Dihantui Kebakaran Hutan, Petani Sawit Beralih Tanam Kayu  

Reporter

Editor

Mustafa moses

Kamis, 25 Agustus 2016 12:54 WIB

Warga berusaha memadamkan api dengan alat seadanya ketika terjadi kebakaran lahan di Desa Kualu, Kampar, Riau, 14 Agustus 2016. Berdasarkan data BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Pekanbaru, terdapat 66 'hot spot' yang tersebar di beberapa Kabupaten di Provinsi Riau. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Pekanbaru - Warga Kampung Jawa, Kelurahan Sungai Pakning, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Riau, mulai menanam tumbuhan kayu hutan untuk menjaga ekosistem rawa gambutnya. Mereka mulai beralih dari tanaman sawit dan karet karena selama ini dihantui kebakaran lahan dan hutan.

Samsul, warga Kampung Jawa, mengaku memulai lebih awal penanaman pelbagai jenis kayu hutan di lahan miliknya seluas 3 hektare. Dia berharap langkah tersebut dapat dicontoh masyarakat sekitarnya untuk restorasi lahan gambut di daerah itu.

"Target kami, seluas 50 hektare lahan masyarakat akan kami hijaukan kembali dengan tanaman kayu hutan," kata Samsul saat ditemui Tempo, Rabu, 24 Agustus 2016. Kampung Jawa merupakan satu dari banyak daerah di Indonesia yang mendapatkan pendampingan dari pemerintah Norwegia melalui United Nations Development Programs (UNDP).

Menurut Samsul, tanaman kayu hutan dinilai lebih efektif dalam pembangunan ekonomi masyarakat sekitar gambut ketimbang kelapa sawit dan karet. Sebelumnya, masyarakat lebih dominan menanam sawit dan karet. Namun, beberapa tahun terakhir, masyarakat selalu mengalami kerugian akibat kebakaran lahan.

Kecamatan Bukit Batu merupakan satu daerah yang rawan terbakar karena didominasi lahan gambut. Hampir setiap tahun, kawasan ini selalu mengalami kebakaran lahan yang berdampak pada terbakarnya kebun warga. Menurut Samsul, dikuasainya kawasan itu oleh perusahaan hutan tanam industri dan perusahaan perkebunan kelapa sawit di bagian hulu sangat berdampak buruk bagi masyarakat yang di hilir.

Perusahaan diduga menahan laju air di kanal konsesinya, sehingga masyarakat setempat tidak kebagian air, yang menyebabkan lahan masyarakat mengering. Namun sebaliknya, jika musim hujan, perusahaan sengaja melepaskan air di kanal konsesinya, yang mengakibatkan lahan masyarakat mengalami kebanjiran. "Kami capek menanam sawit, selalu saja terbakar setiap tahun," ucapnya.

National Project Manager UNDP Roy Rahendra menuturkan sekat kanal hanyalah proyek jangka pendek untuk membuat lahan kembali basah, sehingga dapat mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan. "Tata kelola sumber daya alam lebih baik dan mampu membangun ekonomi masyarakat sekitar," ujarnya.

RIYAN NOFITRA




Berita terkait

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya

Prioritas Membangun Kota Bertuah

15 Agustus 2023

Prioritas Membangun Kota Bertuah

Penjabat Wali Kota Pekanbaru Muflihun, memprioritaskan pembangunan yang dibutuhkan warga. Menyiapkan generasi untuk Indonesia Emas 2045.

Baca Selengkapnya

Bang Uun Sebut Pentingnya Peran Masyarakat Untuk Pekanbaru Bersih

4 Agustus 2023

Bang Uun Sebut Pentingnya Peran Masyarakat Untuk Pekanbaru Bersih

Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun SSTP MAP berkunjung ke Kecamatan Sail, Minggu, 30 Agustus 2023.

Baca Selengkapnya