TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Suwarjono mengatakan tiga pilar utama AJI adalah menjaga kebebasan pers, mendorong pers profesional, dan jurnalis sejahtera.
"Kebebasan berekspresi pun masuk ranah kebebasan pers," katanya dalam rilis yang diterima pada Sabtu, 27 Agustus 2016.
AJI melihat pentingnya kebebasan berekspresi pada 2016. Sepanjang tahun ini, tercatat berbagai pelanggaran terjadi.
Ini berbentuk pembubaran kegiatan, seperti pemutaran film, diskusi, seminar, dan pertunjukan festival.
Di antaranya pelarangan film Pulau Buru, Jagal, dan Senyap. Selain itu, pelarangan peredaran pers kampus LPM Lentera dan pembubaran pertunjukan seni di Bandung. Belum lagi aksi intoleran yang menyerang tempat ibadah di sejumlah tempat di Tanah Air.
"AJI tidak ingin kehidupan berdemokrasi tercabik-cabik oleh sekelompok masyarakat," tuturnya. Masyarakat harus diingatkan ihwal pentingnya masyarakat yang pluralis.
Suwarjono mengingatkan bahwa kebebasan berekspresi merupakan bagian dari hak asasi manusia. Hal itu diatur dalam Pasal 19 DUHAM dan Pasal 28-F UUD 1945.
Pasal-pasal ini mencakup dua hal, yaitu hak memperoleh informasi dan hak menyebarkan informasi atau berekspresi.
AJI baru saja menggelar malam resepsi peringatan hari ulang tahun ke-22 pada Jumat, 26 Agustus 2016, di Jakarta. Tema yang diambil adalah "Media, Ekspresi, Keberagaman".
Tema tersebut diambil sebagai bentuk keprihatinan AJI atas marak dan menguatnya tindakan antikeberagaman, intoleransi, dan antipluralisme sepanjang tahun ini.
ODELIA SINAGA
Berita terkait
7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat
2 hari lalu
Selama tujuh tahun terakhir, AMSI telah melahirkan sejumlah inovasi untuk membangun ekosistem media digital yang sehat dan berkualitas di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference
2 hari lalu
AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.
Baca Selengkapnya3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS
31 hari lalu
Penganiayaan jurnalis oleh 3 anggota TNI AL terjadi di Halmahera Selatan. Ini respons Dewan Pers, AJI, dan KontraS. Apa yang ditulis Sukadi?
Baca SelengkapnyaAJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan
36 hari lalu
Kekerasan yang dilakukan anggota TNI Angkatan Laut itu merupakan bentuk penghalangan terhadap kerja jurnalistik yang tidak sepatutnya terjadi.
Baca SelengkapnyaIndeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan
36 hari lalu
Ormas dan kepolisian dianggap paling berpotensi melakukan kekerasan terhadap jurnalis.
Baca SelengkapnyaRespons AJI dan LBH Pers terhadap Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi
22 Februari 2024
AJI dan LBH Pers meminta Perpres Publisher Rights yang telah disahkan Presiden Jokowi dijalankan secara akuntabel.
Baca SelengkapnyaAJI dan Monash University Imbau Pentingnya Penghapusan Ujaran Kebencian di Masa Pemilu 2024
14 Februari 2024
Ujaran kebencian berpotensi memicu perselisihan sosial. Ujaran kebencian juga dapat berujung pada stigma, persekusi, dan kekerasan.
Baca SelengkapnyaRespons Ketua BEM UGM Soal 3 Pakar Hukum dan Sutradara Dirty Vote Dilaporkan ke Polisi
13 Februari 2024
Ketua BEM UGM tanggapi pelaporan ke polisi terhadap sutradara dan 3 pakar hukum pemeran di film Dirty Vote. Ia khawatir terhadap kebebasan berpendapat
Baca SelengkapnyaKasus Ujaran Kebencian Meningkat Terhadap Kelompok Minoritas Sepanjang Pemilu 2024
13 Februari 2024
Ujaran kebencian terbanyak ditujukan terhadap kelompok Yahudi, disusul kelompok penyandang disabilitas.
Baca SelengkapnyaAJI dan Mahasiswa Kediri Gelar Mimbar Bebas Darurat Demokrasi
11 Februari 2024
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri bersama organisasi mahasiswa menggelar mimbar bebas bertajuk 'Darurat Demokrasi' di Kediri, Minggu, 11 Februari 2024.
Baca Selengkapnya