Gubernur Lemhanas Dukung Pendirian Sekolah DPR

Reporter

Editor

Budi Riza

Selasa, 30 Agustus 2016 23:02 WIB

Ketua Panitia Pengarah Simposium Nasional, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo dalam Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965 di Hotel Aryaduta, Jakarta, 18 April 2016. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional, Agus Widjojo, mendukung ide sekolah parlemen. Keinginan membentuk sekolah parlemen ini dilontarkan Ketua DPR Ade Komarudin untuk meningkatkan kapasitas anggota Dewan.


"Semua usaha untuk menyiapkan pejabat publik menjalankan kewenangan secara efektif itu tentu akan baik sekali," kata dia, di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa, 30 Agustus 2016.


Agus mengatakan sekolah parlemen tidak akan bertabrakan dengan Lemhanas, yang salah satu fungsi menyelenggarakan pendidikan bagi calon pimpinan di tingkat nasional. Sebab spesialisasi sekolah parlemen akan disesuaikan dengan kebutuhan DPR. "Saya rasa semua upaya itu bagus, saling mengisi dan dan melengkapi dan mendukung," kata Agus.


Sebenarnya, penyelenggaraan pendidikan bagi calon pemimpin tingkat nasional adalah salah satu fungsi dari Lemhanas. Fungsi lainnya adalah melaksanakan pengkajian strategis, dan mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan fungsi itu, Agus mengatakan Lemhanas punya sifat lebih umum dibanding sekolah parlemen. "Kalau sekolah parlemen itu menyiapkan peserta-pesertanya untuk duduk dan berperan dalam lembaga parlemen," kata Agus.


Terkait penolakan atas usul sekolah parlemen ini karena dianggap bisa memboroskan anggaran, Agus menganggapnya sebagai hal yang biasa dalam rencana kebijakan publik. Kebijakan publik, kata dia, memang harus dibuka untuk mendapat konsultasi publik dan menerima masukan-masukan. "Dan itu akan memberkaya kebijakan publik yang akan dilahirkan," kata Agus.


Advertising
Advertising

Sebelumnya, Ade Komarudin mengatakan sekolah parlemen ini dibutuhkan lantaran selama ini banyak keluhan dari masyarakat mengenai kualitas orang-orang yang lolos menjadi anggota Dewan. Pria yang akrab disapa Akom itu mengatakan semua anggota Dewan diharuskan mengetahui fungsi legislasi, pengawasan, dan anggaran.


Melalui sekolah parlemen, anggota Dewan akan diajarkan cara membahas dan merancang undang-undang. "Cara mengerjakannya hingga membahas dan merancang undang-undang," kata Akom, Jumat pekan lalu.


Politikus Partai Golkar ini meyakini dengan adanya sekolah parlemen, kualitas anggota dewan dapat ditingkatkan. "Bila dari awal nilainya enam, begitu dididik bisa delapan bahkan sembilan. Jadi, dia siap tempur," katanya. Meski Akom mengakui banyak anggota DPR yang berkompeten, tapi dia berpendapat anggota Dewan tetap membutuhkan pendidikan agar mengerti fungsi dan tugasnya sebagai legislator.


AMIRULLAH | AHMAD FAIZ

Berita terkait

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

6 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

6 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

7 jam lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

22 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

3 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

3 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

4 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

4 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya