Presiden Jokowi menerima potongan tumpeng pertama dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dalam acara HUT PDIP ke-42 di Kantor DPP PDIP, Jakarta, 10 Januari 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Center for Strategic and International Studies (CSIS) merilis hasil survei terbarunya terkait elektabilitas Presiden Joko Widodo dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Direktur Eksekutif CSIS, Philips J. Vermonte, mengatakan survei yang digelar pada Agustus 2016 tersebut mencatat elektabilitas Jokowi naik signifikan.
Hasil survei CSIS menyebutkan pada Oktober 2015 elektabilitas Jokowi tercatat 36 persen. Sementara pada Agustus 2016 naik menjadi 41,9 persen. Sedangkan elektabilitas PDIP dari 32 persen pada survei yang digelar Oktober 2015, menjadi 34,6 persen pada survei Agustus 2016.
“Jokowi figur politikus paling kuat di Indonesia,” kata Philips di kantornya, Selasa, 13 September 2016. Ia menambahkan kedisiplinan PDIP menjadi partai di luar pemerintahan era Susilo Bambang Yudhoyono membuat partai itu mampu mencetak kader.
CSIS menggelar survei pada 8-15 Agustus 2016 di 34 provinsi dengan proporsional mengambil sampel secara acak. Margin error pada survei itu adalah 3,1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Sementara responden yang disurvei meliputi penduduk yang telah berusia 17 tahun ke atas atau telah memiliki hak pilih.
Politikus PDIP Ahmad Basarah mengapresiasi hasil survei yang dilakukan CSIS. Menurut dia, hasil itu menunjukkan sikap publik yang objektif. Pihaknya mengklaim bahwa calon presiden tidak harus dari Ketua Umum PDIP.
Ahmad berterima kasih kepada masyarakat yang telah mendukung pemerintahan Jokowi. Ia pun optimistis kepercayaan politik kepada Jokowi semakin meningkat. Menurut dia, Jokowi memiliki filosofi di balik lengan bajunya yang kerap digulung. “Beliau hanya ingin kerja, kerja, kerja,” kata dia.