Intervensi Industri Rokok di Indonesia Tertinggi di ASEAN  

Reporter

Senin, 15 Agustus 2016 16:24 WIB

Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Lawan Industri Rokok (Gebrak) melakukan aksi simpatik kesehatan dan pengendalian tembakau saat Car Free Day di kawasan Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, 24 April 2016. Mereka mengajak masyarakat untuk menolak diadakannya pameran mesin rokok atau Internasional World Tobacco Process and Machinery. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia belum bisa memerdekakan diri dari persekongkolan jahat industri rokok dengan para pengambil keputusan negeri ini. Widyastuti Soerojo, Ketua Badan Khusus Pengendalian Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), menjelaskan, selama dua tahun berturut pada 2014 dan 2015, indeks campur tangan industri produk tembakau di tujuh negara ASEAN, Indonesia menempati posisi tertinggi.

“Pada 2014, indeksnya 78 dan meningkat menjadi 82 pada 2015,” kata dia dalam refleksi Kemerdekaan Indonesia dari Campur Tangan Industri Rokok di Jakarta, Senin, 15 Agustus 2016. “Kita ini paling memble dibandingkan Brunei, Thailand, Laos, Kamboja, Filipina, dan Malaysia,” katanya.

Ia menjelaskan, kategori campur tangan industri produk tembakau ini mencakup tujuh hal. Di antaranya, tingkat partisipasi dalam penyusunan kebijakan; kegiatan yang diklaim sebagai corporate social responsibility (CSR), manfaat bagi industri produk tembakau; serta bentuk-bentuk interaksi yang tidak perlu, transparansi, konflik kepentingan, dan tindakan pencegahan.

Menurut Widyastuti, indeks campur tangan industri produk tembakau ini dibuat dengan melibatkan tiga lembaga, yakni IAKMI, Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), dan perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pelaksanaan observasi indeks ini dilakukan pada Januari-Desember 2015.

Dari indeks ini, kata Widyastuti, terlihat campur tangan industri produk tembakau. “Ribuan zat toksik dan adiktif dijual dan mereka sangat agresif memaksimalkan keuntungan,” kata dia. Selain itu, ia melanjutkan, industri menggunakan pengaruh politik dan kekuatan ekonomi untuk mengganjal kebijakan dan menerapkan strategi pelemahan kebijakan yang sangat rinci, dengan dana sangat besar, dan canggih.

“Ini bisa dibilang, ini adalah penjajahan gaya baru yang bukan dengan menggunakan senjata fisik tapi menjual budaya/norma sosial, kenikmatan adiksi, dan keuntungan pasar,” ucapnya.

Widyastuti menuturkan, penjajahan gaya baru ini terlihat dari empat industri produk tembakau menguasai lebih dari 80 persen pangsa pasar. Phillip Morris Indonesia menguasai 33 persen, Gudang Garam 28 persen, Djarum 12 persen, dan Bentoel 8 persen. Sisanya adalah Nojorono hanya menguasai 6 persen, dan lainnya 13 persen.

Yang lebih buruk dari itu, kata Widyastuti, pemerintah membenarkan persekongkolan ini. Mereka mengizinkan industri rokok meraup keuntungan besar dan merusak kesehatan masyarakat. Indikasi ini, kata dia, bisa terlihat dari kunjungan kerja Menteri Perindustrian saat itu, Saleh Husein, ke perusahaan industri rokok hanya beberapa bulan setelah dilantik. Puncaknya adalah terbitnya Peraturan Menteri tentang Peta Jalan Industri Tembakau pada 2015 yang isinya meningkatkan produksi batang rokok.

ISTIQOMATUL HAYATI

Berita terkait

Jaringan Pegiat Pengendalian Tembakau Sebut Jumlah Perokok Terus Meningkat

6 Desember 2023

Jaringan Pegiat Pengendalian Tembakau Sebut Jumlah Perokok Terus Meningkat

Peraturan Pemerintah 109/2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau sangat lemah.

Baca Selengkapnya

Perokok Meningkat, MTCN Imbau Kerjasama Kendalikan Produk Tembakau di Indonesia

29 November 2023

Perokok Meningkat, MTCN Imbau Kerjasama Kendalikan Produk Tembakau di Indonesia

Hasil survei Global Adult Tobacco Survey (GATS) tahun 2011 dan 2021 mengungkapkan meningkatnya jumlah perokok pasif menjadi 120 juta orang.

Baca Selengkapnya

IISD Nilai RUU Kesehatan Tak Menguatkan Regulasi Pengendalian Tembakau

23 Mei 2023

IISD Nilai RUU Kesehatan Tak Menguatkan Regulasi Pengendalian Tembakau

IISD mengatakan RUU Kesehatan seharusnya jadi momentum untuk menguatkan regulasi dalam pengendalian tembakau yang gagal mengeliminasi darurat perokok.

Baca Selengkapnya

PBHI Anggap Kebijakan Pengendalian Tembakau Masih di Bawah Standar HAM

30 Juni 2022

PBHI Anggap Kebijakan Pengendalian Tembakau Masih di Bawah Standar HAM

Upaya pengendalian konsumsi tembakau masih di bawah standar, hingga kini belum ada regulasi yang mengatur peredaran dan penggunaan rokok elektrik.

Baca Selengkapnya

Bima Arya Gunakan Pandemi Covid-19 untuk Kampanye Antirokok

9 Desember 2021

Bima Arya Gunakan Pandemi Covid-19 untuk Kampanye Antirokok

Bima Arya menginstruksikan Satgas Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Kota Bogor memastikan tidak ada iklan rokok di pasar swalayan atau toko modern.

Baca Selengkapnya

Anak Muda Minta Revisi PP 109/2012 Disahkan untuk Lindungi Anak

17 November 2021

Anak Muda Minta Revisi PP 109/2012 Disahkan untuk Lindungi Anak

Enam anak muda itu meminta Presiden Jokowi tetap komitmen melindungi anak-anak dengan segera mengesahkan revisi PP 109/2012.

Baca Selengkapnya

Pembaharu Muda akan Buat Parade Mural untuk Dukung Penurunan Prevalensi Perokok

9 Oktober 2021

Pembaharu Muda akan Buat Parade Mural untuk Dukung Penurunan Prevalensi Perokok

Pembaharu Muda bekerja sama pemerintah daerah untuk mengoptimalkan pelaksanaan Perda Kawasan Tanpa Rokok dan penyadaran berhenti merokok.

Baca Selengkapnya

Dianggap Efektif Menurunkan Penjualan, Pemerintah Pastikan Naikkan Cukai Rokok

7 Oktober 2021

Dianggap Efektif Menurunkan Penjualan, Pemerintah Pastikan Naikkan Cukai Rokok

Melihat fakta tersebut, kata Sarno, Kementerian Keuangan memilih untuk menaikkan cukai rokok lantaran dinilai efektif mengendalikan konsumsi tembakau.

Baca Selengkapnya

Wartawan Tempo.co Jadi Pemenang Lomba Karya Tulis Soal Pengendalian Tembakau

16 Agustus 2021

Wartawan Tempo.co Jadi Pemenang Lomba Karya Tulis Soal Pengendalian Tembakau

Jurnalis Tempo.co Francisca Christy Rosana menjadi salah satu pemenang lomba karya jurnalistik 'Petani dan Buruh dalam Upaya Pengendalian Tembakau'

Baca Selengkapnya

Anak-anak Petani Tembakau Juga Berhak Hidup Sehat dari Asap dan Iklan Rokok

25 Juni 2021

Anak-anak Petani Tembakau Juga Berhak Hidup Sehat dari Asap dan Iklan Rokok

Anak-anak petani tembakau bertekad hidup sehat dari asap rokok meski orang tua mereka masih menanam tembakau.

Baca Selengkapnya