4 Sandera Abu Sayyaf Berasal dari Sulawesi Selatan  

Reporter

Jumat, 19 Agustus 2016 14:19 WIB

Anggota keluarga korban yang disandera kelompok Abu Sayyaf saat melakukan pertemuan dengan Dirjen PWNI-BHI Kemenlu Lalu Muhammad Iqbal di Gedung PWNI-BHI, Jakarta, 1 Agustus 2016. Lalu Muhammad Iqbal mengatakan tujuh WNI yang disandera dalam kondisi baik. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Makassar - Kepala Sub-Direktorat Pengawasan Kekonsuleran Direktorat Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Kementerian Luar Negeri, Krishna Djelani, mengatakan warga asal Sulawesi Selatan yang menjadi sandera kelompok Abu Sayyaf berjumlah empat orang.

Selama ini diberitakan bahwa warga asal Sulawesi Selatan yang disandera Abu Sayyaf hanya tiga orang. Mereka adalah Muhammad Sofyan asal Kabupaten Takalar, Ismail Tiro dari Maros, dan Muhammad Mabrur Dahri asal Kota Parepare.

Sandera yang baru diketahui juga berasal dari Sulawesi Selatan adalah Edi Suryono, 26 tahun. Edi adalah warga Desa Komba, Kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu, sekitar 367 kilometer dari Kota Makassar. "Satu orang berasal dari Kabupaten Luwu juga ada di kapal TB Charles," kata Krishna setelah bertemu dengan keluarga para sandera di Makassar, Jumat, 19 Agustus 2016.

Pertemuan di Makassar hanya dengan keluarga Edi Suryono, Sofyan, dan Mabrur. Adapun keluarga Ismail sudah ditemui di Samarinda, Kalimantan Timur.

Menurut Krishna, pertemuan dilakukan guna memberi penjelasan ihwal upaya yang dilakukan pemerintah demi menyelamatkan sandera. Pemerintah juga bermaksud terus memberikan semangat kepada para keluarga sandera. "Kami ingin membangun trust mereka. Proses pembebasan cukup kompleks dan tidak mudah," ujarnya.

Kakak ipar Edi Suryono, Rushi Maluki, 36 tahun, mengatakan sehari sebelum anak buah kapal TB Charles disandera, ia masih berkomunikasi melalui telepon. Saat itu Edi mengabarkan bahwa kapal perusahaan segera bergerak ke Samarinda setelah mengangkut batu bara. "Rencananya memang dia ingin Lebaran di kampung," ucapnya.

Dalam percakapan telepon itu, Edi mengabarkan bahwa ia telah membeli banyak oleh-oleh untuk keponakan serta keluarga lainnya. Rencananya, buah tangan itu akan dihadiahkan saat kembali dari Kalimantan.

Rushi menjelaskan, Edi lulus dari Akademi Ilmu Pelayaran Indonesia Makassar pada 2015. Dia tercatat sebagai ABK TB Charles sejak April 2016. Rushi berharap upaya pembebasan terhadap Edi bisa segera dilakukan. Keluarga di Luwu terus mencemaskan keselamatan Edi. "Kami pasrah dan menyerahkan kepada pemerintah serta perusahaan," tuturnya.

ABDUL RAHMAN







Berita terkait

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

1 hari lalu

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

Indonesia-Africa Forum kedua akan diselenggarakan di Bali pada 3 - 4 September 2024. Menlu Retno mengundang perwakilan dari Gambia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

5 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

7 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

9 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

9 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

10 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

10 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

10 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

17 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya