Kontras: Ada Kejanggalan Transaksi Pembelian Vaksin di RS Harapan Bunda

Reporter

Sabtu, 13 Agustus 2016 15:53 WIB

Aliansi Orang Tua Korban Vaksin Palsu RS Harapan Bunda bertemu dengan Komnas Perlindungan Anak. Mereka berharap KPAI mampu menjembatani tuntutan mereka ke pemerintah dan pihak berwajib. TEMPO/Auzi Amazia

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menemukan kejanggalan dalam mekanisme pembayaran di Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta. Perwakilan Divisi Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya Kontras, Rivanlee, mengatakan tidak ada standar baku dalam mekanisme pembayaran, pelayanan, dan pembelian vaksin.

Ia mendapatkan beberapa macam bukti transaksi dari korban. “Ada empat macam bukti pembayaran yang telah ditemukan korban,” ucap Rivanlee di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jakarta, Sabtu, 13 Agustus 2016. Rivanlee juga menunjukkan beberapa bentuk kopian transaksi pembayaran.

Pertama, ujar Rivanlee, ada bukti pembayaran yang resmi di kasir. Kedua, bukti pembayaran yang dilakukan di ruang pemeriksaan dengan kuitansi tidak resmi. Ketiga, bukti pembayaran di ruang pemeriksaan dengan kuitansi yang diketik dengan kop resmi RS Harapan Bunda menggunakan meterai dan ditandatangani salah satu dokter. Keempat, tutur dia, tidak ada bukti pembayaran yang dipegang korban.

Kontras, ucap dia, mempertanyakan keberadaan mekanisme pembayaran. Menurut dia, ini bisa menjadi bukti kelalaian rumah sakit secara administrasi. Ia juga mengatakan ada kelalaian dalam mengawasi pengadaan dan pembelian vaksin di rumah sakit tersebut. “Ini menjadi pertanyaan besar ketika ada rumah sakit tenar memiliki mekanisme pembayaran yang bermacam-macam,” ujarnya.

Kasus vaksin palsu mengemuka setelah kepolisian menemukan indikasi peredaran vaksin palsu. Kementerian Kesehatan, atas desakan Dewan Perwakilan Rakyat, membuka daftar rumah sakit yang menggunakan vaksin palsu. Sebanyak 14 rumah sakit ditemukan menggunakan vaksin palsu. Rumah Sakit Harapan Bunda, Kramat Jati, menjadi masuk daftar rumah sakit tersebut.

Pada 14 Juli 2016, pihak RS Harapan Bunda mengakui adanya peredaran vaksin palsu di lingkungan rumah sakit tersebut. Direktur RS Harapan Bunda Finna menuturkan akan bertanggung jawab serta terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Badan Reserse Kriminal Polri untuk mengusut tuntas kasus ini.

Namun, ketika hal itu ditagih orang tua pasien hari ini, tak kunjung ada penyelesaian penanganan medis. Ketua Aliansi Keluarga Korban Vaksin Palsu Rumah Sakit Harapan Bunda Agus Siregar menduga ada upaya dari rumah sakit yang terlibat untuk lari dari tanggung jawab.

Tidak adanya kejelasan penyelesaian masalah ini mempersulit orang tua korban untuk memberi obat dari rumah sakit lain. “Kami jadi susah berobat karena banyak yang takut dampak dari pengobatan di Harapan Bunda,” ujarnya.

ARKHELAUS WISNU




Berita terkait

Pentingnya Ratifikasi Konvensi Anti-Penghilangan Paksa

10 April 2019

Pentingnya Ratifikasi Konvensi Anti-Penghilangan Paksa

Rencana ratifikasi Konvensi Anti-Penghilangan Paksa sudah kerap didengungkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

Zaskia Adya Mecca Kesal Anaknya Jadi Korban Vaksin Palsu

30 Januari 2018

Zaskia Adya Mecca Kesal Anaknya Jadi Korban Vaksin Palsu

Pemain film Zaskia Adya Mecca mengaku anak ketiganya juga menjadi korban vaksin palsu.

Baca Selengkapnya

Cek 39 Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat Versi BPOM

12 Desember 2017

Cek 39 Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia Obat Versi BPOM

Desember 2016 hingga November 2017, BPOM menemukan 39 obat tradisional dengan bahan kimia obat. Versi BPOM, 28 dari 39 produk tidak memiliki izin edar

Baca Selengkapnya

Kontras: Aparat Keamanan Dominasi Pelanggaran HAM di Sumut

9 Desember 2017

Kontras: Aparat Keamanan Dominasi Pelanggaran HAM di Sumut

Kontras mengungkapkan aparat keamanan diduga menjadi aktor dominan kasus pelanggaran HAM di Sumatera Utara. Kontras menyoroti praktek tidak manusiawi.

Baca Selengkapnya

Kasus La Gode, KontraS: Panglima TNI Baru Harus Tegas

7 Desember 2017

Kasus La Gode, KontraS: Panglima TNI Baru Harus Tegas

KontraS menyebutkan kasus La Gode merupakan teguran yang tepat begi profesionalisme TNI

Baca Selengkapnya

KontraS Desak Dua Institusi Ini Tuntaskan Kasus La Gode

7 Desember 2017

KontraS Desak Dua Institusi Ini Tuntaskan Kasus La Gode

Kasus La Gode menjadi perhatian KontraS.

Baca Selengkapnya

Kontras: Dalam Pelarian, La Gode Curhat Soal Kekerasan

6 Desember 2017

Kontras: Dalam Pelarian, La Gode Curhat Soal Kekerasan

Kontras menemukan bukti bahwa La Gode sempat menemui istrinya pada masa pelariannya. La Gode menceritakan kekerasan yang dialaminya.

Baca Selengkapnya

Kontras Minta TNI Usut Kasus La Gode dengan Transparan

1 Desember 2017

Kontras Minta TNI Usut Kasus La Gode dengan Transparan

Kontras berharap penyelidikan kasus kematian La Gode berjalan transparan, obyektif dan akuntabel.

Baca Selengkapnya

Produsen Vaksin Palsu Divonis 4 Tahun Bui dalam Pencucian Uang

16 November 2017

Produsen Vaksin Palsu Divonis 4 Tahun Bui dalam Pencucian Uang

Pengadilan juga merampas harta senilai Rp 1,2 miliar milik kedua produsen vaksin palsu, berupa rumah, tanah, dan kendaraan bermotor.

Baca Selengkapnya

Yusman Telaumbanua, Kisah Kejanggalan Vonis Hukuman Mati

29 Oktober 2017

Yusman Telaumbanua, Kisah Kejanggalan Vonis Hukuman Mati

Kontras meluncurkan film dokumenter tentang Yusman Telaumbanua, pemuda Nias yang divonis hukuman mati oleh pengadilan.

Baca Selengkapnya