Anggaran Satelit Pertahanan Rp 1,12 T Dianggap Kemahalan  

Reporter

Editor

Erwin prima

Senin, 29 Agustus 2016 14:50 WIB

Ilustrasi. foxcrawl.com

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Sukamta, mengatakan anggaran pengadaan satelit keamanan Kementerian Pertahanan senilai US$ 849,3 juta atau Rp 1,12 triliun terlalu mahal.

Menurut Sukamta, dari spesifikasi yang dibutuhkan, harganya diperkirakan hanya dua pertiga sampai tiga perempatnya. Sukamta mengatakan saat ini yang mendesak ialah mengamankan slot orbit yang terancam hilang karena tidak ada lagi satelit.

Baca:
Politikus PKS Bandingkan Satelit Pertahanan dengan BRIsat
Soal Pengadaan Satelit Pertahanan, FITRA: Perlu Dirinci Lagi
Dana Satelit Mahal? Luhut: Terlalu Dini Saya Bicara

Kekurangan slot orbit itu bisa diatasi dengan menyewa satelit. "Tapi sewa hanya jangka pendek," katanya, Senin, 29 Agustus 2016. Opsi sewa dianggap paling murah untuk program jangka panjang. Namun mencari satelit yang memenuhi syarat dan bisa disewa jangka panjang sulit.

Menurut Sekretaris Fraksi PKS tersebut, yang paling logis memang membeli satelit baru. Namun, setelah dipelajari, harganya tidak sampai US$ 849 juta. "Jadi tidak sebesar itu," ujarnya.

Senada dengan Sukamta, Ketua Komisi Pertahanan Abdul Kharis Almasyhari berpendapat harga itu kemahalan. "Saya berharap harga tersebut dapat dikoreksi," tuturnya. Meski kemahalan, pengadaan satelit ini dianggap penting."

Kharis menjelaskan, satelit itu bertujuan mendukung komunikasi dan data pertahanan dan keamanan yang spesifik. Komisi Pertahanan diagendakan akan rapat bersama Kementerian Pertahanan hari ini. Salah satu agendanya membahas persetujuan anggaran pengadaan satelit tersebut. "Kita lihat nanti, ya," ucap Kharis.

Sebelumnya, Sukamta pernah membandingkan satelit keamanan itu dengan satelit milik Bank Rakyat Indonesia. Kementerian Pertahanan mengajukan dana pembelian satelit sebesar US$ 849,3 juta. Sedangkan harga satelit BRI hanya sekitar US$ 200 juta.

"Saya usulkan rasionalisasi lagi jumlahnya sesuai dengan kebutuhan," tutur Sukamta, Juni lalu. Sisa dana tersebut nantinya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan mendesak Kementerian Pertahanan.

AHMAD FAIZ

Baca Juga
Di Depan Kapolri, Polwan Cantik Ini Mengunyah Silet
Dipandu Imam Masjid Istiqlal, Warga Korea Ini Jadi Mualaf


Berita terkait

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

7 jam lalu

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan kenaikan tarif tidak boleh membebani mayoritas penumpang KRL

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

2 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

2 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

2 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

3 hari lalu

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

Menteri Luhut menyebutkan layanan internet berbasis satelit Starlink bakal diluncurkan dalam dua pekan ke depan atau pertengahan Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

3 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

3 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

4 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

5 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya