Berkat Uang Rokok, PNS Ini Bisa Daftar Haji  

Reporter

Selasa, 23 Agustus 2016 17:33 WIB

Petani melipat tembakau yang telah dikeringkan di Desa Dampit, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 6 Juni 2016. Para petani di desa ini mengolah tembakau pesanan untuk pabrik rokok besar. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Yogyakarta - Seandainya harga rokok benar-benar dibanderol Rp 50 ribu, seperti usulan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, mungkin Sukamto bisa lebih cepat melunasi biaya haji.

Bermula pada 2003, saat ia memutuskan untuk berhenti merokok. Uniknya, meski sudah memutuskan untuk tidak merokok, Sukamto tetap memasukkan pos pembelian rokok dalam anggaran pribadinya.

Rupanya, pegawai negeri di Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Daerah Istimewa Yogyakarta itu punya hajat tersendiri. “Uang untuk beli rokok itu saya tabung untuk naik haji,” katanya kemarin.

Sejak saat itu, setiap terima gaji, Sukamto menyisihkan dana yang selama ini ia gunakan untuk membeli rokok, untuk disetorkan ke bank. “Setara dengan rokok satu bulan Rp 400 ribu,” ucapnya.

Baca: 3 Konglomerat Terkaya di Indonesia Adalah Pengusaha Rokok

Hampir sepuluh tahun kemudian, pada 2012, pos anggaran pembelian rokok miliknya sudah cukup untuk mendaftar haji. Uang sebanyak Rp 25 juta ia gunakan untuk memperoleh nomor antrean keberangkatan haji. “Saya baru berangkat pada 2024,” katanya.

Meski sudah mendapat kursi untuk berangkat haji, Sukamto tetap meneruskan pengadaan pos pembelian rokok. Kali ini tidak saja untuk biaya haji, tapi juga untuk asuransi dan investasi. Serta menambah biaya haji istrinya, Harti Winarni.

Dulu saat masih mengisap rokok, Sukamto mengaku kerap merasa berdosa kepada anak dan istrinya. Hingga pada suatu malam, ia pancangkan niat untuk berhenti merokok. Satu–dua hari, ia mampu bersabar dari godaan rokok. Tapi, setelahnya, ia merasa seperti sakau. “Ada tiga bulan saya seperti itu,” katanya.

Baca: Wacana Rokok Rp 50 Ribu, Gubernur Jatim Soekarwo: Mending Nutup Pabrik

Namun dengan niat yang kuat, Sukamto mampu menaklukkan godaan untuk kembali merokok. Apalagi bila melihat teman-teman kantor dan ronda malam sedang merokok. "Tapi saya sudah bismillah, kalau malam ini tidak merokok, berikutnya pasti bisa," ucapnya.

Hasilnya, badannya yang dulu kurus kini menjadi lebih berisi. Ia juga merasa semakin sehat. Bahkan ia bisa menghabiskan tiga set badminton dalam sekali bermain.

Keputusannya untuk berhenti merokok mendapat dukungan dari istri dan anak-anaknya. "Dulu anak-anak tidak mau mendekat kalau Bapak merokok, sekarang banyak waktu untuk dekat dengan keluarga," kata Harti, yang juga dosen Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto, Yogyakarta, ini.

MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

19 jam lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

3 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

7 hari lalu

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

8 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

9 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

12 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

23 hari lalu

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

Tersinggung tak boleh utang rokok, pelaku membakar warung dengan melempar botol bensin dan tisu yang telah dibakar.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

23 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

26 hari lalu

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

Wem Pratama, 33 tahun, warga Jalan Tuba 3, Kota Medan, membunuh ibu kandungnya, Megawati, 55 tahun dengan memukul dan menggorok leher.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

27 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya