Banjir Bandang, Pemda Garut Salahkan Perhutani dan BKSDA

Reporter

Jumat, 23 September 2016 08:28 WIB

Foto udara kawasan terdampak banjir bandang aliran Sungai Ciamanuk di Kampung Cimacan, Tarogong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (22/9). Berdasarkan data BNPB jumlah korban tewas akibat banjir bandang di Garut mencapai 23 orang dan 18 lainnya masih dalam pencarian. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

TEMPO.CO, Sigit - Banjir bandang yang menewaskan 26 warga Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Selasa, 20 September 2016, diduga karena alih fungsi hutan. Perubahan itu terjadi di kawasan hulu Sungai Cimanuk tepatnya di kawasan Kecamatan Cisurupan, Cigedug dan Cikajang.

Menurut Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, alih fungsi lahan itu diakibatkan karena program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) tidak sesuai dengan yang diharapkan. Banyak diantara masyarakat yang tidak menjaga hutan dengan baik. “Kita sudah lama memberikan peringatan kepada Perhutani dan BKSDA tentang kondisi hutan akibat program PHBM yang tidak sesuai,” ujarnya.

Peringatan itu dilayangkan pemerintah daerah setelah meninjau langsung kondisi lapangan di sekitar wilayah hulu Sungai Cimanuk. Bahkan pemerintah juga telah meminta Perhutani dan BKSDA untuk tetap menjaga kondisi hutan. “Garut ini memerlukan resapan air yang banyak karena banyak wilayah pertanian,” ujar Helmi.

Selain alih fungsi lahan, penyebab banjir juga diakibatkan oleh curah hujan yang cukup tinggi. Hujan deras mengguyur wilayah Garut pada Senin dan Selasa.

Ungkapan serupa juga disampaikan Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat, Anang Sudarna, di sela peninjauan lokasi banjir bandang di Kampung Cimacan, Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Kamis, 22 September 2016.

Menurut Anang, kondisi hutan yang gundul di kawasan hulu sungai menyebabkan arus air dari hulu ke hilir mengalir lebih cepat. Bahkan dalam waktu dua jam, air Sungai Cimanuk sudah meluap di kawasan Tarogong Kidul. Padahal jarak antara kawasan hulu dan hilir mencapai lebih dari 10 kilometer. “Kalau vegetasinya benar, air itu akan lama sampai ke sungai,” ujarnya.

Bahkan berdasarkan citra satelit, kawasan Gunung Cikurai, Guntur dan Darajat berwarna merah. Kondisi itu menandakan kawasan tersebut gundul dan bukan vegetasi permanen. "Kawasan gundul itu mungkin telah digunakan lahan pertanian, kawasan wisata, bangunan, hotel dan yang lainnya, ujar Anang.

Anang menyebutkan Sungai Cimanuk adalah sungai yang Koefisien Regim Sungai (KRS)-nya paling buruk. Bukan hanya se-Pulau Jawa, bahkan terburuk se Indonesia. Ketika musim kemarau, KRS Cimanuk nilainya 1, namun saat musim hujan nilainya langsung melonjak menjadi 771. Ini menunjukan kondisinya sudah sangat tak normal.

KRS adalah perbandingan debit air tertinggi dengan debit air terendah dalam satu periode. Biasanya pada saat musim hujan tertinggi dan musim kemarau terendah. KRS yang baik mempunyai nilai 50 ke bawah. KRS kategori sedang nilainya 50 - 120 dan KRS kategori buruk nilainya 120 ke atas. “Kondisi ini jangan dibiarkan, bisa bahaya,” ujar Anang.

SIGIT ZULMUNIR


Berita terkait

Dua Dusun Sempat Terisolir Banjir di Kabupaten Enrekang, BNPB Ingatkan Risiko Longsor Susulan

5 jam lalu

Dua Dusun Sempat Terisolir Banjir di Kabupaten Enrekang, BNPB Ingatkan Risiko Longsor Susulan

Banjir dan longsor melanda Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, sejak Jumat dinihari lalu. Diipicu hujan intensitas tinggi pada 04.00 WITA.

Baca Selengkapnya

BNPB: Banjir dan Longsor di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan, Dua Dusun Masih Terisolir

5 jam lalu

BNPB: Banjir dan Longsor di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan, Dua Dusun Masih Terisolir

Berdasarkan informasi BNPB, dua desa masih terisolir akibat banjir dan longsor di Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Zero Delta Q Akan Jadi Gagasan Indonesia di World Water Forum ke-10, Apa Itu?

5 jam lalu

Zero Delta Q Akan Jadi Gagasan Indonesia di World Water Forum ke-10, Apa Itu?

Indonesia akan mengusulkan penerapan kebijakan Zero Delta Q sebagai solusi pengendalian banjir dalam World Water Forum ke-10.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

14 jam lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Banjir Selutut Orang Dewasa Menggenangi Sepaku, Begini Penjelasan Otorita IKN

1 hari lalu

Banjir Selutut Orang Dewasa Menggenangi Sepaku, Begini Penjelasan Otorita IKN

Juru Bicara Otorita IKN Troy Pantouw membenarkan banjir menggenangi Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, Jumat, 3 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

2 hari lalu

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.

Baca Selengkapnya

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

2 hari lalu

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

Banjir merendam 33 desa di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada Jumat, 3 Mei 2024, pukul 03.03 WITA.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

2 hari lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

3 hari lalu

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

Bila anggaran mencukupi, Pemkot Depok akan melakukan pembebasan lahan warga terdampak banjir menggunakan anggaran belanja tambahan (ABT).

Baca Selengkapnya

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

3 hari lalu

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

Banjir karena rob merendam sejumlah titik di pesisir Kota Semarang, Jawa Tengah, sepanjang tiga hari terakhir.

Baca Selengkapnya