Foto udara kawasan terdampak banjir bandang aliran Sungai Ciamanuk di Kampung Cimacan, Tarogong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (22/9). Berdasarkan data BNPB jumlah korban tewas akibat banjir bandang di Garut mencapai 23 orang dan 18 lainnya masih dalam pencarian. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
TEMPO.CO, Garut - Pasca bencana banjir bandang di Kabupaten Garut, Jawa Barat, suplai darah PMI Garut kosong. Kondisi itu terjadi karena Unit Transfusi Darah milik Palang Merah Indonesia di Garut, hancur terkena banjir.
Ketua Harian PMI Pusat, Ginanjar Kartasasmita, menyatakan hampir semua Rumah Sakit di Garut mengalami kekosongan darah. "Suplai darah saat ini untuk Garut dari Bandung. Tadi juga ada pasien yang membutuhkan darah, tapi darahnya tidak ada di Rumah Sakit," ujarnya di Pengungsian yang berada di Makorem 062 Tarumanagara, Kamis, 22 September 2016
Menurut dia, bila kondisi ini harus cepat diperbaiki supaya kebutuhan dara di Garut segera terpenuhi kembali. Kebutuhan darah pada di saat bencana seperti ini justru meningkat.
Ginanjar telah meminta pemerintah daerah untuk segera membangun Unit Transfusi Darah baru. “Tadi saya sudah bicara dengan wakil bupati dan wakil gubernur, mereka secara lisan sudah siap,” ujarnya.
Saat ini unit transfusi darah beroperasi sementara di Rumah Sakit Guntur milik TNI angkatan Darat. Pada saat banjir beberapa waktu lalu, persediaan darah sebanyak 500 labu yang berada di PMI dan bank darah di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Garut, terbawa banjir.
Wakil Gubernur Jawa Barat Dedy Mizwar mengaku akan memfasilitasi kebutuhan yang sangat mendesak baik dari PMI maupun dari pemerintah daerah. “Harus secepatnya mengajukan permohonan bantuan secara tertulis, biar kami bisa cepat untuk mencairkan peralatan yang dibutuhkan khususnya di bidang kesehatan,” ujarnya singkat.