Panen Raya di Indramayu Sudah Hasilkan 1 Juta Ton Padi

Reporter

Editor

Mustafa moses

Selasa, 13 September 2016 23:00 WIB

Seorang petani menebar pupuk urea di areal persawahan Kelurahan Bojongsari, Indramayu, Jawa barat, Senin (2/4). ANTARA/Dedhez Anggara

TEMPO.CO, Indramayu - Kabupaten Indramayu saat ini tengah berlangsung panen raya, dan sudah menghasilkan 1 juta ton padi, dari target 1,78 ton. Luas areal tanam di Kabupaten Indramayu pun terus bertambah.

“Target produksi padi untuk tahun ini mencapai 1,78 juta ton untuk Kabupaten Indramayu,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu Firman Muntako, Selasa, 13 September 2016.

Firman menjelaskan, kondisi pertanian tahun ini memang diuntungkan oleh kondisi cuaca yaitu kemarau basah. Dibandingkan tahun lalu, intensitas hujan dan suplai air ke sawah-sawah tahun ini jauh lebih banyak.

Tanaman padi milik petani pun tidak mengalami kekeringan. “Bahkan petani yang biasanya menelantarkan sawahnya seusai panen pertama, kini banyak yang kembali melakukan penanaman untuk musim kedua,” kata Firman.

Dampaknya, luas tanam panen padi gadu (kering) di Kabupaten Indramayu pun bertambah. Awalnya target luas tanam gadu tahun ini hanya sekitar 110 ribu hektare. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam kunjungannya ke Kabupaten Indramayu beberapa waktu lalu menambah target itu menjadi 200 ribu hektare.

Para petani pun berpesta. Meski tengah panen raya, harga gabah tak kunjung turun, bahkan tergolong tinggi. Harga gabah kering panen (GKP) rata-rata mencapai Rp 4.500 hingga Rp 4.900 perkilogram. Padahal harga pembelian pemerintah (HPP) untuk GKP hanya sebesar Rp 3.700 perkilogram di tingkat petani.

Sedangkan harga gabah kering giling (GKG) saat ini sudah mencapai Rp 5.500 perkilogram. Padahal harga pembelian pemerintahh untuk GKG hanya sebesar Rp 4.600 perkilogram di penggilingan dan Rp 4.650 perkilogram di gudang Bulog. “harga gabah di musim gadu memang tinggi. Padahal saat ini masih panen raya,” kata Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang.

Tingginya harga gabah tersebut menurut Sutatang dipengaruhi oleh kualitas gabah yang cukup bagus. “Karena selama tanam gadu tahun ini, tanaman padi tidak pernah mengalami kekurangan air,” kata Sutatang. Selain itu serangan hama pun bisa dkendalikan sehingga tidak menyebar dengan luas.

Fenomena La Nina menurut Sutatang membuat petani di Kabupaten Indramayu tidak mengalmai kesulitan air seperti tahun-tahun sebelumnya. “Bahkan mereka ada yang melakukan tanam gadu kedua karena melihat masih banyaknya air di saluran irigasi saat ini,” kata Sutatang.

IVANSYAH

Berita terkait

Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa

14 hari lalu

Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa

Faisal Basri mengkritik statment Airlangga Hartarto dalam sidang sengketa Mahkamah Konstitusi yang menyebut produksi beras di Indonesia turun karena El Nino.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Khawatir Produksi Padi Februari Anjlok: Ini Menjadi Darurat Pangan

45 hari lalu

Mentan Amran Khawatir Produksi Padi Februari Anjlok: Ini Menjadi Darurat Pangan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman khawatir soal hasil produksi beras sepanjang Juni hingga Oktober 2024. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Panen Maret 2024 Diprediksi Hasilkan 3,4 Juta Ton Beras, Tiga Provinsi di Jawa Pasok Separuh

57 hari lalu

Panen Maret 2024 Diprediksi Hasilkan 3,4 Juta Ton Beras, Tiga Provinsi di Jawa Pasok Separuh

Berdasarkan survei Kerangka Sampel Area (KSA), 10 provinsi memiliki potensi produksi beras nasional pada panen Maret hingga 3,54 juta ton.

Baca Selengkapnya

Harga Beras Melonjak, Direktur IDEAS: Pemerintah Terlalu Membesar-besarkan karena El Nino

28 Februari 2024

Harga Beras Melonjak, Direktur IDEAS: Pemerintah Terlalu Membesar-besarkan karena El Nino

Harga beras meroket, pemerintah meyakini satu alasan karena El Nino. Bersebrangan dengan para ahli yang menyatakan dampak El Nino tidak signifikan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Indonesia Sulit Berhenti Impor Beras, Apa Penyebabnya?

3 Januari 2024

Jokowi Sebut Indonesia Sulit Berhenti Impor Beras, Apa Penyebabnya?

Jokowi menyebut keinginan Indonesia untuk tidak impor beras, sangat sulit diwujudkan. Begini penjelasan kepala negara tersebut.

Baca Selengkapnya

Produksi Beras Terus Menurun, IDEAS: Lahan Sawah Hilang 150 Ribu Hektare dalam 3 Tahun

30 Desember 2023

Produksi Beras Terus Menurun, IDEAS: Lahan Sawah Hilang 150 Ribu Hektare dalam 3 Tahun

Salah satu penyebab turunnya produksi beras adalah hilangnya lahan sawah sebagai imbas kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada pertanian.

Baca Selengkapnya

Profil Bendungan Mbay Senilai Rp 1,47 Triliun yang Disebut Jokowi Bakal Turut Dongkrak Produksi Beras

5 Desember 2023

Profil Bendungan Mbay Senilai Rp 1,47 Triliun yang Disebut Jokowi Bakal Turut Dongkrak Produksi Beras

Jokowi optimistis pembangunan Bendungan Mbay di Kabupaten Nagekeo, NTT, akan turut mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

Baca Selengkapnya

Bapanas Sebut Panen Raya Padi Akan Mundur, Bagaimana Persediaan Stok Beras?

14 November 2023

Bapanas Sebut Panen Raya Padi Akan Mundur, Bagaimana Persediaan Stok Beras?

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi memperkirakan panen raya padi mundur menjadi sekitar Mei dan Juni 2024 mendatang. Bagaimana dampak ke stok beras?

Baca Selengkapnya

Amran Sulaiman Targetkan Swasembada Pangan pada 2026: Kejayaan Itu Harus Terwujud

6 November 2023

Amran Sulaiman Targetkan Swasembada Pangan pada 2026: Kejayaan Itu Harus Terwujud

Mentan Amran Sulaiman menyatakan pemerintah menargetkan optimalisasi produksi padi di dalam negeri agar bisa mewujudkan swasembada pangan pada 2026.

Baca Selengkapnya

BPS Ungkap Produksi Beras Indonesia Terus Menurun pada 2021 sampai 2023

6 November 2023

BPS Ungkap Produksi Beras Indonesia Terus Menurun pada 2021 sampai 2023

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan produksi komoditas beras terus menurun.

Baca Selengkapnya