Temuan TPF: Freddy Tak Pernah ke Pabrik Narkoba di Cina

Reporter

Kamis, 15 September 2016 16:26 WIB

Tim Pencari Fakta umumkan hasil temuan terkait testimoni Freddy Budiman ke Haris Azhar, 15 September 2016, di Kampus PTIK. TEMPO/Amirullah

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Pencari Fakta (TPF) mendapatkan informasi yang berbeda dari pengakuan gembong narkoba Freddy Budiman kepada Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar. Kepada Haris, Freddy mengaku ia bersama petugas Badan Narkotika Nasional pernah berkunjung ke pabrik narkoba di Cina.

Pengakuan Freddy itu bertolak belakang dengan temuan TPF berdasarkan keterangan sejumlah teman dekat terpidana mati narkoba tersebut. "Freddy Budiman tidak pernah ke Cina dan tidak bisa berbahasa Cina," kata Poenky Indarti, anggota TPF, dalam jumpa pers soal temuan TPF terkait kesaksian Freddy di kampus Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta Selatan, Kamis, 15 September 2016.

Poengky mengatakan klaim Freddy yang mengaku pergi ke Cina dibantah semua pihak yang dimintai keterangan oleh TPF. Bantahan yang sama datang pula dari adik Freddy, Joni Suhendra atau Latif. "Dia menyatakan kakaknya tidak memiliki paspor serta tidak bisa berbahasa Cina," kata Poengky.

Komisioner Komisi Kepolisian Nasional ini mengatakan beberapa rekan yang pernah bekerja dengan Freddy menyatakan gembong narkoba ini tidak mengenal secara langsung dengan produsen narkoba di Cina maupun di Belanda. Beberapa nama yang sudah diperiksa oleh TPF justru yang memiliki jaringan langsung ke Cina.

"Soal pembayaran 1,4 juta pil ekstasi yang diimpor Freddy, itu belum dibayar. Sama sekali belum ada uang keluar dari FB dari barang-barang itu. Barang baru dibayar dari hasil penjualan," kata Poengky.

Adapun Freddy kepada Haris menceritakan beberapa informasi terkait dengan bisnis narkotika yang dilakoninya. Freddy bercerita ketika Haris berkunjung ke Lembaga Pemasyarakatan Nusa Kambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Informasi yang disampaikan Freedy itu mengemuka menjelang ia akan dieksekusi mati, 29 Juli lalu.

Dalam ceritanya pada Haris, Freddy mengaku menunjukan pabrik narkoba di Cina kepada petugas BNN. "Dan saya pun berangkat dengan petugas BNN (tidak jelas satu atau dua orang). Kami pergi ke Cina, sampai ke depan pabriknya. Lalu saya bilang kepada petugas BNN, mau ngapain lagi sekarang? Dan akhirnya mereka tidak tahu, sehingga kami pun kembali," kata Freddy, yang dikutip ulang oleh Haris Azhar dalam tulisannya yang tersebar di media sosial.

AMIRULLAH

Berita terkait

Polres Metro Jakarta Barat Sita 5,1 Kilogram Narkoba Jenis Sabu Sejak Maret-April 2024

11 jam lalu

Polres Metro Jakarta Barat Sita 5,1 Kilogram Narkoba Jenis Sabu Sejak Maret-April 2024

Dari total sabu yang berhasil diamankan, Polres Metro Jakarta Barat berhasil menyelamatkan sebanyak 51.480 jiwa dari dampak buruk narkoba.

Baca Selengkapnya

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

17 jam lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

18 jam lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

19 jam lalu

Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

Polisi kembali membongkar pabrik narkoba.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

1 hari lalu

Polisi Masih Buru Penyuplai Narkoba Rio Reifan

Polisi telah memasukkan BB penyuplai narkoba ke Rio Reifan sebagai DPO.

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

1 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

2 hari lalu

Rio Reifan Tidak Dapat Rehabilitasi karena Terjerat Kasus Narkoba 5 Kali

Polisi tak akan melepas Rio Reifan untuk menjalani rehabilitasi karena sudah lima kali terjerat kasus narkoba.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

2 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya