Diancam Dibubarkan, Diskusi Buku D.N. Aidit Tetap Jalan

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Minggu, 21 Agustus 2016 16:29 WIB

Perayaan ulang tahun Partai Komunis Indonesia dirayakan besar -besaran digelar, Presiden Sukarno terlihat mesra berdampingan dengan Ketua Partai Komunis Indonesia D.N Aidit pada 23 Mei 1965. wikipedia. org

TEMPO.CO, Yogyakarta - Meski diskusi dan peluncuran buku berjudul Aidit, Marxisme-Leninisme dan Revolusi Indonesia terancam dibubarkan organisasi massa, tapi acara itu tetap berjalan karena memang isinya hanya diskusi soal pemikiran tokoh itu.

Bedah buku yang digelar di Indie Book Corner di Dongeng Kopi, Gorongan, Depok, Sleman, Sabtu malam pekan lalu, itu berjalan lancar. Pesertanya kebanyakan mahasiswa dan aktivis. "Memang sempat ada ancaman untuk dibubarkan. Kami justru mengajak orang yang ingin membubarkan menjadi salah satu narasumber," kata pendiri Indie Book, Irwan Bajang, Sabtu malam, 20 Agustus 2016.

Menurut Irwan, penentang diskusi memang sengaja diajak menjadi peserta dan pembicara. Jika ada yang tidak sesuai dengan pemikiran mereka, bisa diungkapkan dalam diskusi itu. "Sebagai pembanding pemikiran saja dalam koridor diskusi," tuturnya.

Penulis buku setebal 150 halaman lebih ini adalah Satrio Prio Utomo. Buku itu dibuat berdasarkan skripsinya dengan judul yang sama di Universitas Negeri Jakarta Jurusan Ilmu Sejarah 2015. "Saya sangat menghargai universitas yang mau menerima kajian ilmiah, apa pun dan siapa pun yang punya pemikiran revolusioner," tuturnya.

Satrio menegaskan, dia bukanlah simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI). “Bahkan saya tidak suka dengan sosok Ketua PKI D.N. Aidit,” ujarnya. Dari hasil penelitiannya, ternyata pemikiran Aidit mengandung 50 persen pemikiran Sukarno, presiden pertama Indonesia. Sedangkan 50 persen lagi adalah pemikiran Tan Malaka.

Dalam buku ini, kata Satrio, Aidit merupakan sosok dan tokoh yang sangat dekat dengan kaum proletar di zamannya, yaitu buruh tambang yang ada di tempat kelahirannya, Belitung. “Ajaran Marxisme yang dianut Dipa Nusantara Aidit ini menjadi sempurna setelah belajar dari Sukarno,” katanya.

Menurut Muhidin, moderator diskusi ini, Aidit merupakan sosok yang getol memberantas buta huruf pada 1964. Ia merupakan tokoh partai politik yang menguatkan organisasi tidak dengan senjata. Melainkan dengan literasi. "Dia merupakan tokoh literasi," tuturnya.

Bagi Aidit, kata dia, pendidikan paling berat adalah mendidik kader untuk mengerti ideologi partai. Cara supaya kader bisa mengerti, Aidit membuat semacam jurnal yang dibagikan kepada kadernya. "Buku tentang Aidit ini seperti bahan sontekan, sosoknya jadi bahan omongan, tetapi tak bisa terang-terangan," katanya.

MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

12 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

16 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

52 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

56 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya