Kisah Delila dan Hutan untuk Anak

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Sabtu, 3 September 2016 00:43 WIB

Kepala Bappeda Provinsi NTT Wayan Darmawa membuka Festival Praktek Cerdas yang digagas Wahana Visi Indonesia di Hotel Neo Kupang, 30 Agustus 2016. TEMPO/Juli

TEMPO.CO, Kupang- Beragam inovasi dan terobosan untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat desa ditampilkan dalam Festival Praktek Cerdas yang digelar di Kupang, Nusa Tenggara Timur pada 30-31 Agustus 2016 lalu. Individu maupun kelompok yang menjadi agen perubahan berbicara tentang sepak terjang mereka memajukan kesejahteraan warga desa.

Seperti kisah Delila Konga Wandal, 38 tahun yang mengubah wajah gersang desanya menjadi sejuk karena saat ini sudah berdiri hutan tanaman jati dan mahogani.

Bukan perkara mudah bagi Delila untuk mengubah kebiasaan warga Desa Kalamba Kecamatan Haharu, Sumba Timur. “Awalnya banyak yang bilang kurang kerjaan,” kata dia.

Warga Kalamba memang tak mengenal pola menanam pohon keras. Selama ini mereka membiarkan tanah desa yang gersang. Menurut Abner Sembong Manajer wilayah Sumba Wahana Visi Indonesia, masyarakat di awal harus diiming-imingi beras untuk menanam. “Kami mengatakan kalau mau nanam nanti diberi beras,” katanya. Setelah tanaman mereka tumbuh, perlahan warga tak lagi diberi iming-iming itu.

Delila yang menjadi tokoh kunci di desa itu pun berusaha meyakinkan warga dengan pendekatan kerohanian. “Saya memajukan pendekatan alkitabiyah dengan menggunakan Firman Tuhan yang menyebut pelihara hutan untuk anakmu,” kata dia.Pendekatan ini berhasil meyakinkan warga desanya untuk mulai menanam.

Tanaman keras seperti jati dan mahogani yang bibitnya disediakan Dinas Kehutanan setempat kemudian mulai ditanam warga. Dalam setahun sebanyak 37 demplot sudah ditanami pepohonan itu. Satu demplot terdiri dari satu sampai lima hektar.

Delila juga menggalakan sistem palotang. Sistem ini adalah pemangkasan batang-batang pohon agar tanaman bisa cepat tumbuh dengan kondisi air yang kurang. Selain menanam pohon jati, warga desa Kalamba juga menanam tanaman tumpang sari seperti kacang dan ubi. "Dulu warga makan ubi beracun atau iwi," kata Delila.

Ubi ini dicari warga di hutan-hutan. Untuk mengonsumsinya, iwi harus diolah dengan hati-hati dan lama. Salah mengolah, nyawa taruhannya. Kini warga menanam ubi jalar di sela-sela tanaman keras itu.

Desa Kalamba yang gersang berubah menjadi hijau. "Sekarang suasana lebih adem," kata Delila. Hanya saja ancaman kebakaran hutan tetap mengintai. Masih banyak masyarakat di sana yang membuka lahan dengan cara membakar. "Walau kami sudah memberi sekat api, namun jika angin kencang tetap saja api merambat ke hutan jati," kata Delila.

Adapun praktek cerdas lain yang ditampilkan adalah Skol Amnasit. Ini adalah kearifan lokal yang coba dibangun kembali di beberapa desa di Nusa Tenggara Timur. Skol amnasit berarti sekolah orang tua. Ini bukanlah sekolah reguler untuk orang tua, melainkan semacam pertemuan para orang tua murid agar bisa membimbing anak mereka di luar sekolah.

"Dulu orang tua sangat ramah dan kerap saling menasehati," kata Serilius Kevi dari Desa Nimasi. Ia ikut dalam program skol amnasit yang digagas Wahana Visi Indonesia. Orang tua diajak berdiskusi untuk bisa kembali menjadikan anak sebagai teman di rumah.

Dengan adanya skol amnasit ini, tanggung jawab terhadap pendidikan anak tak sepenuhnya diserahkan ke sekolah. Orang tua kini wajib ikut bertanggung jawab terhadap pendidikan karakter anak. "Saya merasakan betul manfaat skol amnasit," kata Alexander Toabun, 48 tahun dari desa Haulase.

JULI HANTORO



Berita terkait

Jelang Debat Cawapres, Ganjar-Mahfud Usung Pangan Lokal dan Desa Mandiri Pangan

19 Januari 2024

Jelang Debat Cawapres, Ganjar-Mahfud Usung Pangan Lokal dan Desa Mandiri Pangan

Mahfud akan mengusung visi-misi pangan lokal dan desa mandiri pangan dalam debat cawapres kedua.

Baca Selengkapnya

Catatan Eks Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo: Bangun 2.000 Desa Mandiri Energi, Soal Wadas, Gagal Piala Dunia U-20

5 September 2023

Catatan Eks Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo: Bangun 2.000 Desa Mandiri Energi, Soal Wadas, Gagal Piala Dunia U-20

Berikut beberapa catatan prestasi dan kontroversi Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah. Bangun 2.000 desa mandiri hingga gagal Piala Dunia U20.

Baca Selengkapnya

Pondok Udik Masuk 10 Besar IDM Tertinggi, Bupati Bogor Ade Yasin Bangga

6 September 2021

Pondok Udik Masuk 10 Besar IDM Tertinggi, Bupati Bogor Ade Yasin Bangga

Menurut Bupati Bogor Ade Yasin, program Samisade bertujuan untuk menstimulasi pembangunan infrastruktur desa.

Baca Selengkapnya

Menteri Desa Dukung DIY Bangun Jogya Agro Techno Park

15 Juni 2017

Menteri Desa Dukung DIY Bangun Jogya Agro Techno Park

Eko menuturkan, JATP akan menjadi pusat pelatihan bagi desa-desa mandiri yang terintegrasi secara vertikal.

Baca Selengkapnya

Delapan Kementerian Sepakat Garap Program Desa Migran Produktif  

31 Mei 2017

Delapan Kementerian Sepakat Garap Program Desa Migran Produktif  

Menurut Hanif, desmigratif merupakan terobosan Kementerian Ketenagakerjaan dalam memberdayakan, meningkatkan perlindungan, dan pelayanan terhadap TKI.

Baca Selengkapnya

Sister Village Percepat Evakuasi Korban Erupsi Merapi

28 April 2017

Sister Village Percepat Evakuasi Korban Erupsi Merapi

Konsep persaudaraan antar-desa atau sister village di Kabupaten Boyolali kini telah melibatkan sebanyak 17 desa.

Baca Selengkapnya

Desa Bisa Maju, Gubernur NTB: Ini Syaratnya

1 April 2017

Desa Bisa Maju, Gubernur NTB: Ini Syaratnya

Kemajuan suatu daerah membutuhkan kreativitas dan pemberdayaan
masyarakat di semua sektor, terutama di pedesaaan.

Baca Selengkapnya

Kemendes Prioritaskan Ini untuk Kemajuan Desa 2017

28 Januari 2017

Kemendes Prioritaskan Ini untuk Kemajuan Desa 2017

"Desa yang belum fokus akan kita kasih insentif, kita kasih bibit, pupuk, dan sarana pertanian gratis,"

Baca Selengkapnya

Kemendes Gelar Expo Potensi Desa Di Sumbar Akhir September

30 Agustus 2016

Kemendes Gelar Expo Potensi Desa Di Sumbar Akhir September

"Acaranya sekitar akhir September nanti, bisa jadi ajang promosi wisata bagi daerah, karena diikuti tujuh provinsi dan 75 kabupaten dan kota,"

Baca Selengkapnya

Eko Putro: Gerakan Satu Desa Satu Unggulan, Menteri Kompak

30 Agustus 2016

Eko Putro: Gerakan Satu Desa Satu Unggulan, Menteri Kompak

Eko menuturkan gerakan satu desa satu unggulan bertujuan
mendorong desa agar lebih fokus dalam mengembangkan potensi
daerah.

Baca Selengkapnya