DPR Minta Kemenkeu Cek Lagi Rencana Pangkas Tunjangan Guru  

Reporter

Sabtu, 27 Agustus 2016 15:05 WIB

Guru Honorer Bandung Tagih Pencairan Uang Tunjangan

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat, Mukhamad Misbakhun, mengatakan Kementerian Keuangan harus mempertimbangkan lagi rencana memangkas anggaran tunjangan profesi guru dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2016. Ia mengatakan masih banyak keluhan dana tunjangan profesi guru yang belum cair di daerah. “Jangan dulu dikatakan fiktif semua,” kata dia di Jakarta, Sabtu, 27 Agustus 2016.

Kementerian Keuangan berencana memangkas tunjangan profesi guru sebesar Rp 23,4 triliun. Pemangkasan tersebut merupakan bagian dari penghematan transfer ke daerah sebesar Rp 70,1 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan pemotongan tunjangan profesi guru dilakukan menyesuaikan dengan data jumlah guru di daerah. Menurut dia, jumlah guru yang berhak menerima tunjangan tidak sesuai dengan saat penganggaran. Ia mengatakan gurunya memang tidak ada atau ada namun belum bersertifikat profesi.

Misbakhun meminta Kementerian Keuangan mengecek terlebih dulu angka Rp 23,4 triliun tersebut. Ia mendapatkan keluhan bahwa masih banyak guru bersertifikat profesi yang belum mendapatkan tunjangan. Bahkan ada guru yang mengaku hingga Juni lalu belum menerima tunjangan tersebut. “Saya ini sudah bekerja untuk negara, tapi negara belum membayar,” kata dia menirukan keluhan guru.

DPR pada dasarnya sepakat apabila ada pemangkasan anggaran. Menurut Misbakhun, pemotongan bisa dilakukan untuk anggaran perjalanan dinas dan rapat yang tidak penting. Ia pun mendorong terciptanya efisiensi anggaran dari rencana Sri Mulyani tersebut.

Misbakhun berpesan agar pemangkasan anggaran tidak merugikan sektor pendidikan dan kesehatan. Selain itu, yang paling penting adalah rencana pemangkasan anggaran oleh Kementerian Keuangan tidak bertolak belakang dengan kepentingan rakyat.

DANANG FIRMANTO

Baca Juga:
Bertemu Peternak Kambing di Bogor, Jokowi Minder
Anggaran Tiap Anggota DPD Rp 2,5 M Per Tahun, untuk Apa?







Berita terkait

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

13 jam lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

14 jam lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

17 jam lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

18 jam lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

19 jam lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

20 jam lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

1 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

1 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

2 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya