Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. TEMPO/Ridian Eka Saputra
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyatakan dia tidak memfitnah Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah soal kemungkinan penyalahgunaan wewenang terhadap pegawai negeri untuk pemenangan pemilihan kepala daerah.
"Saya enggak merasa memfitnah. Kan, Anda (pewarta) tanya saya dituduh bisa menyalahgunakan wewenang terhadap PNS (jika tidak cuti kampanye)," kata Ahok di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat, 19 Agustus 2016.
Ahok pun melanjutkan, "Lalu saya jawab, seharusnya sekda lebih berbahaya kalau Anda curiga calon itu bisa memanipulasi PNS karena terbukti, dulu sempat pelantikan itu tanpa saya tahu."
Ia merujuk pada peristiwa November 2015 saat pelantikan calon lurah dan camat yang sudah mengenakan pakaian serba putih. Namun, Ahok langsung membatalkan pelantikan saat itu juga karena jumlah pejabat yang hadir tak sesuai daftar nama yang dipegangnya. Menurut Ahok, berkaca dari peristiwa itulah Ahok melontarkan pernyataan tersebut, Kamis lalu.
Menanggapi pernyataan Ahok, Saefullah menjelaskan, mutasi pejabat selalu dibahas dalam Badan Pertimbangan Jabatan secara terbuka. Pelantikan juga seizin Ahok. "Coba saja cek lurah camat, ada enggak yang saya minta, yang saya gerakkan pilih-pilih saya?"
Namun, Ahok mengatakan berkas daftar nama terbaru yang akan dilantik itu telat diberikan kepadanya. Karena itu, Ahok langsung membatalkan pelantikan karena harus kembali mengecek nama-nama tersebut.
"Berarti kan pernah kejadian, makanya kalau kamu bilang bisa memanipulasi lebih gampang sekda daripada saya. Karena penanggung jawab PNS itu semua sekda, lho," tutur Ahok.