TEMPO Interaktif, Bandar Lampung: Lebih dari 100 orang dan 150 tenaga sukarelawan mengikuti simulasi bencana alam yang di selenggarakan Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Alam Propinsi Lampung. Acara yang berlangsung Selasa siang tadi itu mengambil lokasi di lapangan olah raga Way Halim.Simulasi melibatkan ibu-ibu dan anak-anak di lingkungan Way Halim. Sejak pagi hari mereka berkumpul di lapangan. Acara dimulai sekitar pukul 10.00 WIB. Di antara mereka memperagakan mengenakan baju tidur lengkap dengan membawa bantal tidur. Sebagian yang lain menenteng alat-alat dapur dan tikar.Setelah mendengar sirine, sebagai tanda terjadi gempa, warga berlarian karena panik. Suara riuh-rendah pun terdengar dengan tangis ibu-ibu yang kehilangan anaknya. Sementara itu, yang lainnya terbaring tewas dan terluka. Dalam waktu singkat petugas pun berdatangan. Mereka mengevakuasi korban sambil terus berkomunikasi melalui alat komunikasi radio. Di tempat lain petugas sibuk mendirikan tenda-tenda darurat yang nantinya digunakan sebagai rumah sakit darurat, dapur umum, dan posko bantuan. Bantuan dari PLN dan PDAM datang. Merela sibuk memperbaiki aliran listrik dan pasokan air minum yang rusak akibat gempa. Petugas yang diterjunkan selain berasal dari berbagai instansi pemerintah juga dari Palang Merah Indonesia dan tim SAR.Menurut Koordinator Satuan Koordinasi Pelaksana Deteksi Dini Penanggulangan Bencana Alam, Madiono, simulasi ini untuk mengukur kesiapan dan kelemahan petugas dalam menangani bencana alam di Lampung. "ni sekaligus mengantisipasi apabila ada bencana sesungguhnya," katanya.Nurochman