Ikatan Perempuan Positif Indonesia, Lentera Anak Pelangi, dan Yayasan Pelita Ilmu menginisiasi aliansi baru untuk memperbaiki salah satu masalah yang paling mencolok dalam respon penanggulangan AIDS.